Keadaan Darurat di Pakistan
5 November 2007Ditetapkannya status keadaan darurat di Pakistan membuat sorotan dunia dialihkan ke negara di Asia Selatan tsb. Presiden Pervez Musharraf dinilai melakukan kudeta untuk kedua kalinya. Harian Inggris The Independent yang terbit di London dalam tajuknya berkomentar : Negara barat memiliki kesalahan besar memicu perkembangan situasi negativ di Pakistan. Presiden Pervez Musharraf memperhitungkan dengan tepat kelemahan serta kesalahan barat, memberinya peranan sebagai pembantu AS yang kini menjadi polisi dunia. Jika di masadepan Pakistan kehilangan statusnya sebagai negara sahabat barat, tanggung jawab Musharraf relatif kecil. Kesalahan terbesar dibebankan di pundak negara-negara barat, yang memaksa penguasa Pakistan itu mengikuti tekanan strategi sesuai kehendak barat. Seharusnya negara-negara barat justru menekan Pakistan untuk memulihkan demokrasi, menetapkan jadwal pemilu serta menghentikan aksi kekerasan terhadap lembaga kehakimannya. Situasi saat ini hanya punya satu kemungkinan, yakni memacu kekacauaan terus menerus di Pakistan.
Harian Spanyol El Pais yang terbit di Madrid juga mengomentari kesalahan barat, khususnya AS dalam perkembangan situasi di Pakistan. Dalam tajuknya harian ini menulis : Langkah presiden Pervez Musharraf dengan membatalkan hak warga sesuai konstitusi, mengerahkan militer ke jalanan, menguasai televisi dan radio, melakukan penangkapan massal tokoh oposisi dan pembela hak warga, semuanya sesuai dengan buku panduan kudeta. Langkah Musharraf ke arah nihilisme ini, memicu mimpi buruk baru dalam politik luar negeri presiden AS, George W.Bush. Sebab seorang diktator yang negaranya berada di kawasan krisis yang juga memiki senjata atom, dan selama ini didukung sepenuhnya oleh AS, kini membuat keputusan yang meningkatkan secara dramatis destabilisasi di negaranya sendiri.
Harian Swiss Tages-Anzeiger yang terbit di Zürich berkomentar : Jika negara atom Pakistan bergoyang, dunia juga ikut guncang. Sekarang guncangannya jauh lebih berbahaya dibanding beberapa tahun sebelumnya. Sebagian kalangan bahkan sudah menyebutkan Pakistan sebagai sebuah negara yang gagal. Kekacauan politik sudah sulit disembuhkan. Negara itu tercabik-cabik. Kelompok ekstrimis Islam menguasai hampir seluruh kawasan di negara atom yang kini sedang terguncang itu. Inilah yang paling menakutkan dunia. Sebab, sikap tangan besi Musharraf hanya akan membangkitkan kekuatan kelompok militan.
Terakhir harian Belanda De Volkskrant yang terbit di Den Haag dalam tajuknya berkomentar : Penetapan situasi darurat adalah strategi jenderal Pervez Musharraf untuk mengukuhkan kekuasaannya. Sebab terbukti haluan zig zag dari tahun sebelumnya semakin melemahkan posisinya. Karena itulah AS dan Eropa merasa tidak puas. Memang hubungan dengan sebuah pemerintahan yang tidak stabil, tapi memiliki senjata atom, harus mengedepankan sikap berhati-hati. Akan tetapi dalam jangka panjang, dari sebuah rezim yang mempertahankan kekuasaannya dengan moncong senjata, tidak dapat diharapkan muncul hal yang baik.