Kondisi Pekerja Asal Afrika di Italia Mengkhawatirkan
20 Desember 2008Organisasi Dokter Tanpa Batas Negara untuk wilayah Italia kritik kondisi kerja pendatang gelap Afrika di selatan negeri itu. Ribuan imigran di sana dalam kondisi yang, menurut organisasi tersebut, tidak bisa diterima untuk sebuah negara anggota G8.
"Saya harus katakan, saya tidak percaya di sini terjadi hal semacam itu, situasi yang bahkan belum pernah saya lihat di negara yang terbelakang. Kondisi kerja dan kehidupan orang-orang ini tidak manusiawi." Tandas Cristina Falconi dari organisasi bantuan Dokter Tanpa Batas Negara cabang Italia.
Falconi adalah koordinator untuk Italia Selatan. Ia dan rekan-rekannya menemukan banyak kasus di Gioia Tauro, sebelah utara Calabria, dimana pekerja musiman diperlakukan seperti budak. Kondisi ini dialami sekitar 1500 imigran dari Afrika yang kebanyakan tidak memiliki ijin tinggal resmi.
Mereka datang lewat perjalanan laut yang penuh resiko ke Lampedusa, dimana kini mereka menjadi pekerja gelap musim panen di perkebunan jeruk. Antonio Virgilio, petugas lokal dari organisasi Dokter Tanpa Batas Negara tahu betul berapa upah yang diperoleh para imigran gelap.
"Untuk 10 sampai 12 jam kerja mereka mendapat 15 sampai 20 Euro, terkadang lebih kecil. Di Apulien misalnya, mereka dibayar antara 2,5 sampai 3 Euro untuk memanen 350 Kilo tomat. Diantaranya juga ada perempuan hamil. Mereka semua betul-betul diperas tenaganya dan kalau mengeluh, kadang-kadang malah dipukul."
Upah yang tidak seberapa itu harus mereka bayarkan untuk tempat tinggal yang kondisinya pun tidak manusiawi. Tidak ada kamar mandi ataupun WC. Tidak ada air bersih, listrik dan pemanas. 40 orang berjejalan di satu kamar yang lantainya tidak beralas. Suhu yang dingin, memperburuk situasi, kata Cristina Falconi. Malam hari sangat lembab dan mereka tidur tanpa pelindung atau penghangat. Tidak heran jika kemudian banyak di antara mereka yang sakit parah.
"Suatu hari mereka menyalakan api di kamar, untuk memasak dan menghangatkan badan. Tapi itu malah menambah masalah untuk lingkungan yang sudah tidak sehat itu. Karena asap yang dihasilkan beracun, membuat orang tidak bisa bernafas. Kami pernah mengalaminya di suatu bangunan dan baru beberapa menit saja kami terpaksa keluar dengan mata berair." Cerita Falconi.
Sebagai tindakan darurat, Dokter Tanpa Batas Negara membagikan 1.500 paket bantuan darurat. Di dalamnya terdapat antara lain kantong tidur dan peralatan kesehatan.
September lalu, dinas pemerintah yang bertanggungjawab untuk wilayah Calabria menjanjikan bantuan. Sampai sekarang tidak ada buktinya. Karena itu organisasi Dokter Tanpa Batas Negara mengirim tim beranggota dokter dan penerjemah ke wilayah tersebut, untuk sedikitnya memberi layanan medis yang paling dibutuhkan.
Masalah eksploitasi pekerja musiman gelap di Italia senantiasa muncul dan hilang. Banyak imigran yang setelah musim panen usai di satu daerah, berpindah ke daerah lain. Karena itu muncul anggapan bahwa ada campur tangan pedagang manusia dari mafia. Dan bahwa sikap tidak mau tahu kolektif dari dinas pemerintah, ikut memainkan peran.
Terlepas dari itu, situasi yang terjadi di Calabria tidaklah layak untuk sebuah negara yang menjadi anggota G8, kelompok negara-negara industri dengan cap maju dan kaya, kata 'Dokter Tanpa Batas Negara'.
Sejauh ini tidak ada reaksi dari pemerintah Italia.