Euro Berjaya di Tengah Ketegangan Pasar Global
17 April 2025Mata uang euro telah menguat lebih dari 10% terhadap dolar AS sejak Januari, mencapai nilai tukar 1,1369 dolar per euro pada hari Senin (14/04).
Sebagian besar kenaikan nilai euro disebabkan oleh banyaknya investor yang hengkang dari dolar AS, akibat kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump, misalnya seperti tarif tinggi 145% terhadap Cina. Namun kekuatan mata uang ini juga mencerminkan semakin tumbuhnya kepercayaan terhadap ekonomi zona euro.
Zona euro yang terdiri dari 20 negara ini bangkit dari resesi ringan pada 2023, dengan pertumbuhan 0,8% pada tahun lalu dan diproyeksikan meningkat ke angka 1,3% pada 2025.
Namun, tarif 20% yang akan diberlakukan AS terhadap impor dari Uni Eropa—yang saat ini ditangguhkan selama 90 hari—masih dapat mengusik prospek tersebut.
Antisipasi terhadap pemulihan Eropa di tengah ketidakpastian ekonomi AS, banyak investor asing mengalihkan kapital mereka dari dolar ke saham dan obligasi Eropa, semakin menguatkan nilai euro.
Selisih suku bunga AS- zona euro membesar
Kekuatan euro juga dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga yang berbeda. Sementara Bank Sentral AS menurunkan suku bunga, Bank Sentral Eropa (ECB) tetap tegas karena inflasi yang tinggi di beberapa negara zona euro. Suku bunga AS yang lebih rendah membuat dolar jadi kurang menguntungkan, sehingga investor lebih memilih euro.
Namun, fluktuasi mata uang sebesar 10% dalam beberapa bulan cukup jarang, dan euro semakin dilihat sebagai penyeimbang dolar di tengah ketegangan geopolitik ini, karena ketakutan semakin berkembang bahwa tarif Donald Trump bisa memicu resesi ekonomi AS.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Kepala Ekonom di Berenberg Bank, Holger Schmieding, mengatakan: "Trump merusak kepercayaan pada rasionalitas kebijakan AS, prospek pertumbuhan AS jangka panjang, dan keberlanjutan keuangan publiknya. Akibatnya, dolar kehilangan sebagian nilainya, tetapi euro tidak benar-benar menjadi alternatif."
Schmieding juga mengutip kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh agenda perdagangan Trump terhadap ekonomi global, yang katanya "dapat membebani pertumbuhan zona euro dan memerlukan respons dari ECB dengan lebih banyak pemotongan suku bunga."
Stimulasi Jerman sebagai pemicu kepercayaan
Paket pengeluaran besar Jerman yang melibatkan belanja pertahanan, infrastruktur, dan perlindungan iklim, yang disetujui oleh parlemen bulan ini, melibatkan stimulus fiskal signifikan sebesar €1 triliun selama dekade berikutnya.
Pengumuman ini semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap euro, memperkuat lonjakan yang signifikan mata uang ini, dengan menunjukkan dukungan ekonomi jangka panjang di jantung zona euro.
Sebagian besar pengeluaran Jerman akan dibiayai melalui obligasi baru, yang meningkatkan imbal hasil dan menarik investor asing.
Commerzbank, pemberi pinjaman terbesar kedua di Jerman, memprediksi rasio utang negara ini bisa mencapai 90% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dekade mendatang, yang akan membuat aset yang denominasi euro menjadi lebih menarik.
Mungkinkah obligasi bersama membantu euro?
Mengingat rencana pengeluaran militer yang ambisius ini, Rebecca Christie, seorang rekan senior di lembaga pemikir Bruegel yang bermarkas di Brussel, bergabung dengan seruan untuk penerbitan utang zona euro bersama, yang sering disebut "eurobond".
"Obligasi bersama adalah kekuatan yang layak diperkuat—menciptakan program lanjutan untuk rencana pemulihan pascapandemi akan mengumpulkan uang dan mendorong dunia untuk bertransaksi dalam euro," ujar mantan ekonom ECB, Rebecca Christie.
Penciptaan "eurobond" ini didukung oleh negara-negara Eropa Selatan tetapi ditentang oleh negara-negara Eropa Utara, termasuk Jerman.
Pro dan kontra euro yang lebih kuat
Kekuatan mata uang Uni Eropa saat ini adalah berkah bagi konsumen dan bisnis, yang dapat membeli produk buatan AS dengan harga yang lebih rendah—meskipun banyak orang Eropa memboikot barang-barang AS, menyalahkan langkah perdagangan agresif Trump.
Pariwisata ke AS dari Eropa juga menjadi sedikit lebih murah, sementara komoditas yang dihargai dalam dolar, seperti minyak dan gas, menjadi lebih terjangkau. Ini adalah bantuan yang disambut baik oleh produsen zona euro yang masih bergulat dengan tingginya biaya energi akibat invasi penuh Rusia ke Ukraina.
Christie mencatat bahwa maskapai penerbangan dan militer Eropa juga dapat diuntungkan dari harga pesawat baru yang lebih murah, yang juga dibeli dalam mata uang dolar.
"Pada saat yang bersamaan, beberapa eksportir Eropa mungkin merasakan dampak dari barang-barang mereka yang menjadi sedikit lebih mahal untuk seluruh dunia," katanya.
Jerman dipandang sebagai yang paling rentan terhadap penguatan euro, karena ekspor menyumbang sekitar setengah dari PDB negara itu tahun lalu.
Mata uang yang lebih kuat membuat harga mobil, mesin, dan bahan kimia Jerman menjadi lebih mahal di saat ekonomi terbesar Eropa ini sudah kesulitan dengan harga energi yang tinggi, permintaan global yang lemah, dan persaingan sengit dari Cina.
Meskipun beberapa pedagang mata uang memprediksi euro bisa menguat lebih jauh terhadap dolar sebelum akhir tahun, sebagian besar bank investasi terkemuka memprediksi bahwa euro akan bertahan di level saat ini.
"Semua sangat tidak pasti saat ini, dan belum jelas apakah euro akan terus naik terhadap dolar atau berhenti. Untuk saat ini, euro masih berada dalam kisaran historisnya," kata Christie dari Bruegel.
*Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
Editor: Agus Setiawan