Pakistan Blokir Akses You Tube
27 Februari 2008Iklan
Pakistan sudah sering mendapatkan pengalaman buruk dengan kemarahan publik akibat publikasi yang menyerang Islam. Seperti yang terjadi di negara berpenduduk Muslim lainnya, beberapa pekan lalu protes massa menentang cetak ulang karikatur Muhammad dari Denmark juga terjadi di Pakistan.
Hari Minggu (24/02), pemerintah di Islamabad mengadakan gerak cepat, memblokir situs internet video You Tube. Pasalnya, situs tersebut menayangkan iklan film politisi nasionalis Belanda yang kritis terhadap Islam, Geert Wilders, yang bernada penghinaan terhadap Islam.
Menteri Telekomunikasi Pakistan Abdullah Riar mengumumkan langkah pemerintahnya itu. Lebih lanjut dikatakan Abdullah Riar, "Kami harus bertindak cepat ketika terjadi penayangan gambar yang bersifat menghina Tuhan dan harus cepat mengantisipasi ancaman keamanan lingkunngan. Saat ini situasi keamanan di Pakistan sangat kritis. Fanatisme dan ekstremisme saat ini tengah mencapai puncaknya di Pakistan. Penayangan video semacam itu tentu mengganggu upaya perlawanan menentang ekstremisme dan terorisme."
Kendati operator internet Pakistan berhasil menutup akses ke situs You Tube selama dua jam pada hari Minggu (24/02) tersebut, para pengguna internet di Pakistan tidak kalah pintar. Mereka berhasil mengakses You Tube melalui salah satu operator layanan internet yang menggunakan ruter dari luar negeri. Pakistan segera mencabut perintah blokir itu setelah You Tube mengumumkan bahwa video yang bernada menghina Islam tersebut dihapus dari situsnya dan mengatakan tidak bermaksud mencetuskan kemarahan publik internasional. Sebagian pengguna internet di Pakistan juga sependapat dengan pemerintahnya bahwa video semacam itu pasti menghina perasaan umat Islam di Belanda. Tetapi kritik tetap ditujukan kepada pemerintah Pakistan mengenai alasan penutupan seluruh akses ke situs You Tube dan tidak menghubungi langsung pihak yang berwenang di perusahaan pengelola situs tersebut. Tapi Menteri Telekomunikasi Pakistan Abdullah Riar mengatakan, pemerintahnya tidak dapat menunggu lama dan You Tube langsung memuat video tersebut di situsnya tanpa menelitinya terlebih dulu. Abdullah Riar mengatakan, "Kebebasan informasi memiliki tanggung jawab. Jika tidak dilakukan secara bertanggung jawab dan menyalahgunakan kebebasan ini, kelompok masyarakat atau kelompok agama berhak untuk menentangnya." Aksi pemblokiran yang dilakukan Pakistan sebenarnya sejak lama menjadi tema perdebatan internasional. Akhir pekan lalu, tidak hanya pengguna internet Pakistan yang tidak dapat mengakses You Tube selama dua jam, tapi juga pengguna internet internasional. Keputusan pemerintah Pakistan akhir pekan lalu itu mengundang perhatian internasional dan motif politis di balik itu juga dipertanyakan. Sejak pemberlakuan keadaan darurat November tahun lalu, kebebasan media di Pakistan terus berkurang. Dikhawatirkan, pemerintah Pakistan dapat saja mengulangi aksinya, memblokir akses You Tube, jika terdapat video yang bernada memojokkan Presiden Pervez Musharraf. Tapi pemerintah di Islamabad menyangkal tudingan itu dan pemblokiran dilakukan karena terdapat video yang bernada provokasi. Lebih lanjut diungkapkan Abdullah Riar, "Kami tidak memiliki sikap anti situs You Tube. Tapi akibat keterbatasan teknis sistem internet di Pakistan, kami tidak mungkin memblokir akses ke salah satu isi portal itu, tapi malah memblokir seluruh akses ke seluruh portal itu." Peristiwa pemblokiran You Tube memiliki beragam dimensi. Tak hanya menyoroti kebebasan pers dan kebebasan mengakses informasi di Pakistan, namun juga menyoroti seberapa bebasnya pengguna internet internasional dan pengelola portal video semacam You Tube dalam menggunakan situs tersebut. Lebih lanjut juga dipertanyakan bagaimana batasan isi yang dapat ditoleransi semua pihak.(ls)
Kendati operator internet Pakistan berhasil menutup akses ke situs You Tube selama dua jam pada hari Minggu (24/02) tersebut, para pengguna internet di Pakistan tidak kalah pintar. Mereka berhasil mengakses You Tube melalui salah satu operator layanan internet yang menggunakan ruter dari luar negeri. Pakistan segera mencabut perintah blokir itu setelah You Tube mengumumkan bahwa video yang bernada menghina Islam tersebut dihapus dari situsnya dan mengatakan tidak bermaksud mencetuskan kemarahan publik internasional. Sebagian pengguna internet di Pakistan juga sependapat dengan pemerintahnya bahwa video semacam itu pasti menghina perasaan umat Islam di Belanda. Tetapi kritik tetap ditujukan kepada pemerintah Pakistan mengenai alasan penutupan seluruh akses ke situs You Tube dan tidak menghubungi langsung pihak yang berwenang di perusahaan pengelola situs tersebut. Tapi Menteri Telekomunikasi Pakistan Abdullah Riar mengatakan, pemerintahnya tidak dapat menunggu lama dan You Tube langsung memuat video tersebut di situsnya tanpa menelitinya terlebih dulu. Abdullah Riar mengatakan, "Kebebasan informasi memiliki tanggung jawab. Jika tidak dilakukan secara bertanggung jawab dan menyalahgunakan kebebasan ini, kelompok masyarakat atau kelompok agama berhak untuk menentangnya." Aksi pemblokiran yang dilakukan Pakistan sebenarnya sejak lama menjadi tema perdebatan internasional. Akhir pekan lalu, tidak hanya pengguna internet Pakistan yang tidak dapat mengakses You Tube selama dua jam, tapi juga pengguna internet internasional. Keputusan pemerintah Pakistan akhir pekan lalu itu mengundang perhatian internasional dan motif politis di balik itu juga dipertanyakan. Sejak pemberlakuan keadaan darurat November tahun lalu, kebebasan media di Pakistan terus berkurang. Dikhawatirkan, pemerintah Pakistan dapat saja mengulangi aksinya, memblokir akses You Tube, jika terdapat video yang bernada memojokkan Presiden Pervez Musharraf. Tapi pemerintah di Islamabad menyangkal tudingan itu dan pemblokiran dilakukan karena terdapat video yang bernada provokasi. Lebih lanjut diungkapkan Abdullah Riar, "Kami tidak memiliki sikap anti situs You Tube. Tapi akibat keterbatasan teknis sistem internet di Pakistan, kami tidak mungkin memblokir akses ke salah satu isi portal itu, tapi malah memblokir seluruh akses ke seluruh portal itu." Peristiwa pemblokiran You Tube memiliki beragam dimensi. Tak hanya menyoroti kebebasan pers dan kebebasan mengakses informasi di Pakistan, namun juga menyoroti seberapa bebasnya pengguna internet internasional dan pengelola portal video semacam You Tube dalam menggunakan situs tersebut. Lebih lanjut juga dipertanyakan bagaimana batasan isi yang dapat ditoleransi semua pihak.(ls)
Iklan