Kenya Hentikan Operasi Transplantasi Ginjal Usai Laporan DW
18 April 2025Pemerintah Kenya mengonfirmasi pada Kamis (17/04) bahwa mereka bertekad akan menghentikan operasi transplantasi ginjal di sebuah rumah sakit, yang menjadi sorotan internasional terkait kasus perdagangan organ tubuh manusia.
Pengumuman ini disampaikan beberapa hari setelah DW bersama media Jerman lainnya, "Der Spiegel" dan "ZDF" merilis laporan tentang kasus di Rumah Sakit (RS) "Mediheal” di Kenya.
Ungkap jaringan perdagangan ginjal di Kenya
Laporan itu menulusuri jalur para penjual dan pembeli organ ilegal, menganalisis sejumlah dokumen, serta mewawancarai para pelapor dan tenaga medis.
Laporan ini mengungkap jaringan internasional yang mengeksploitasi anak-anak muda Kenya butuh uang dengan mudah dan cepat, serta pasien lanjut usia yang putus asa dan sangat membutuhkan ginjal untuk menyelamatkan hidup mereka.
Koresponden DW di Nairobi, Felix Maringa melaporkan, respons pemerintah Kenya tergolong cepat, dimulai dengan ditutupnya operasi transplantasi organ tubuh di rumah sakit itu.
"Sebuah komite baru telah dibentuk untuk menyelidiki praktik pelanggaran etika di RS Mediheal, sistem pengawasan yang ada, serta hak-hak pasien terkait donasi ginjal,” ujar Maringa.
"Dua pejabat kementerian kesehatan juga telah diskors,” lanjutnya. Kedua pejabat itu diduga menghalangi penyelidikan pada rumah sakit tersebut pada 2023 lalu.
Kementerian Kesehatan Kenya juga telah menangguhkan izin praktik dokter asing yang terlibat, yang sebagian besar berasal dari Pakistan dan India.
Laporan kasus Mediheal dijegal
Pemerintah Kenya mengeluarkan pernyataan resmi pada Kamis (17/04), di mana Menteri Kesehatan Aden Duale tampil di hadapan media untuk mengumumkan upaya-upaya pemerintah itu.
Duale mengakui, pemerintahnya sudah mengetahui soal tuduhan terhadap RS Mediheal, dan menyatakan bahwa pada Desember 2023, departemennya telah memulai misi pencarian fakta lintas bidang untuk menindaklanjuti "keprihatinan yang sangat serius” ini.
Namun, ia mengakui bahwa laporan penyelidikan itu tidak ditandatangani karena adanya "perbedaan pendapat” di antara anggota komite.
"Sayangnya, laporan itu juga tidak diserahkan secara resmi kepada kementerian kesehatan untuk ditindaklanjuti,” kata Duale kepada wartawan.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengumumkan dijatuhkannya skors terhadap dua pejabat tinggi kementerian kesehatan, yakni Dr. Maurice Wakwabubi dan Dr. Everlyne Chege.
"Langkah ini diperlukan untuk menghindari potensi konflik kepentingan dan memastikan bahwa penyelidikan lanjutan akan berjalan secara independen dan objektif, sesuai dengan hukum yang berlaku,” bunyi pernyataan kemenkes.
Ingin pulihkan kepercayaan publik
Duale mengatakan, kementrian kesehatan di Nairobi telah membentuk tim penyelidikan baru yang lebih menyeluruh.
Ia menyatakan, kementerian akan melakukan "audit komprehensif terhadap seluruh operasi transplantasi ginjal” selama lima tahun terakhir.
"Komite ini diharapkan menyerahkan laporannya dalam waktu 90 hari," kata Duale.
Selain menangguhkan seluruh izin praktik dokter asing di rumah sakit itu, pemerintah Kenya juga akan meninjau kembali dan mengaudit semua tenaga medis asing di Kenya, kecuali yang berasal dari Komunitas Afrika Timur (EAC).
"Saya ingin menegaskan kembali komitmen kuat kementian kesehatan Kenya untuk melindungi hak, keselamatan, dan martabat pasien,” ujar Duale.
Menteri Duale menambahkan, Kementrian Kesehatan Kenya juga berkomitmen untuk "memulihkan ketertiban, kepercayaan publik, dan keyakinan terhadap sistem kesehatan di Kenya.”
*Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Khoirul Pertiwi
Editor: Agus Setiawan