Pelajaran Agama Islam di Sekolah-sekolah Jerman
21 Agustus 2003
Bila liburan musim panas tahun ini berakhir, murid-murid murid yang beragama Islam dinegara bagian Jerman Niedersachsen, Bayern dan Berlin, akan mendapat tambahan mata pelajaran baru. Yakni mata pelajaran agama Islam. Dan dinegara bagian Niedersachsen, pilot proyeknya, mulai dilaksanakan hari ini.
Sebagai pilot proyek, negara bagian Niedersachsen mulai hari ini melaksanakan mata pelajaran agama Islam yang disampaikan dalam bahasa Jerman. Proyek yang untuk sementara dibatasi waktu pelaksanaannya akan dikuti sekitar 45 ribu murid beragama Islam. Pelaksanaannya dapat dikatakan sebagai usaha yang konsekwen untuk memecahkan suatu masalah, yang telah disadari sejak bertahun-tahun. Yakni tidak berhasil ditemukannya kurikulum mata pelajaran agama Islam yang seragam ditingkat nasional. Sejak lama dengan mudah terlihat diabaikannya kenyataan bahwa pemeluk Islam, merupakan kedua yang terbesar setelah pemeluk agama Kristen di Jerman. Dan sejak lama telah didiskusikan pentingnya untuk memberikan mata pelajaran agama Islam disekolah-sekolah. Pada tahun 2001, dalam konferensi menteri kebudayaan telah diputuskan untuk melaksanakannya. Tapi sampai sekarang, tidak memberikan hasil yang besar. Sekarang, setelah Berlin, Niedersachsen, merupakan negara bagian kedua di Jerman yang melaksanakan mata pelajaran agama Islam disekolah-sekolah pemerintah. Pelajaran diberikan mulai dari kelas lima. Tenaga pengajarnya diutamakan yang beragama Islam, yang sebelumnya telah menjadi guru, dan memberikan mata pelajaran lainnya. Untuk memilih dan menilai tema pelajaran agama Islam akan dilakukan oleh apa yang disebut pertemuan " meja bundar" yang diikuti oleh wakil dari pemerintah yang menangani pendidikan dan wakil dari perhimpunan Islam terpenting di Jerman. Tujuannya untuk menjamin agar mata pelajaran agama Islam tersebut, tidak mengarah tendensius. Sejak terjadinya serangan teror tanggal 11 September 2001, di Jerman semakin mendesak untuk dilaksanakannya mata pelajaran agama Islam disekolah-sekolah pemerintah. Di Jerman terdapat sekitar 700 ribu murid yang beragama Islam, dan sebagian besar diantaranya berasal dari Turki. Jumlah tersebut mencapai lebih dari lima persen, dari kesluruhan murid sekolah di Jerman. Bila tidak ada tawaran dari pemerintah untuk memberikan pelajaran agama Islam, maka ribuan dari mereka terpaksa mendapatkan pelajaran agama Islam ditempat belajar Al-Quran . Dimana beberapa dintaranya dimiliki oleh kelompok Islam yang dikenal militan, yang sulit untuk diawasi. Memang tidak mudah untuk melaksanakan pelajaran agama Islam disekolah-sekolah. Turki menyatakan bersedia mendatangkan dan membayar tenaga pengajarnya. Tapi dampaknya, Turki akan memberikan pengaruh yang besar terhadap murid-murid yang berasal dari negaranya, ketimbang pemgaruh dari undang-undang yang berlaku di Jerman. Selain itu murid beragama Islam lainnya yang berasal dari negara-negara Arab, Iran, Afganistan dan negara Afrika lainnya, merasa dirugikan, karena tidak dapat mengikuti pelajaran yang diberikan dalam bahasa Turki. Dinegara bagian Bayern diterapkan model Turki. Di 50 sekolah dinegara bagian Nordrhein-Westphalen pelajarannya disampaikan dalam bahasa Jerman dan Turki. Sementara di Berlin dalam bahasa Jerman. Tapi penyelenggaraannya dikelola bersama sebuah perhimpunan Islam, yang oleh kelompok Islam lainnya di Jerman tidak diakui sebagai wakil yang representativ. Jalan pemecahannya, pelajaran agama Islam harus disampaikan dalam bahasa Jerman, dan sebagai bagian dari kurikulum. Hanya dengan cara itu kemungkinan adanya pengaruh yang negativ dapat dikurangi. Dan semua murid yang beragama Islam mempunyai peluang yang sama untuk mengikutinya.