Lagi, Penculikan di Perbatasan Pakistan
4 Februari 2009Pakistan menempatkan sekitar 100.000 petugas keamanan di kawasan perbatasan dengan Afghanistan. Namun, mereka tetap kewalahan menghadapi aksi intimidasi kelompok Taliban setempat. Kelompok radikal itu berupaya menakut-nakuti pekerja bantuan internasional dengan serangan bom bunuh diri dan surat-surat ancaman.
Diduga, penculikan John Solecki, kepala Badan Pengungsi PBB UNHCR di Quetta adalah bagian kampanye intimidasi Taliban. Hampir 35.000 keluarga melarikan diri dari daerah perbatasan karena ancaman kelompok radikal Islam itu, demikian menurut laporan UNHCR. Juru bicara Badan urusan Pengungsi PBB (UNHCR) di Islamabad Anwaar Ul Haque:
"Situasinya memang sulit dan sebagian staf asing organisasi internasional meninggalkan kawasan ini, tapi masih ada staff lokal, mereka tetap bertugas. Lembaga PBB tetap kontak dengan pihak berwenang Pakistan, baik di tingkat nasional dan daerah. Pemerintah berupaya membantu agar organisasi bantuan dapat melanjutkan pekerjaannya."
Selama ini, pemerintah Pakistan berkonsultasi dengan petinggi Taliban setempat bila melakukan upaya pembangunan kembali di suatu kawasan. Tapi belakangan, kelompok militan di bawah pimpinan Hafiz Gul Behadur memerintahkan kepala suku lokal untuk tidak mendukung proyek pembangunan pemerintah. Termasuk pembangunan sekolah dan rumah sakit yang dikelola oleh militer atau lembaga non-pemerintah asing.
Pengamat politik dan jurnalis Raheemullah Yusufzai menjelaskan mengapa proyek rekonstruksi menjadi sasaran Taliban:
"Kaum militan menolak kehadiran organisasi non-pemerintah. Mereka beranggapan, lembaga-lembaga itu didanai oleh barat dan pihak asing ingin mencampuri urusan internal mereka, baik itu isu lokal maupun keagamaan."
Warga lokal yang mendukung proyek militer Pakistan harus siap menerima konsekuensinya, demikian menurut selebaran yang diluncurkan Taliban. Belakangan, kelompok radikal Taliban di Pakistan berhasil mencatat sejumlah keberhasilan. Wilayah kekuasaan mereka meluas dan tak hanya mencakup Waziristan Utara, Bajaur dan Swat. Selasa (03/02) kemarin, kelompok militan berhasil meledakkan sebuah jembatan yang merupakan jalan penghubung penting untuk melintasi lembah Khyer. Serangan-serangan ini mengguncang keamanan di kawasan dan mengancam kehidupan penduduk sipil setempat. Kembali jurnalis Raheemullah Yusufzai:
"Pemerintah menggagas sejumlah upaya tapi mungkin tidak ada tindak lanjutnya. Militer dan pemerintah menerima pukulan hebat oleh kelompok militan. Saya kira, semua pihak terlalu menganggap enteng kekuatan kelompok radikal. Militer Pakistan mencoba masuk kawasan itu tapi mereka kalah dengan angka korban tinggi. Jika operasi itu dilakukan segera, mungkin situasinya lebih terkontrol."
Di kawasan perbatasan terus terjadi bentrokan berdarah antar pasukan pemerintah dan kelompok radikal. Militer Pakistan melaporkan, 35 anggota Taliban tewas dalam pertempuran di Lembah Swat, Selasa (03/02) kemarin. Dan yang menjadi korban adalah penduduk setempat. Situasi yang tidak aman menyebabkan ratusan ribu orang terpaksa mengungsi dari kawasan perbatasan di provinsi barat laut Pakistan. (zer)