Konflik di Mesjid Merah Pakistan
5 Juli 2007Petugas keamanan Pakistan akhirnya menangkap pemimpin kelompok radikal yang berusaha melarikan diri dari Mesjid Merah yang terkepung aparat kepolisian dengan menyamar sebagai perempuan. Bentrokan bermula hari Senin lalu, ketika sekitar 50 santri menyerang petugas jaga sebuah kantor pemerintah tak jauh dari Mesjid Merah. Ketengangan akhirnya memuncak menjadi pertempuran hebat sejak Selasa kemarin dengan 16 orang tewas dan puluhan lain luka-luka.
Maulana Abdul Aziz, ulama radikal itu, mengenakan burqa hitam lengkap, dan berjalan bersama 6 santri perempuan yang menyerah. Namun polisi perempuan mencurigainya karena postur tubuh dan cara berjalannya berbeda. Santri perempuan Mesjid Merah yang menyerah memang diizinkan pulang setelah didata.
Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Informasi Pakistan, Tariq Azeem, telah menyerukan amnesti bagi para santri dan aktivis yang menyerahkan diri kepada aparat keamanan.
“Kita katakan bahwa akan ada amnesti menyeluruh kepada mereka yang menyerahkan diri. Kami tetap berharap tanpa mesti menumpahkan darah dan menggunakan kekerasan orang-orang di dalam mesjid akan menyerahkan diri dan senjata berserta seluruh amunisi. Mereka juga mesti menyerahkan orang-orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan orang-orang yang tak bersalah”
Para pemimpin mesjid merah telah lama dikenal dengan ajaran yang cenderung radikal. Mereka mensahkan aksi bom bunuh diri dan perjuangan Taliban. Adik Maulana, Abdul Rashid Gazi yang juga memimpin madrasah perempuan yang berdekatan dengan Mesjid Merah dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu menyatakan
“Jika ada tirani melawan terhadap suatu bangsa Islam mengajarkan kami untuk melawannya dan membela diri. Taliba melakukan pembelaan diri. Karena tentara Amerika mendarat di Afghanistan tanpa alasan seperti di Irak. Kedua tempat mereka melakukan pembelaan diri. Melawan tirani, melawan agresor”
Hubungan para pemimpin Mesjid Merah di ibukota Pakistan, Islamabad, dengan Taliban telah lama diendus pemerintah.
Menteri Informasi Pakistan, Tariq Azeem
“ Kami tahu bahwa kedua bersaudara ini berhubungan dengan Taliban di perbatasan. Karena mereka melakukan hubungan teratur. Beberapa orang yang berada di perbatasan Afghanistan dan Pakistan telah menggunakan pidato kedua bersaudara ini dan menyebarkannya melalui pemancar FM ilegal”
Meski para pemimpin mesjid merah mulai tertangkap dan menyerahkan diri konflik di dalam lingkungan mesjid belum reda. Ulama radikal Maulana Abdul Aziz yang tertangkap saat melarikan diri menyebutkan 700 santri permepuan dan 250 laki-laki bertahan di dalam mesjid. Beberapa menyandang senjata serbu AK-47. Senjata tersebut menurut Aziz diperoleh dari para sahabat.
Dalam beberapa bulan terakhir, para ulama Mesjid Merah mengirim para santri untuk menculik orang-orang yang dituduh pelacur dan sejumlah aparat kepolisian. Mereka juga memaksa penutupan sejumlah bioskop.