Kantor PBB di Gaza Diserang Israel
15 Januari 2009Kamis pagi (15/01), tampaknya upaya perundingan gencatan senjata mulai menunjukkan hasilnya. Hamas mengatakan pada Mesir akan menyetujui perjanjian gencatan senjata selama satu tahun jika Israel menarik mundur seluruh pasukannya dalam lima hingga tujuh hari dan membuka kembali pintu perbatasan ke Jalur Gaza secepatnya, demikian diungkapkan Hamas kepada kantor berita Reuters.
Selain itu, seorang sumber anonim mengatakan Mesir sudah mengungkapkan usulan Hamas kepada Israel. Amos Gilad, penasihat menteri pertahanan Israel juga berangkat ke Kairo untuk berbicara dengan juru runding Mesir. Para pemimpin Israel dijadwalkan akan mengeluarkan keputusan secepatnya, setelah delegasi Israel kembali dari Kairo.
Di pagi yang sama, militer Israel memulai serangan paling hebat dalam perang Gaza. Panser merangsek masuk ke arah pusat kota Gaza City. Saksi mata melaporkan artileri berat Israel memuntahkan amunisinya dan senapan mesin menyalak tiada henti-hentinya. Pejuang Palestina membalas tembakan Israel dengan granat dan roket anti panser. Setidaknya 15 warga Palestina tewas dalam pertempuran itu. Kepanikan melanda Gaza City.
“Sejak fajar saya lihat banyak keluarga berlarian menyelamatkan diri, perempuan, anak-anak, laki-laki. Sebagian berlarian tanpa alas kaki dan menggendong anak-anak, bayi di pelukan mereka dan berusaha mendorong kursi roda anggota keluarganya yang cacat atau menggendongnya. Mereka berlarian ke arah pusat kota, atau tepatnya rumah sakit Shifa dan kamp pengungsi Shati,” ujar Fawaz Abu Shita, pekerja stasiun penyiaran Jerman ARD di Gaza.
Seperti yang sudah terjadi beberapa hari sebelumnya, pasukan Israel juga mengarahkan senapan mereka ke arah warga sipil. Israel juga membombardir kantor badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan pengungsi Palestina UNRWA. Pekerja PBB melaporkan, tiga bom fosfor dilemparkan ke dalam halaman kantor UNRWA. Sebagian gudang bahan makanan UNRWA habis dilalap api. Serangan tersebut mengakibatkan setidaknya tiga orang terluka. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon yang sedang berada di Israel untuk mengupayakan gencatan senjata, menunjukkan kemarahannya dalam jumpa pers di Tel Aviv.
„Saya sudah menyampaikan protes dan keberatan kepada menteri pertahanan dan menteri luar negeri, serta meminta penjelasan komprehensif. Menteri pertahanan Barak mengatakan pada saya itu merupakan kekeliruan besar dan menyikapinya dengan serius,“ kata Ban.
Dalam kesempatan sama, Presiden Israel Shimon Perez menyayangkan insiden penyerangan kantor UNRWA. "Kami menyesalkan adanya selubung asap di sekitar gedung UNRWA. Kami tidak akan pernah menyerang gedung UNRWA dan ada tembakan dari arah gedung itu. Untung saja tidak ada korban tewas, tapi saya tegaskan sejak awal, bahwa kami tetap menghormati UNRWA dan akan terus begitu,“ ungkapnya.
John Ging, direktur UNRWA di Gaza menyangkal adanya tembakan dari arah kantornya.
Gedung pusat media Al Shurouq di Gaza juga menjadi sasaran serangan Israel. Di gedung itu, media-media asing menempatkan perwakilannya. Sejak awal perang Gaza, pekerja media yang berkantor di gedung Al Shurouq meminta Israel untuk tidak menyerang gedung tersebut. Tapi, Kamis kemarin, menurut pengakuan wartawan Reuters, terjadi ledakan di lantai 13 dan 14.
Rumah sakit Al Quds di Gaza City juga menjadi sasaran Israel dan terbakar. Sejumlah dokter dan petugas medis di rumah sakit itu dikabarkan terjebak api.
Bagi Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steimeier yang berangkat ke Israel dalam rangka misi gencatan senjata, Kamis kemarin merupakan pukulan balik. Usai pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri Israel Livni, Steinmeier mengatakan, "Kami tentu juga membicarakan perkembangan perang. Tentu kita lihat, pertempuran semakin hebat dalam beberapa hari terakhir, keadaan warga sipil semakin menyedihkan dari akhir pekan lalu. Merekalah yang menjadi alasan mengapa saya dengan rekan dari Prancis Rabu malam (14/01) kembali menyerukan pihak yang berkonflik untuk meletakkan senjata, melakukan jeda perang, memberikan kesempatan bagi warga sipil untuk mengumpulkan bahan pokok.“(ls)