‘Menyalip’ Tesla, Mobil Otonom VW Berhasil Curi Perhatian
20 Juni 2025Jika tinggal di wilayah pedesaan Jerman, tentu kendaraan pribadi akan sangat dibutuhkan karena sulitnya menemukan kendaraan umum atau bahkan hampir tidak ada. Beralih menggunakan kendaraan listrik tidak otomatis menyelesaikan masalah emisi dan kepadatan lalu lintas, kendaraan listrik membutuhkan banyak sumber daya (meski bukan lagi minyak), butuh banyak ruang dan jalanan, juga tempat parkir.
Ideal jika orang-orang beralih menggunakan taksi robot (robotaxi). Bertahun-tahun projek mobil otonomi telah diuji coba terutama di Cina dan AS. Jerman kini sedang mengujinya. Namun, izin tipe kendaraan otonom tanpa pengemudi atau yang disebut sistem Level 4, belum ada di Jerman - meskipun secara hukum dimungkinkan di Jerman dan Uni Eropa, menurut Otoritas Transportasi Motor Federal. Ini berarti bahwa pengenalan kendaraan otonom di ranah nasional masih butuh waktu.
Robotaxi di tahun 2026: VW ingin jadi pemasok utama di Eropa
Kini Volkswagen (VW) melakukan pengembangan besar pada model van elektrik otonomnya, The ID Buzz AD. Produsen mobil Jerman tersebut merilis versi mobil van listrik tanpa pengemudi ini di Hamburg, Selasa(17/6). Van ini rencananya mulai digunakan di Hamburg dan Los Angeles pada tahun 2026.
"Van ini tidak dirancang untuk skala kecil,” Jelas Christian Senger, jajaran direksi VW Commercial Vehicles yang bertanggung jawab untuk proyek kendaraan otonom. Lebih dari 10.000 kendaraan akan di produksi di pabrik VW di Hannover oleh VW Commercial Vehicles. "Kami percaya akan menjadi supplier utama van elektrik otonom ini di Eropa.”
VW telah berhasil menggandeng uber. April lalu, kedua perusahaan menyepakati perjanjian kerja sama di AS - Uber berencana membeli hingga 10.000 van listrik otonom ini dalam jangka waktu 10 tahun.
Satu langkah lebih unggul dari Tesla
ID Buzz AD telah selangkah lebih maju. Elon Musk mengumumukan akan merilis versi robotaxi otonomnya, SUV model Y, pada Minggu mendatang (22/6). "Kami masih paranoid soal keselamatan, tanggalnya bisa saja berubah,” jelas Musk pada platform X-nya. Rencananya hanya 10 hingga 20 kendaraan dioperasikan di kota Austin, Texas.
Musk berharap dalam beberapa bulan kedepan robotaxi Tesla berkembang hingga 1000 unit bahkan akan berjumlah ratusan ribu pada akhir tahun 2026. Sebelumnya Musk mengumumkan bahwa fitur kemudi otonom akan dapat diaktifkan oleh para pemilik kendaraan Tesla di beberapa negara bagian US tahun 2019 -namun janji ini belum berhasil dipenuhi.
Google dan Amazon yang turut ramaikan pasar
Anak perusahaan Google, Waymo bahkan telah melaju lebih cepat. Waymoo telah beroperasi di beberapa kota di AS dan tiap minggunya menyelesaikan hingga 250.000 pesanan taksi. Waymoo mengonversi mobil-mobil jaguar menjadi kendaraan listrik. Waymo berencana menambah armadanya menjadi dua kali lipat di tahun depan.
Amazon juga tidak mau kalah saing, lewat perusahaan robotaxi Zoox melayani pesanan robotaxi di Las Vegas dan San Francisco.
Cina kian melesat
Pesaing Google di Cina yakni Baidu telah mengoperasikan sekitar 1000 armada robotaxi Apollo Go yang telah menyelesaikan 1.4 juta perjalanan pada kuartal pertama tahun ini. Perusahaan Cina lainnya seperti Pony.ai, memiliki lebih dari 300 armada robotaksi dan menargetkan hingga 3.000 kendaraan untuk beroperasi di akhir tahun 2026. Sedangkan perusahaan WeRide telah memiliki sekitar 400 armada.
Goldman Sachs memperkirakan bahwa pada tahun 2030, akan ada sekitar 500.000 robotaxi yang beroperasi di lebih dari 10 kota di China. Di Cina, operasi kendaraan otonom bukan lagi pertanyan. Perusahaan dituntut untuk secara strategis memanfaatkan perkembangan pesat kendaraan otonom secara komersial. Masa depan Robotaxi cukup menjanjikan, menurut Goldman Sachs total potensi pendapatan sektor robotaxi Cina mencapai 54 juta USD tahun ini (setara 884 miliar rupiah) dan dapat mencapai 47 miliar USD (770 triliun rupiah) pada tahun 2035.
VW andalkan pembeli korporat hingga asosiasi transportasi umum
VW tidak menargetkan ID Buzz AD untuk kalangan privat. Sebaliknya ingin menargetkan korporat, bisnis rental armada, asosiasi transportasi. Tawaran VW ini lengkap dengan perangkat lunak, aplikasi pemesanan, manajemen armada, dan paket perawatan. Di Hamburg, misalnya, perusahaan tersebut bekerja sama dengan asosiasi penyedia transportasi umum, HVV. Nota kesepahaman telah ditandatangani dengan Otoritas Transportasi Berlin (BVG).
VW berharap untuk menerima persetujuan untuk pengoperasian kendaraan tanpa pengemudi di Eropa dan AS pada akhir tahun 2026. Pengemudi sebelumnya diwajibkan ada untuk menjamin keselamatan, tidak lagi diperlukan. Ini akan menjadi persetujuan pertama yang dikeluarkan Eropa kendaraan otonom Level 4, menurut VW.
Ada satu masalah. Kendaraan otonom akan turut mengancam ‘pendapatan' industri mobil tradisional Jerman. Awalnya akan sulit mendapatkan keuntungan, namun menurut Senger dalam jangka panjang, kendaraan otonom adalah masa depan yang menguntungkan dan menjanjikan dibanding bisnis mobil tradisional. "Inilah kesempatan besar untuk menciptakan peluang masa depan bagi VW Group,” jelasnya.
Harga pastinya belum diumumkan, tetapi ID Buzz AD sepertinya tidak murah. Menurut Senger, pembeli harus mengeluarkan uang sekitar enam digit euro (miliaran rupiah) untuk mendapatkan mobil tersebut.
Pendanaan publik diperlukan
Akibatnya, biaya yang harus dikeluarkan oleh operator transportasi akan menjadi mahal. Oleh karena itu, Asosiasi Operator Angkutan Umum Jerman (VDV) menyerukan strategi pembiayaan jangka panjang yang terkoordinasi secara nasional dan peningkatan pasar yang didukung oleh dana publik.
Pemerintah federal Jerman dalam perjanjian koalisinya menyatakan: "Kami akan menjadikan Jerman sebagai pasar terdepan untuk kendaraan otonom dan akan mengembangkan serta mendanai bersama kawasan percontohan dengan negara bagian." Pendanaan awal sekitar tiga miliar euro (56 triliun rupiah) diperlukan untuk transformasi dari proyek percontohan menjadi operasi reguler, jelas Ingo Wortmann dari VDV.
Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Sorta Caroline
Editor : Hendra Pasuhuk