Kembalinya Hansi Flick yang ‘Membangkitkan’ Barcelona
11 April 2025Sempat dicemooh habis-habisan sebagai pelatih pertama Jerman yang dipecat, pria Jerman berusia 60 tahun ini memulihkan reputasinya di Barcelona, memulihkan skuad yang 'sakit' kembali menjadi salah satu skuad hebat di Eropa.
Mengapa penunjukan Flick sebagai pelatih Barcelona begitu mengejutkan?
Kegagalan Jerman di Piala Dunia 2022 di Qatar jadi pukulan telak reputasi Flick yang sebelumnya begitu sukses di level klub bersama Bayern München.
Pemilihan skuad yang dilakukan Flick banyak menuai kritik, juga strategi pressing tidak membuahkan hasil di level internasional. Meskipun Jerman tidak terkalahkan dalam 10 pertandingan, penampilannya di Qatar adalah yang terburuk. Kekalahan di pertandingan pembuka melawan Jepang menjadi awal dari akhir bagi Jerman. Di Piala Dunia Qatar, Tim Panzer untuk kdeua kalinya berturut-turut tersingkir di babak grup.
Hal-hal lain yang terjadi di luar lapangan, seperti keputusan timnas Jerman yang memprotes isu-isu hak asasi manusia di Qatar, tidak membantu. Namun bagi pelatih yang pernah memenangkan sextuple bersama Bayern München, ini adalah kejatuhan dramatis. Flick dipecat setelah di kandang kalah dari Jepang pada September 2023.Banyak kalangan beranggapan, kembali menjadii pelatih tampaknya tidak mungkin bagi dia.
Mengapa menjadi pelatih Barcelona begitu berisiko?
Menjadi pelatih salah satu klub bergengsi di dunia, tentu memberi beban berat dan ekspekstasi tinggi untuk menang. Tiba di Barcelona untuk menggantikan legenda klub tersebut, Xavi, Flick harus berjuang di sebuah kota baru dengan tim yang memiliki bahasa dan budaya yang berbeda.
Selain itu, mengambil alih Barcelona berarti mendapatkan tantangan yang lebih besar lagi. Klub Katalonia ini tengah bergulat dengan masalah finansial yang berdampak pada berbagai aspek operasional klub. Mereka tidak dapat mendaftarkan pemain baru, seperti Dani Olmo dan Pau Victor, pada awal musim karena peraturan Financial Fair Play (FFP) yang ketat di La Liga.
Klub berusaha mengatasi masalah ini dengan mengais pendapatan dari penjualan kursi VIP di Camp Nou yang telah direnovasi. Kisah ini berakhir pada bulan Januari ketika La Liga secara resmi mendaftarkan para pemain Barcelona. Namun, sebuah tinjauan dari La Liga mengungkapkan bahwa pendapatan yang di klaim klub tersebut tersebut tidak masuk ke dalam laporan keuangan klub yang telah diaudit, alhasil Maret lalu pendaftaran para pemain tersebut dibatalkan.
Meskipun Dewan Olahraga Spanyol mendukung Barcelona pada bulan April dengan mengizinkan Olmo dan Víctor untuk bermain pada sisa musim ini, ketidakstabilan keuangan terus menjadi rintangan dalam pendaftaran pemain dan juga untuk manajemen klub.
Selain kendala keuangan, Barcelona juga tidak bermain di stadion ikonik mereka, Camp Nou, karena stadion ini sedang dalam renovasi besar-besaran untuk memodernisasi fasilitas dan meningkatkan kapasitasnya. Stadion ini rencananya baru akan kembali beroperasi pada Juni 2026.
Bagaimana Flick mengubah Barcelona?
Barcelona di bawah asuhan Flick melanjutkan lagi strategi pressing yang lebih intens dibanding saat klub ini berada di bawah asuhan Xavi, meneruskan gaya permainan Flick saat di Bayern. Hal ini membuat banyak lawan kewalahan karena pendekatan dengan pressing tinggi dan transisi yang cepat kian melengkapi DNA klub tersebut, sembari juga menambahkan intensitas dan vertikalitas yang sangat dibutuhkan. Kedisiplinan tim ini juga meluas ke lini pertahanannya. Dalam tiga bulan pertama musim ini, jebakan offside Barcelona membuahkan 100 keberhasilan, dan menyebabkan 13 gol dianulir.
Keraguan direkrutnya pelatih Jerman kian mereda, dibuktikan lewat kemenangan mengesankan 4-0 atas mussuh bebuyutannya, Real Madrid. Setelah kemenangan tersebut, legenda klub Sergio Busquets mengakui, "Saya tidak menyangka semuanya berjalan secepat ini.”
Marc Casado, gelandang berusia 21 tahun, digadang sebagai pemain yang paling berhasil merepresentasikan strategi Flick, namun tidak ada pemain yang lebih diuntungkan dengan kehadiran Flick selain Raphinha. Winger asal Brasil ini mengakui bahwa ia awalnya tidak begitu merespon baik pembicaraan dengan Flick terkait posisinya dalam tim. Namun, sikap Raphinha yang menerima secara fleksibel arahan Flick membuatnya ditunjuk sebagai salah satu kapten klub dan kemudian menjadi salah satu pemain yang tampil cemeralng di musim ini.
Di bawah asuhan Flick, para pemain memiliki peran yang jelas dan memainkan sepak bola yang lebih cepat dan sederhana - tanpa kehilangan kemampuan individu. Dia telah berhasil menggabungkan kekuatan tradisional Barcelona (permainan teknis di lini tengah) dengan prinsip-prinsip sepak bola Jerman (kecepatan, vertikalitas, dan kekuatan fisik).
Apa yang bisa dicapai Barcelona di bawah asuhan Flick?
Baru setahun menjabat, Flick membawa Barcelona semakin dekat untuk menyabet treble. Barcelona akan menghadapi Real Madrid di Final Piala Raja Spanyol, memimpin La Liga dengan empat poin dengan delapan pertandingan tersisa dan berada di perempat final Liga Champions. Treble terakhir Barcelona diraih pada musim 2014-2015 di bawah asuhan Luis Enrique.
Flick tahu bagaimana cara memenangkan treble, setelah melakukannya di tahun 2020 bersama Bayern München. Dan dałam perjalanan merebut Piala Champions di tahun 2020 tersebut, Bayern berhasil mengalahkan Barcelona 8-2 di perempat final.
Dalam pekerjaan yang jarang memberikan kesempatan kedua kepada pelatih, terutama di level tertinggi, Hansi Flick telah mencapai lebih dari yang diharapkan banyak orang setelah ia dipecat dari jabatannya sebagai pelatih Jerman. Kini ia berada di ambang salah satu kebangkitan kepelatihan terhebat di era modern.
Artikel ini diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris
Artikel diadaptasi oleh: Sorta Lidia Caroline
Editor: Yuniman Farid