Paus Benediktus XVI Dukung Pembentukan Negara Palestina
14 Mei 2009Rabu kemarin (13/05) merupakan hari penyampaian pesan yang jelas. Sri Paus Benediktus XVI mengunjungi kamp pengungsi Palestina, Aida, di dekat Bethlehem. Setibanya di kamp Aida, Sri Paus disambut oleh sejumlah pembicara.
Salah seorang di antaranya menyambut Paus dengan berkata, "Selamat datang Bapak Suci. Lawatan Anda membawa harapan." Seorang penari dalam acara penyambutan Sri Paus mengangkat tinggi-tinggi sebuah kunci raksasa berwarna hitam. Pesannya jelas.
Sri Paus Berdoa Demi Terciptanya Perdamaian
Sri Paus Benediktus XVI menyampaikan pidatonya tepat di sisi dinding pemisah Israel. Paus menegaskan sikapnya, "Di depan kita, yang berkumpul pada sore ini, berdiri sebuah benda yang mengingatkan kita pada sisi kebuntuan situasi hubungan antara Israel dan Palestina, yaitu dinding pemisah. Di dunia di mana semakin banyak perbatasan yang dibuka, bagi perdagangan, perjalanan, mobilitas manusia, dan pertukaran budaya, sangat tragis, bahwa ternyata masih ada dinding tinggi yang dibangun.“
Di dekat dinding itu, Sri Paus Benediktus XVI mendoakan berakhirnya permusuhan yang telah menyebabkan berdirinya tembok tersebut dan berdoa bagi terciptanya perdamaian. Itulah kata-kata yang ingin didengar warga Palestina.
Rabu pagi waktu setempat (13/05), Sri Paus secara tidak langsung mengangkat masalah operasi militer Israel di Jalur Gaza awal tahun ini yang menewaskan sekitar 1300 orang, ketidakadilan dan penderitaan warga Palestina. Dalam kunjungannya di kamp pengungsi Aida, Sri Paus juga menyinggung Hari Pembentukan Negara Israel yang diperingati Kamis ini (14/05) yang menyebabkan pengusiran warga Palestina.
"Orang-orang di kamp ini, di daerah ini, dan di wilayah ini sangat merindukan perdamaian. Di hari-hari terakhir ini, kerinduan itu semakin dalam dan menyakitkan, karena masih mengingat peristiwa Mei 1948 dan konflik yang masih belum terselesaikan, yang berkaitan dengan kejadian-kejadian sekarang ini," kata Sri Paus.
Sri Paus Dukung Pembentukan Negara Palestina
Ungkapan Sri Paus itu dapat saja memancing kemarahan Israel. Sri Paus kembali menyinggung Perang Gaza dan mengatakan akan menyebut selalu para korban di dalam doa-doanya. Paus juga menyebut pentingnya solusi dua negara, seperti yang sudah beberapa kali diungkapkannya.
Sri Paus mendukung secara terbuka dan tegas pembentukan negara Palestina dengan mengatakan, "Sangat dipahami bahwa Anda sering merasa frustrasi. Upaya sah Anda untuk tinggal di rumah yang berdiri di atas negara Palestina, masih belum terpenuhi. Sebaliknya, Anda merasa, seperti banyak orang di wilayah ini dan juga di dunia, seperti terjebak di lingkaran kekerasan, serangan dan serangan balasan, balas dendam dan penghancuran terus-menerus.“
Seluruh dunia, menurut Paus, menginginkan hancurnya lingkaran kekerasan ini dan terciptanya perdamaian. Rabu malamnya (13/05), Paus kembali ke Israel dan Kamis ini (14/05) Sri Paus dijadwalkan mengunjungi Nazareth.
Stefan Troendle
LS/GG