Parlemen Selandia Baru menunda pemungutan suara hingga Juni terkait usulan skorsing tiga anggota parlemen Māori. Mereka melakukan haka tahun lalu sebagai protes terhadap RUU Prinsip-Prinsip Perjanjian yang dinilai mengancam hak-hak suku Maori. RUU tersebut kini telah ditolak, namun aksi protes itu memicu kontroversi.
Sejumlah anggota parlemen menyebut aksi haka itu sebagai intimidasi. Komite Hak Istimewa mengusulkan skorsing tujuh hari untuk Hana-Rawhiti Maipi-Clarke dan 21 hari untuk Debbie Ngarewa-Packer. Jika disetujui, ini akan menjadi skorsing terpanjang dalam sejarah parlemen.
Pihak Te Pāti Māori menilai reaksi parlemen berlebihan dan mengabaikan isu utama, yaitu ancaman terhadap hak-hak Māori. Mereka menegaskan bahwa protes tersebut adalah bentuk perlawanan sah. Selama skorsing, anggota tidak digaji dan kehilangan hak suara.