Palestina Kecam Israel
8 September 2009Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan, langkah semacam itu sama sekali tak bisa diterima. Ketua juru runding Palestina Saeb Erekat mengatakan, keputusan Israel mengurangi kepercayaan terhadap proses perdamaian dan keyakinan bahwa Israel adalah mitra yang kredibel untuk menciptakan perdamaian.
Senin kemarin (07/09), Israel memberi lampu hijau bagi pembangunan ratusan rumah baru di sejumlah pemukiman di kawasan pendudukan Tepi Barat. Menteri pertahanan Ehud Barak menyetujui pembangunan 455 unit, kebanyakan dalam blok-blok pemukiman besar yang menurut Israel akan dipertahankan dalam perjanjian perdamaian final dengan Palestina.
Langkah itu diambil hanya beberapa hari menjelang rencana kunjungan utusan AS untuk Timur Tengah George Mitchell ke kawasan itu.
Pemerintah Israel yang dipimpin PM Netanyahu dituding mengabaikan peringatan, terutama dari AS dan Eropa, bahwa langkah semacam itu akan mengacaukan peluang untuk dimulainya lagi proses perdamaian. Hanan Ashrawi, politisi dari gerakan Fatah menuduh pemerintahan Netanyahu membohongi dunia internasional dan rakyat Palestina.
"Apa yang dilakukan Netanyahu jelas merupakan penipuan besar. Dia pikir dia bisa membohongi dunia dengan mengatakan ia akan menghentikan atau menunda aktivitas pembangunan pemukiman, tetapi apa yang ia lakukan, dengan berbagai dalih, sebetulnya adalah melanjutkan pemukiman dan pada saat yang sama ia menuntut imbalan", kata Ashrawi.
Gerakan perdamaian Israel juga mengkritik langkah pemerintah mengijinkan pembangunan pemukiman. Menurut organisasi "Peace Now", 85% dari Maaleh Adumim, kawasan pemukiman terbesar di Tepi Barat, merupakan milik pribadi warga Palestina. Sejumlah aktivis perdamaian berunjuk rasa hari Senin (08/09) di Tepi Barat.
"Mereka merampas wilayah Palestina. Tidak mungkin mewujudkan perdamaian dengan adanya semua pemukiman ini", kata aktivis perdamaian Israel, Sussan Moses.
Unjuk rasa juga dilakukan pemukim Israel. Seperti Senin lalu, Selasa ini beberapa ratus warga Yahudi bertekad akan menentang pembekuan apapun terhadap pembangunan pemukiman di Tepi Barat. Israel yang memerintah negeri ini, bukan AS, demikian antara lain teriakan para pengunjuk rasa.
Beberapa bulan terakhir Washington menekan Isarel, sekutu utamanya, untuk menghentikan semua kegiatan pemukiman guna menghidupkan lagi perundingan damai Israel-Palestina yang mandek sejak Desember.
Sementara ini AS dan Israel menegosiasikan kompromi, rumah-rumah yang sudah mulai dibangun akan dilanjutkan, tetapi yang belum, sama sekali ditunda.
Tapi bagi para pemimpin pemukim Yahudi, pembekuan sebagian juga tidak dapat diterima, karena tidak sesuai dengan berkembangnya populasi pemukim Yahudi di Tepi Barat.
RP/HP/afp/dpa/rtr