Konflik Timur Tengah
29 Desember 2008Harian Perancis Le Figaro yang terbit di Paris berkomentar:
Solusinya terutama terletak di tangan bakal presiden AS Barack Obama. Prioritas lain untuk presiden AS di samping krisis ekonomi, Afghanistan dan Irak itu adalah situasi di Timur Tengah. Karena konflik antara Israel dan Hamas sudah berlangsung lama Obama harus mencapai usulan baru secepat mungkin yang dapat diterima kedua belah pihak. Tuntutan Israel yang mendukung Obama selama kampanye pemilu, adalah jaminan keamanan. Untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak lawan itu akan sulit karena banyak pelaku, tidak hanya dari pihak Palestina yang ingin balas dendam terhadap pendahulu Barack Obama, George W. Bush.
Harian Hongaria Nepszabsag yang terbit di Budapest berkomentar:
Israel tidak bisa dengan mudah percaya bahwa bisa membebaskan diri dari Hamas dengan cara tunduk kekerasan. Palestina harus mengeluarkan kelompok ini dari jajaran sendiri, tetapi ini tidak akan dapat segera terjadi. Di bagian dunia Islam ini para kelopok radical masih mempunyai reputasi yang diperhitungkan karena mereka tidak korup. Ini berbeda dengan pemerintahan dari Mesir sampai Pakistan yang moderat dan pro Barat.
Harian Spanyol ElPaís yang terbit di Madrid berkomentar:
Seruan perdamaian dan kata-kata baik tidak membantu memecahkan konflik Timur Tengah. Tindakan konkrit dari Masyarakat dunia internasional adalah satu-satunya kesempatan, untuk mengakhiri drama tersebut. Negara-negara Arab harus mengisolasi Hamas dan mencabut bantuan hingga organisasi radikal Islam bersedia untuk tidak lagi menggunakan kekerasan. Dalam konflik tersebut AS dan Uni Eropa tidak dapat hanya menjadi penonton. Kita tidak dapat menyetujui semua aksi Israel seperti yang diliakukan Washington. Negara-negara barat harus membatasi perdagangan dan menekan dengan sanksi politik sampai Israel bersedia untuk melakukan perundingan yang serius.
Harian Inggris The Times yang terbit di London berkomentar:
Penarikan tentara Israel dari Jalur Gaza tiga tahun yang lalu adalah trauma untuk negara tersebut. Politikus Israel mengatakan bahwa Hamas kehilangan kesempatan. Kandidat Perdana Menteri, yakni Menteri Luar Negeri Zipi Livni dan pemimpin oposisi Benjamin Netanjahu sudah mengumumkan akan menyingkirkan Hamas dengan kekerasan militer. Dalam pemilu yang akan datang, bulan Februari ada kemungkinan besar peristiwa tersebut akan terjadi dan ini bukan kebetulan. Tapi dampak bidang kemanusiaan akan mengerikan. Para pemimpin Israel harus berpikir apakah pertumpahan darah akan membawa keamanan untuk negaranya. (sk)