Kenapa Pemilu Greenland Jadi Sorotan Dunia?

Partai Demokraatit yang beroposisi telah dianggap sebagai pemenang pemilu parlemen Greenland (Grinlandia). Sejauh ini, penghitungan sudah hampir selesai dilakukan, dengan total 90% surat suara.

Demokraatit, partai yang disebut kurang mendukung kemerdekaan Grinlandia dalam waktu dekat ini, juga tidak juga menyetujui niat pendudukan AS di Pulau Arktika. Mereka unggul dengan perolehan suara sebesar 29,9%.

Pemilu parlemen Grinlandia yang berlangsung pada Selasa (11/03) tengah menjadi sorotan dunia usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyatakan niatnya untuk menguasai Pulau Arktika tersebut.

Bagaimana selanjutnya?

Dalam pemilihan parlemen Grinlandia ini, sedikitnya ada 40.000 pemilih yang dapat memberikan suaranya. Akan ada 31 kursi di parlemen yang diperebutkan.

Setelah 90% surat suara dihitung di ibu kota Nuuk, Partai Demokraatit yang merepresentasikan dirinya sebagai "liberal sosial" dinyatakan menang telak dan tidak dapat dikalahkan. Hal ini berdasarkan informasi dari lembaga penyiaran publik KNR.

Hanya saja, hasil resmi pemilihan umum di Grinlandia butuh waktu beberapa minggu untuk disahkan oleh komisi pemilihan umum.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Meskipun bidang kesehatan dan pendidikan merupakan isu utama dalam kampanye, perdebatan mengenai hubungan masa depan Grinlandia dengan Denmark tetap mendominasi pemilu dadakan ini.

Grinlandia adalah wilayah yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah kendali Denmark. Namun, Kopenhagen mengatur urusan luar negeri, pertahanan, dan kebijakan moneter Grinlandia.

Para pendukung prokemerdekaan berharap untuk mendapatkan mandat yang kuat supaya dapat mempercepat Grinlandia mendapatkan kedaulatan secara penuh.

Pemilu legislatif Grinlandia ini dapat menentukan jalan menuju kemerdekaan. Hal ini terjadi usai Donald Trump mengumumkan niatnya untuk mencaplok wilayah otonom Denmark itu.

Kenapa jadi sorotan internasional?

Pemilu ini telah menarik perhatian dunia karena upaya Trump yang terus berlanjut untuk mengintervensi lanskap politik pulau tersebut.

Sejak masa jabatannya yang kedua ini, Trump kembali menunjukkan ketertarikannya yang kuat terhadap Grinlandia, lewat pernyataannya untuk menguasai wilayah Arktika tersebut "dengan berbagai macam cara".

Upaya dan pernyataannya di menit-menit terakhir untuk mempengaruhi pemilu telah memicu rasa heran dan penolakan dari penduduk Grinlandia.

Grinlandia telah menjadi kawasan otonom yang lebih besar sejak tahun 2009, tapi klaim sepihak Trump yang berulang kali menyebabkan ketidakpastian tentang masa depan Grinlandia.

"Saya pikir sebagian besar dari kita telah merasa takut sejak tahun baru (2025) karena kepentingan (Trump),” kata Pipaluk Leynge, seorang anggota parlemen dari partai penguasa Inuit Ataqatigiit, kepada Associated Press.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Grinlandia menolak menjadi bagian dari AS.

Selain masalah keamanan, faktor ekonomi kemungkinan juga menjadi tujuan AS dalam mencaplok Grinlandia.

Pulau ini diyakini memiliki cadangan minyak, gas, emas, uranium, dan seng, terutama di wilayah selatannya. Karena perubahan iklim mengubah lanskap ekologi Grinlandia, sumber daya ini mungkin menjadi lebih mudah untuk ditambang, sehingga meningkatkan signifikansi geopolitik pulau ini.

mh/yf (AP, DPA)