260609 Islamkonferenz Bilanz
26 Juni 2009Menteri Dalam Negeri Jerman Wolfgang Schäuble mengatakan dari awalnya, tidak ada yang mengharapkan semua masalah dapat dipecahkan tiga tahun setelah Konferensi Islam yang pertama digelar. Tetapi Schäuble puas dengan hasil yang telah diraih selama ini.
“Dalam tiga tahun ini kita membuat kemajuan dalam banyak hal-hal praktis dan dalam masalah-masalah yang konkrit. Terutama dalam masalah hubungan antara masyarakat Muslim dan Non-Muslim di negara ini tumbuh atmosfir dialog yang lebih terbuka, tidak hanya di Konferensi Islam ini, melainkan juga diluar. Masyarakat Muslim sendiri juga sekarang lebih menyadari kehidupan mereka yang beraneka ragam dan penuh dengan perbedaan dan dapat menerimanya,” demikian Schäuble.
Permulaan yang baik ini harus dilanjutkan di tahun-tahun mendatang, hal ini ditekankan oleh Menteri Schäuble. Juru bicara Dewan Koordinasi Muslim di Jerman, Ayyub Axel Köhler, mendorong dilanjutkannya Konferensi Islam ini. Ada banyak pengalaman positif dalam dialog dengan para politisi dan masyarakat umum. Dialog tingkat nasional ini semakin marak di kalangan masyarakat Jerman. Oleh karena itu Köhler berpendapat, bahwa hal ini harus dilanjutkan.
Keanekaragaman kehidupan masyarakat Muslim di Jerman diperjelas sebuah studi dinas urusan migrasi Jerman. Studi ini menunjukkan terdapat 4,3 juta orang Muslim di Jerman yang berasal dari 49 negara. Hampir setengahnya mempunyai kewarganegaraan Jerman.
Menurut studi yang juga lebih berkonsentrasi pada masalah-masalah yang dihadapi anak sekolah ini, bukan lah sebuah fenomena masal jika hanya ada sekelompok kecil murid sekolah tidak dapat ikut serta dalam karya wisata sekolah, dalam pelajaran olah raga dan pelajaran berenang.
Menteri Dalam Negeri Jerman Schäuble menyarankan untuk membuat studi khusus tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan sekolah. Dalam hal ini juga harus dibahas tentang masalah jilbab, bulan Ramadan, karyawisata dan pelajaran olah raga. Kaum Muslim tidak boleh merasa didiskriminasi. Tema ini akan dibahas di dalam pertemuan konferensi menteri kebudayaan KMK selanjutnya, demikian papar Henry Tesch, menteri pendidikan dari negara bagian Mecklenburg-Vorpommern dan ketua konferensi menteri kebudayaan Jerman
Menteri Dalam Negeri Jerman Wolfgang Schäuble juga menekankan, bahwa yang menentukan adalah penerapannya di masyarakat. Contohnya apakah orang dapat kuliah Teologi Islam di universitas. Ini merupakan hal yang harus ditentukan masing-masing negara bagian dan hanya dapat dilakukan jika mereka bekerja sama dengan organisasi-organisasi Islam. Kemitraan dengan perwakilan-perwakilan Muslim dari berbagai negara Islam juga masih harus dikembangkan.
Sabine Ripperger / Anggatira Rinaldi
Editor: Agus Setiawan