Konferensi Donor Palestina Sepakati Bantuan Milyaran Euro
18 Desember 2007Sejumlah harian internasional dalam tajuknya mengomentari konferensi donor Palestina yang digelar di Paris. Kawasan otonomi Palestina berada di ambang keruntuhan ekonomi serta humaniter, dan sekarang hendak dibantu pada menit-menit terakhir.
Harian Swiss Basler Zeitung yang terbit di Basel dalam tajuknya berkomentar :
Bantuan uang saja tidak mungkin menciptakan perkembangan. Ekonomi Palestina hanya dapat pulih dan menjadi landasan bagi sebuah negara Palestina yang dapat mandiri di masa depan, jika Israel mengubah politiknya di kawasan pendudukan. Konkritnya, jika Israel membongkar seluruh barikade jalanan dan pos-pos pengawas di kawasan Palestina serta mengakhiri blokade Jalur Gaza. Tapi sejauh ini tidak ada pertanda bahwa Israel siap memberikan konsesi semacam itu.
Harian Perancis Le Monde yang terbit di Paris dalam tajuknya berkomentar :
Uang yang dikumpulkan di Paris untuk warga Palestina, menegaskan sebuah rekor yang menyedihkan. Dihitung per kapita, warga Palestina adalah rakyat yang mendapat bantuan terbesar di seluruh dunia. Akan tetapi, akibat berbagai pembatasan dan blokade, standar kehidupannya malahan terus merosot. Bank Dunia setiap tahunnya mengulang peringatan yang serupa, tanpa kebebasan bergerak, bantuan internasional bagi ekonomi Palestina tidak akan banyak membantunya untuk mandiri. Israel juga harus menyadari, keamanan negaranya tidak akan terjamin, selama di depan pintunya tumbuh subur kesengsaraan dan keputus-asaan.
Juga harian Ingris The Times yang terbit di London menyoroti hambatan bagi pertumbuhan ekonomi Palestina. Dalam tajuknya harian ini berkomentar :
Perkembangan di Jalur Gaza tetap suram. Situasi di Tepi Barat Yordan kelihatannya lebih cerah. Baik Israel maupun negara-negara barat bersepakat untuk membantu Mahmud Abbas, dan dengan itu hendak didemonstrasikan ganjaran bagi kesediaannya untuk berunding. Akan tetapi, pembatasan kebebasan bergerak yang diterapkan Israel bagi warga Palestina, merupakan hambatan berat bagi normalnya aktivitas ekonomi. Walaupun dilontarkan banyak janji, kemungkinan besar hambatan ini akan terus diterapkan.
Dan terakhir harian Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung yang terbit d Frankfurt am Main berkomentar :
Amatlah jelas, untuk mendirikan sebuah negara Palestina merdeka, menimbang kondisi ekonominya yang buruk, dukungan yang lebih besar mutlak diperlukan. Akan tetapi bantuan ekonomi jangka panjang itu hanya akan berkembang, jika dapat diciptakan persyaratan politik yang mendukungnya. Jika Israel dan Palestina dapat mencapai kesepakatan damai. Dan jika Israel tidak lagi mencekik ekonomi Palestina, melainkan membiarkannya tumbuh dan berkembang. Serta jika warga Palestina tidak hanya sekedar berbicara mengenai sebuah negara yang merdeka dan dapat hidup, akan tetapi juga berusaha keras untuk mewujudkannya.