PBB Keluarkan Laporan Perang Gaza
6 Mei 2009Berdasarkan temuan di lapangan, para penyidik Perserikatan Bangsa Bangsa menyatakan, mortal Israel menewaskan 30 hingga 40 warga Palestina di sekolah Jabalia di Jalur Gaza, selama konflik Hamas-Israel awal tahun 2009 ini. Insiden itu merupakan satu dari enam peristiwa di mana dewan penyidik menilai militer Israel bertanggungjawab atas kematian atau kerusakan di Gaza. Lebih dari 1300 warga Palestina tewas dalam serangan tiga minggu yang berakhir 18 Januari 2009. Selain itu, 9 institusi yang dikelola PBB di Jalur Gaza rusak.
Kementrian Luar Negeri Israel menyebut laporan itu tendensius, bias dan berat sebelah. Menanggapinya, Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam konferensi pers Selasa (05/05) mengatakan, ringkasan laporan itu refleksi yang obyektif dan sesuai dengan temuan fakta di lapangan.
"Pemerintah Israel memberitahu saya bahwa mereka memiliki keberatan terhadap elemen dari ringkasan laporan tersebut. Pada saat yang sama saya gembira bahwa pemerintah Israel setuju untuk bertemu pejabat PBB guna menekankan sejumlah rekomendasi dewan penyidik yang terkait dengan Israel. Kepada saya pemerintah Israel mengukuhkan keinginan untuk mengembangkan mekanisme koordinasi yang sudah ada," demikian Ban Ki-moon dalam keterangannya.
Laporan terinci setebal 184 halaman yang mengkritik serangan Israel terhadap personil dan institusi milik PBB selama konflik Gaza Desember 2008 hingga Januari 2009 lalu dipotong dengan cermat menjadi dokumen 27 halaman. Sebagian besar karena sensitivitas politik dan alasan keamanan.
Sekjen PBB Ban Ki-moon menolak tuduhan bahwa ia hanya mengeluarkan versi laporan yang yang membuat airmata menetes. "Silahkan tanyakan pada semua penasehat senior PBB yang mengerjakan laporan ini," kata Ban. Dewan penyidik bekerja secara independen, tandasnya. Ia tidak punya otoritas apapun untuk mengedit atau mengubah susunan kata dalam kesimpulan dan rekomendasi dewan.
Dewan penyidik yang dibentuk PBB terdiri dari Ian Martin, Larry Jhonson, Sinha Basnayake dan Letnan Kolonel Patrick Eichenberger. Mereka diberi mandat untuk menyelidiki 9 insiden paling serius menyangkut personil dan properti PBB dalam serangan militer Israel di Gaza selama konflik dengan Hamas.
Pada saat terjadinya serangan di sekolah Jabalia, Israel membela aksinya dengan mengatakan serangan militer adalah reaksi terhadap mortir Hamas yang ditembakkan dari sekolah itu. Israel menuduh Hamas sengaja menempatkan para pejuangnya di kawasan tersebut dan secara manipulatif menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup.
Dewan penyidik PBB menyerukan pada Israel untuk mengakui telah mengeluarkan pernyataan tidak jujur tentang serangan terhadap sekolah Jabalia dan untuk mengekpresikan penyesalan. Mereka juga menyarankan agar Israel membayar biaya perbaikan dan ganti rugi pada PBB.
Sementara itu, kalangan organisasi bantuan kuatir laporan yang dikeluarkan di New York Selasa (05/05) kemarin tidak akan ditindaklanjuti dengan pembentukan dewan yang lebih luas guna penyelidikan lanjutan.
RP/dpa
Editor: Yuniman Farid