Penahanan Gotovina dan Ungkapan Anti-Israel Ahmadinejad
10 Desember 2005Spanyol pun telah menyetujui penyerahan Gotovina kepada Mahkamah Kejahatan Perang PBB di Den Haag. Kepala pemerintahan Kroatia Ivo Sanader mendukung keputusan Spanyol, tapi banyak warga Kroatia menganggap Gotovina bukan penjahat perang, tetapi pahlawan pembela bangsa.
Harian Kroatia Novi List yang terbit di Rijeka mengomentari penangkapan mantan Jenderal Ante Gotovina di Spanyol:
“Permainan sandiwara berakhir sudah. Jenderal Ante Gotovina yang memang harus diadili dulu oleh Mahkamah Kejahatan Perang di Den Haag untuk membuktikan kejahatan yang ia lakukan, adalah korban suatu politik yang salah dan bukan hanya pandangan militer yang keliru. Pelariannya pun di rekayasa sehingga Kroatia dapat menarik simpati dalam upaya membuka pintu untuk masuk ke Uni Eropa. Gotovina digunakan untuk manipulasi dan sampai saat ini, masih dimanfaatkan untuk tujuan tersebut. Penderitaan Kroatia, termasuk yang disebabkan tingkah polah Gotovina, adalah tanggung jawab negara kita sendiri, bukan tanggung jawab negara lain.“
Harian Spanyol El País yang terbit di Madrid menyatakan, Kroatia telah belajar dari pengalaman.
“Banyak warga Kroatia mengagung-agungkan Jenderal Ante Gotovina sebagai pahlawan nasional. Pihak berwenang Kroatia lama memilih bersikap pasif dalam pelacakannya, sehingga Uni Eropa sempat menghentikan perundingan keanggotan Kroatia dengan pemerintah di Zagreb.
Namun, Kroatia tampaknya telah belajar dari pengalaman dan mereka mendukung upaya pencarian mantan jenderal yang buron itu. Tindakan ini adalah peringatan bagi Belgrad. Serbia adalah pusat nasionalisme etnis di daerah Balkan. Uni Eropa dan Amerika Serikat baru akan menjalin kerja sama dengan negara itu, bila penjahat perang Radovan Karadzic dan Jenderal Ratko Mladic tertangkap dan diadili. Mahkamah Kejahatan Perang di Den Haag menduga bahwa Beldgrad tidak mau membeberkan tempat persembunyian mereka.“
Setelah penangkapan Gotovina diumumkan, ratusan warga Kroatia berdemonstrasi menuntut pembebasannya. Mereka menganggapnya seorang pahlawan yang memperjuangkan kebebasan rakyat. Namun, Harian Nepszabdsag yang terbit di Budapest berkomentar, seorang pahlawan nasional pun tidak boleh melanggar hukum.
“Radovan Karadzic, Ratko Mladic dan Ante Gotovina adalah figur simbolis bagi konsekuensi politik yang diakibatkan penyerahan mereka kepada Mahkamah Kejahatan Perang di Den Haag. Perundingan keanggotaan Kroatia dalam Uni Eropa tertunda karena Gotovina dan masa depan politik Serbia tergantung pada Karadzic. Di satu pihak itu dapat dimengerti. Di pihak lain muncul pertanyaan apakah itu adil? Adilkah menggantungkan nasib dua atau lebih bangsa pada tiga orang yang didakwa karena melakukan kejahatan perang? Pengadilan ketiga orang ini hanya akan bermakna, bila para calon pahlawan mempertimbangkan konsekuensi tindakan mereka sebelum mereka menghalalkan pelanggaran hak asasi manusia dengan dalih pembelaan dan perlindungan bangsanya. Karena, kejahatan yang mengatasnamakan pembelaan bangsa tetap saja adalah tindakan kriminal.”
Selain penangkapan mantan Jenderal Ante Gotovina, harian-harian Eropa juga menyoroti pernyataan anti Israel Presiden Iran Ahmadinejad. Harian Corriere della Sera yang terbit di Milano mengomentari sikap Presiden Ahmadinejad.
“Merasa menyesal? Sama sekali tidak! Presiden Iran Ahmadinejad malah membuat masalah makin rumit. Tampaknya ia belum puas dengan tuntutan untuk “Menghapuskan rezim Zionis dari peta dunia“ yang dilontarkannya 27 Oktober lalu. Kini, Ahmadinejad menawarkan solusi lain untuk menyelesaikan “isu Israel“. Dengan nada yang sedikit lebih lunak, ia mengusulkan untuk memindahkan Israel ke kawasan Eropa saja. Usul yang disampaikan dengan bibir tersenyum itu sama beracunnya dengan seruan menghapuskan Israel dari muka bumi.“ (zer)